Virtual Influencer: Definisi serta Pro dan Kontranya

Virtual Influencer: Definisi serta Pro dan Kontranya

Pro dan kontra virtual idol
Source: Luxiders

Jika kehadiran robot dalam kehidupan sehari-hari kita masih terdengar seperti utopia, kemungkinan berinteraksi dengan mereka di media sosial bukan lagi ide yang mengada-ada.

Dalam beberapa tahun terakhir beragam brand besar seperti KFC, Balmain, Yoox, dan Renault membuat avatar virtual untuk mempromosikan merek mereka. Beragam manfaat dapat dirasakan dengan hadirnya influencer buatan.

Pun, beragam kekurangan juga didapatkan. Meskipun virtual influencer semacam itu mungkin berbahaya bagi kesehatan mental anak-anak yang menjelajahi media sosial atau menimbulkan risiko bagi model ‘nyata’ untuk kehilangan pekerjaan, brand-brand tersebut tidak akan berhenti memanfaatkan model CG dalam kampanye mereka.

Lalu, Virtual Influencer itu Apa?

Virtual influencer adalah karakter yang dihasilkan komputer yang dapat menjadi seperti manusia, dengan fitur, kepribadian, dan karakteristik yang realistis. Ada juga virtual influencer yang lebih bersifat kartun, dengan Barbie mungkin adalah contoh yang paling dikenal.

Meskipun mereka belum menjadi arus utama pada industri ‘influencer’, mereka tentu saja semakin populer dengan beberapa dari mereka, seperti Lu do Magalu dan Lil Miquela, mengumpulkan jutaan pengikut di Instagram.

Virtual Influencer juga disebut sebagai avatar digital, model CG, atau karakter digital. Dan, meskipun mereka tidak ada di dunia fisik bersama kita, mereka menjalani kehidupan yang sangat sibik di media sosial.

Pencipta dari influencer virtual terdiri dari tim desainer, penulis, dan seniman 3D yang bekerja keras untuk menciptakan karakter digital yang terlihat, bergerak, dan berbicara seperti manusia biasa.

Dan, mereka benar-benar terlihat hidup. Tentu, jika kamu melihat gambar dari virtual influencer selama lebih dari 1,5 detik, kamu dapat merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak sepenuhnya nyata tentang mereka. Mereka terlalu diam, terlalu sempurna, tapi mereka menarik. Itulah yang membuat mereka begitu mengesankan.

Influencer virtual dibuat dan dikelola oleh pembuatnya. Mereka adalah orang-orang yang bekerja menciptakan latar ceritanya, menumbuhkan pengikut di platform media sosial, dan secara keseluruhan mempromosikan akan virtual influencer-nya ini.

Para kreator ini membangun virtual influencer untuk memenuhi kebutuhan dan spesifikasi yang mereka inginkan. Mulai seperti apa penampilan mereka, apa yang mereka kenakan, hingga bagaimana mereka berperilaku. Dan, tentu saja, mereka juga yang mengelola akan kolaborasi yang tercipta.

Seperti robot yang nantinya diprediksi akan berdampingan dengan umat manusia, virtual influencer juga memiliki pro dan kontra akan eksistensinya. Mulai dari anggapan bahwa virtual influencer tidak ‘otentik’, hingga dianggap sebagai alat terbaik untuk strategi marketing karena fleksibilitas dan kesempurnaannya.

Berikut pro dan kontra akan virtual influencer.

Virtual Influencer: Pro

Kemampuan beradaptasi

Sesederhana, kamu tidak dapat mengontrol model manusia, mereka memiliki kehidupan mereka sendiri. Tetapi ketika datang ke model virtual CGI, kamu berada dalam otoritas penuh dari setiap aspek kehidupan mereka, yang membuat mereka lebih mudah beradaptasi. Mereka dapat dibentuk menjadi kapasitas promosi apa pun sesuai keinginan penciptanya.

Keamanan merek

Secara sederhana, model di kehidupan nyata bisa melakukan hal yang menimbulkan kontroversi atau mungkin menjalani kehidupan yang tidak begitu diinginkan dalam persepsi audiens, ini bisa menjadi kemunduran besar dalam strategi branding suatu brand. Tetapi dengan model CGI, itu tidak pernah terjadi karena mereka beroperasi sesuai dengan perintah pembuatnya.

Biaya yang relatif rendah

Memang, virtual influencer top seperti Lil Miquela dapat menghasilkan jutaan dolar per tahun. Namun, secara keseluruhan menggunakan model virtual dibanding model manusia asli adalah cara untuk menekan biaya suatu proyek pengiklanan.

Untuk satu hal, kamu tidak perlu keluar untuk melakukan pemotretan dan semua biaya yang menyertainya yang datang dari menyewa model yang sebenarnya. Virtual influencer juga menurut sifatnya, tidak memiliki batasan dalam hal perbatasan pada suati negara atau bahkan dapat berada di lebih dari satu tempat pada satu waktu.

Virtual Influencer: Kontra

Dapat menyebabkan PHK

Perhatian utama adalah model influencer CGI dapat mengambil pekerjaan dari model nyata dan mendominasi industri beberapa tahun ke depan. Hal tersebut tentunya dapat mengambil mata pencaharian yang sebelumnya didapatkan oleh model nyata.

Mereka tidak nyata

Salah satu keuntungan menggunakan influencer untuk sebuah kampanye adalah, bahwa konsumen menaruh harapan pada apa yang mereka katakan, dan karena itu akan lebih mungkin untuk membeli produk yang sedang mereka kampanyekan.

Secara logis, jika seorang influencer tidak (atau tidak dapat) menggunakan produk tersebut, bagaimana konsumen dapat percaya pada rekomendasi mereka? Lil Miquela tidak bisa memakai Prada di tubuhnya yang tidak ada.

Tentu saja, keaslian lebih dari sekadar menggunakan produk, lagipula, Kylie Jenner mungkin tidak minum banyak Pepsi. Influencer virtual paling canggih masih belum terlihat seperti manusia. Meski kesuksesan yang mereka capai sejauh ini menunjukkan bahwa mereka jauh dari kesalahan fatal, penampilan mereka sepertinya masih mengecewakan bagi sebagian konsumen.

Mereka dianggap ‘toxic’

Sekarang, sudah diketahui bahwa standar tubuh yang tidak realistis yang kita temui di media sosial setiap hari memiliki dampak negatif pada masyarakat. Banyak yang membandingkan diri mereka dengan gambar yang mereka lihat di media sosial, yang kemudian membandingkan dengan tubuh mereka.

Sementara itu, virtual influencer hampir selalu memiliki tubuh yang terpahat sempurna dengan wajah yang sempurna. Mereka tidak pernah lelah, tidak pernah menghadapi kesulitan nyata dan selalu mengatakan hal yang benar.

Baca juga: Apa itu Virtual Influencer? Yuk, Ketahui Informasi Lengkapnya di Sini!


Itulah penjelasan mengenai pro dan kontra akan kehadiran virtual influencer. Segala hal memang selalu memiliki pro dan kontra, sikap yang harus selalu kita ambil adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan baik dengan tetap memperhatikan dampak negatif yang dihasilkan.

Ingin mengetahui hal lain yang berkaitan dengan ‘dunia virtual’? Kunjungi metaNesia dengan klik di sini!

metaNesia, #WhereDreamsComeTrue

Bagikan ini: