Analisis Perkembangan Industri Metaverse: Menarik Perhatian Banyak Pihak

Analisis Perkembangan Industri Metaverse: Menarik Perhatian Banyak Pihak

Metaverse menjadi kosakata baru yang asing, namun familiar di saat yang sama. Banyak orang yang membicarakannya, tapi tak sedikit juga yang belum tahu makna maupun kegunaannya. Meski begitu, banyak industri yang mulai mengaplikasikan metaverse berkat potensinya.

Dunia berbasis virtual reality dan augmented reality ini disebut-sebut memiliki potensi bisnis yang tinggi. Alhasil, pemilik bisnis berbondong-bondong menerapkan platform yang satu ini di produk mereka.

Metaverse pun merambah berbagai pasar, dari industri fashion hingga gaming. Bagaimana tren perkembangan metaverse di berbagai industri?

Metaverse menarik minat banyak orang

Analisis Perkembangan Industri Metaverse
woman doing painting during daytime (Billetto Editorial/unsplash)

Mendadak metaverse. Mungkin dua kata ini dapat mendeskripsikan situasi akhir-akhir ini.

Apalagi, pemerintah Indonesia berencana untuk membangun ibu kota negara baru dalam versi ‘semesta meta’. Tidak hanya itu, prototipe metaverse Indonesia juga akan diperkenalkan pada perhelatan G-20 tahun ini.

Menurut artikel dari Republika, tren metaverse melanda banyak negara. Misalnya, Korea Selatan telah mengumumkan rencana untuk mendirikan metaverse Seoul. Seoul digadang-gadang menjadi kota metropolitan digital pertama di dunia.

Investasi yang diterapkan untuk kota virtual ini pun tak main-main. Modal investasi sebesar 3,9 miliar KRW atau setara Rp 47,3 miliar digelontorkan. Rencananya, metaverse Seoul mencakup balai kota virtual, tempat wisata, pusat layanan sosial, dan berbagai fasilitas masyarakat lainnya.

Tren ini tak lepas dari potensi metaverse itu sendiri yang menjanjikan banyak peluang untuk dieksplorasi. Namun, banyak pihak masih terjebak dalam topik pembicaraan yang sempit. Topik pembahasan terbatas pada penggunaan aset kripto dan NFT (non-fungible token).

Padahal, kehadiran metaverse berpotensi membawa sebuah perubahan struktural bernama revolusi industri kelima (industri 5.0). Meski belum ada definisi resmi terkait revolusi industri 5.0, adanya teknologi seperti artificial intelligence (AI), virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan blockchain dalam satu ekosistem terkoneksi membuat prediksi ini terdengar meyakinkan.

Analisis perkembangan industri metaverse | Metaverse akan mengubah cara manusia berkomunikasi

Kemunculan metaverse diyakini akan menjadi evolusi dari cara manusia berkomunikasi, terutama di media sosial. Komunikasi manusia tidak lagi hanya terpaku pada penggunaan chat atau panggilan video dan suara.

Percakapan tatap muka secara langsung lewat avatar tiga dimensi diprediksi akan menjadi tren di masa depan. Uniknya, percakapan tersebut dapat dilakukan tidak hanya dengan manusia, tetapi juga dengan robot virtual atau dikenal juga dengan chatbot.

Prediksi perubahan cara manusia kita berkomunikasi inilah yang mendorong banyak industri dan market untuk mengaplikasikan metaverse. Misalnya saja, teknologi metaverse kini sudah tak asing ditemui di dunia e-commerce maupun di sektor perbankan. Contoh simpelnya penggunaan chatbot.

Metaverse di sektor perbankan

Metaverse di sektor perbankan
grayscale photo of man holding paper (Museums Victoria/unsplash)

Layanan nasabah perbankan dapat menjadi penggunaan metaverse di dunia nyata. Saat ini opsi saluran yang tersedia untuk nasabah menyampaikan pertanyaan masih belum ideal.

Kunjungan ke kantor bank menguras banyak waktu, panggilan call center dengan biaya pulsa tidak murah. Belum lagi live chat di situs bank yang kurang responsif dan chatbot di aplikasi messanger hanya mengakomodasi pertanyaan umum.

Pada titik inilah metaverse akan menjadi game changer. Layanan nasabah perbankan dapat dirancang lebih personal sesuai kebutuhan masing-masing nasabah. Nasabah dapat berinteraksi dengan personal assistant virtual berbasis AI secara langsung, mudah, efisien, dan spesifik.

Teknologi metaverse di sektor perbankan juga sudah dilakukan oleh bank dalam negeri. Dilansir dari CNBC, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masuk ke dalam ekosistem metaverse dengan kolaborasi bersama WIR Group. Mandiri menggandeng WIR Group agar bisa bersinergi dan mengakselerasi pertumbuhan dan pengalaman baru sambil terus berinovasi.

“Metaverse untuk perbankan akan sangat menarik dan memiliki banyak peluang dan inovasi-inovasi baru yang selama ini belum terlihat,” jelas Timothy Utama, Direktur Information Technology Bank Mandiri.

Layanan perbankan Mandiri di metaverse akan berfokus pada nasabah tanpa melepaskan peran teknologi di dalamnya. Bank Mandiri juga akan memberikan value proposition dan pengalaman perbankan yang terbaik, lebih fresh, serta tetap mengedepankan keamanan dan kenyamanan nasabah dalam mengakses berbagai layanan.

Metaverse di industri manufaktur

Metaverse di industri manufaktur
a man and a woman standing in front of a robot (Natalia Dziubek/unsplash)

Dalam jangka panjang, metaverse akan mendorong pelaku industri manufaktur berpikir ulang untuk tidak hanya bertumpu pada produksi barang fisik. Pemain bisnis didorong untuk mencari jalan keluar untuk menciptakan produk-produk digital berbasis NFT. Produk tersebut nantinya harus dapat dipasarkan secara luas di dunia metaverse.

Produsen sepatu asal Amerika Serikat, Nike, sudah merambah tren metaverse. Nike mengakuisisi perusahaan rintisan bernama RTFK sebagai upaya untuk mempercepat transformasi digital perusahaan, termasuk menjual sneakers dan produk virtual lainnya di metaverse.

Langkah serupa juga diambil oleh Walmart. Raksasa ritel ini dikabarkan telah mengajukan beberapa hak paten atas merek dagang baru untuk membuat dan menjual produk virtual di metaverse, seperti peralatan elektronik, dekorasi rumah, mainan, barang olahraga, dan produk perawatan pribadi.

Namun, keputusan perusahaan korporasi raksasa ini bukan tanpa kontroversi. Apalagi jika mempertimbangkan besarnya usaha mereka, keputusan ini mengundang pro dan kontra di ruang publik.

Bagi kelompok kontra, prediksi tren penjualan barang digital dinilai imajiner. Alasannya, produk digital di metaverse tersebut bukanlah barang kebutuhan primer ataupun sekunder. Tidak ada alasan fundamental fenomena ini akan mendisrupsi tatanan sistem produksi barang yang sudah berjalan saat ini.

Di mana ada yang menantang, ada pula yang setuju. Kelompok pro membangun argumentasinya dari aspek psikologis konsumen yang cenderung irasional. Kebiasaan memamerkan kepemilikan barang dan gaya hidup semakin meningkat seiring dengan kenaikan pendapatan per kapita.

Buktinya, tidak sedikit kaum kelas menengah atas yang berani merogoh kocek dalam-dalam untuk jasa fotografi profesional demi mempercantik tampilan media sosial. Lantas, apa bedanya item digital tersebut dengan mempercantik tampilan seseorang di dunia maya?

Pendapat tersebut menjadi bahan pemikiran sekaligus alasan bagi korporasi papan atas mulai berbondong-bondong untuk merancang produk digitalnya. Sebagaimana media sosial yang menjadi representasi diri penggunanya, prinsip yang sama juga berlaku pada avatar pengguna di metaverse. Penampilan avatar diasosiasikan sebagai lambang status sosial penggunanya di dunia nyata.

Analisis perkembangan industri metaverse gaming

Metaverse di industri gaming
person playing PUBG mobile (SCREEN POST/unsplash)

Market para gamers juga menjadi salah satu yang tak luput dari efek teknologi metaverse. Berbagai pengembang yang menyasar market gaming berlomba untuk menciptakan game yang kompatibel dengan dunia metaverse.

Salah satu pengembang yang menyasar market gaming adalah Roblox. Roblox adalah sebuah platform gaming di dunia maya dan sistem pembuatan permainan yang memungkinkan pengguna memprogram permainan dan memainkan permainan yang dibuat oleh pengguna lain.

Dikutip dari Statista, market game adalah bagian penting dari metaverse yang dapat menarik banyak pengguna baru. Tren market saat ini dalam permainan metaverse termasuk pengalaman multipemain (multiplayer) dan sosial, penggunaan teknologi realitas virtual, hingga permainan metaverse seluler.

Salah satu daya tarik metaverse bagi market game adalah sifatnya yang terus berkembang. Karenanya, inovasi dan eksperimen berkelanjutan juga akan memainkan peran kunci dalam membentuk masa depan game metaverse.

Faktor pertumbuhan yang akan memengaruhi game metaverse termasuk kemajuan teknologi, peningkatan adopsi virtual dan augmented reality, semakin populernya game dan media sosial di dunia virtual, dan personalisasi dan penargetan game ke pengguna individu. Selain itu, ada pula streaming langsung.

Kesuksesan game metaverse seperti Fortnite dan Roblox, salah satu game berbasis metaverse yang sangat populer, juga berkontribusi pada pertumbuhan pasar ini. Kesuksesan game tersebut mendorong pengembang dan perusahaan lain untuk mengeksplorasi peluang di ruang game metaverse. Selain itu, peningkatan pengembangan game seluler dan peningkatan aksesibilitas internet berkecepatan tinggi juga berkontribusi pada pertumbuhan game metaverse.

Masa depan game metaverse diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan CAGR sebesar 41,88% dan mencapai ukuran pasar sebesar $163,4 miliar pada tahun 2030 dilansir dari Statista. Keberhasilan game metaverse seperti Fortnite dan Roblox, serta peningkatan game seluler, dan peningkatan aksesibilitas internet berkecepatan tinggi akan menjadi kontributor bagi pertumbuhan ini.

Dampak metaverse dari sudut pandang ekonomi

Dari perspektif makro, eksistensi metaverse diprediksi akan membawa imbas utama yang saling berlawanan. Destruction effect timbul sebagai dampak disrupsi metaverse terhadap industri yang sangat bergantung pada mobilitas manusia.

Di sisi lain, capitalization effect merupakan konsekuensi atas meningkatnya permintaan barang dan jasa baru, yang pada akhirnya akan menciptakan lapangan kerja baru di industri yang baru. Terlebih lagi, metaverse memungkinkan terjadinya demokratisasi ekonomi di mana semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk menciptakan dan menjual karya digitalnya.


Itulah informasi lengkap mengenai analisis perkembangan industri metaverse. Ingin mencoba menerapkan ternologi pada bisnis? Hubungi MetaNesia dan dapatkan konsultasi gratis dengan tim kami.

MetaNesia merupakan platform metaverse pertama di Indonesia yang juga merupakan bagian dari Telkom Indonesia. Anda juga bisa merasakan keseruan masuk ke dalam dunia virtual dengan mengunduh aplikasi MetaNesia. Yuk unduh hari ini, jangan sampai ketinggalan keseruannya!

Bagikan ini: