Usaha dan Perlawanan Seniman Hasilkan Cara Baru Melawan AI Art

Usaha dan Perlawanan Seniman Hasilkan Cara Baru Melawan AI Art

Berbagai tayangan animasi seperti kartun, komik maupun gambar tidak bisa dipungkiri telah menemani keseharian dan aktivitas banyak orang. Terlebih lagi dengan kepopuleran berbagai animasi favorit dari banyak negara terutama Jepang, Amerika Serikat dan juga Korea Selatan.

Dilengkapi dengan perkembangan internet yang semakin maju, banyak seniman yang kini juga mengunggah hasil gambar maupun karya seni mereka ke banyak media sosial seperti Instagram, TikTok, dan juga Patreon.

Meski demikian, para seniman kini menghadapi sebuah isu besar di mana teknologi baru yakni kecerdasan buatan dapat membuat gambar yang disebut sebagai AI generated images. AI yang awalnya dibuat melalui program komputer kini juga memiliki kesadaran layaknya manusia untuk membuat karya.

Bagaimana perlawanan serta upaya yang telah dilakukan seniman untuk menghadapi masalah ini? Yuk, baca penjelasan lengkapnya di bawah ini!

pembuatan ai art
Why This Award-Winning Piece of AI Art Can’t Be Copyrighted (Kate Knibbs / WIRED)

Kehadiran dan penggunaan artificial intelligence (AI) secara masif | Cara baru melawan AI art

AI atau yang juga disebut sebagai kecerdasan buatan merupakan sebuah inovasi teknologi yang populer pada akhir 2022 silam. Dimulai dengan kehadiran ChatGPT buatan OpenAI, seluruh golongan masyarakat dunia bisa mencoba dan merasakan kecanggihan teknologi ini.

Tinggal masukkan prompt (perintah) yang diinginkan, maka program komputer akan langsung memberikan data maupun analisis yang diminta. Inovasi yang dihasilkan dari AI sendiri membuat banyak berbagai industri penting seperti ritel, manufaktur, FMCG, kesehatan hingga pendidikan perlahan mengadaptasi teknologi ini.

Dilansir dari Kemendikbud, AI merupakan sebuah program komputer yang dirancang sedemikian rupa untuk bisa melakukan berbagai hal mengikuti kepintaran otak manusia. Cikal bakal teknologi ini sendiri sebenarnya sudah ada sejak tahun 1950-an, di tengah era Perang Dingin antara Barat dan Timur.

etika dari pembuatan seni dengan AI
The AI Art Morality Wars Have Arrived (Jeff Hayward / Medium)

Penggunaan artificial intelligence dalam dunia kreatif | Cara baru melawan AI art

Dalam dunia kreatif, beberapa tokoh menggunakan teknologi ini untuk kebutuhan marketing seperti membuat copywriting, membuat komposisi suara latar belakang maupun lagu, teks voice over hingga naskah dari film pendek. Meski demikian, masih banyak seniman serta ahli di industri yang ragu-ragu akan penggunaan AI pada karya seni mereka.

Hal ini dikarenakan kemampuan AI yang terkesan mengulang dan pastinya tidak original, karena mengambil referensi dari gambar maupun hasil karya seniman lain. Salah satu yang paling banyak mendapatkan protes adalah kemampuan prompt untuk menghasilkan AI image, yang ternyata mencuri dan mencampurkan berbagai bagian gambar dari banyak seniman.

Cara kerja AI art

Untuk bisa menghasilkan gambar dari AI, terdapat 2 jenis pola pengolahan yang digunakan pada berbagai tools. Pola yang dimaksud antara lain:

  • Diffusion models

Pola pengolahan ini digunakan pada kebanyakan tool AI yang bisa diakses publik seperti DALL-E, Midjourney dan juga CLIP-Guided Diffusion. Model ini bekerja dengan memulai sekumpulan noise atau sketch kasar yang kemudian diedit secara berurutan mengikuti perintah dari penggunanya.

  • Generative Adversarial Networks (GAN)

Berbeda dengan diffusion models, mode GAN bekerja dengan menggunakan dua sistem deep neural networks. Dari 2 sistem tersebut, salah satu berfungsi sebagai generator network dan juga discriminator network. Kedua sistem tersebut kemudian mengolah dan melatih data yang berada di database, di mana generator network berfungsi untuk memproduksi data baru dan discriminator network berfungsi untuk memisahkan gambar yang asli dan buatan.

penggunaan AI dalam membuat hasil karya seni
Ai-Da Robot with a painting created by her response to an oak tree (Suyin Haynes / TIME)

Respon seniman dalam kehadiran AI Art | Cara baru melawan AI art

Tanggapan kontra

Seniman yang membuat sendiri gambar maupun konsep karya mereka seperti 2D dan 3D Illustrator tentunya merasakan dampak negatif dari kehadiran AI image ini. Meskipun pengguna harus menyusun dan membuat prompt untuk mendapatkan hasil karya yang berkualitas, tetap saja prosesnya jauh lebih cepat dan mudah dibandingkan membuatnya dari awal.

Diketahui ribuan illustrator maupun desainer telah mempromosikan gerakan menolak AI image di berbagai sosial media. Tidak hanya mencuri karya dan gambar yang dibuat oleh seniman, kehadiran teknologi AI ini juga bisa mengambil potensi calon pelanggan yang menggunakan layanan para illustrator.

Daripada membayar jasa illustrator maupun desainer yang biasanya lumayan mahal, tinggal langganan software AI image favorit dan pengguna bisa membuat banyak desain dengan waktu yang lebih cepat serta mudah.

Tanggapan pro

Namun, tidak semua seniman menyatakan ketidak setujuan mereka akan inovasi teknologi ini. Beberapa ilmuwan justru menunjukkan dukungan mereka terhadap alat seni berbasis AI. Meski demikian, memang dibutuhkan beberapa regulasi khusus untuk mengatur penggunaannya.

Beberapa alat seperti DALL-E 2, Midjourney serta Stable Diffusion menggunakan fitur neural networks yang telah dilatih menggunakan ribuan hingga jutaan data gambar. Setelah membaca dan menganalisis data tersebut, alat bisa membaca prompt yang diberikan pengguna dan menghasilkan karya seniman yang sudah rusak, menjadi baru.

Tidak hanya itu, beberapa seniman juga mengaku telah menggunakan alat AI untuk meningkatkan kualitas gambar maupun lukisan yang mereka buat. Karya yang bisa ditingkatkan biasanya dibuat dalam format desain visual, sehingga AI bisa mengutak atik dan menambahkan berbagai peningkatan di banyak aspeknya.

protes desainer terhadap seni buatan AI | Cara baru melawan AI art
Artists protest use of AI-generated artwork on portfolio site Artstation (Ali Shutler / NME)

Alat dan cara baru melawan AI Art

Untuk melawan pencurian data yang semakin menjamur karena kehadiran alat AI, muncul sebuah tool baru bernama Nightshade yang dapat meracuni kumpulan database untuk hasilkan gambar AI. Dengan meracuni database yang dimiliki, alat AI seperti DALL-E dan juga Midjourney akan mengeluarkan gambar yang berbeda, meski pengguna telah memasukkan perintah yang benar.

Sebelumnya, diketahui bahwa beberapa seniman telah menyatakan keberatan mereka akan pencurian hasil karya kepada OpenAI, Meta, Google dan juga Stability AI. Diketahui bahwa institusi teknologi tersebut telah mengambil data pribadi dan juga hasil seni mereka tanpa izin.

Alat Nightshade bekerja dengan menambahkan lapisan pixel tambahan yang tidak terlihat oleh mata manusia namun terdeteksi oleh sistem AI. Dengan menggunakan Nightshade, data dari tool AI yang telah terkumpul kemudian akan “teracuni” dan mengubah prompt yang diminta. Sebagai contoh, jika pengguna meminta tool untuk memunculkan gambar kucing, maka yang muncul adalah gambar anjing.

Nightshade sendiri dibuat oleh beberapa ahli seniman dari University of Chicago, yang dipimpin langsung oleh profesornya bernama Ben Zhao. Selain pembuatan Nightshade, terdapat juga alat lain bernama Glaze yang berfungsi untuk menambahkan “lapisan” tambahan pada gambar yang diunggah ke sosial media.

Untuk menggunakan kedua alat ini, seniman bisa terlebih dahulu mengunggah karya mereka ke Glaze untuk diberikan “lapisan” tambahan, sehingga gambar mereka tidak bisa digunakan kembali oleh tool umum AI layaknya ChatGPT.


Itulah pembahasan serta informasi lengkap terkait kehadiran alat dan cara baru melawan AI art. Suka baca informasi teknologi seperti satu ini? Cek berita menarik lainnya di blog MetaNesia!

MetaNesia merupakan penyedia layanan virtual reality, augmented reality serta platform metaverse pertama di Indonesia. Berada di bawah naungan Telkom Indonesia, MetaNesia telah melayani banyak klien global maupun lokal dari berbagai industri seperti pendidikan, ritel, manufaktur, kesehatan, dan lain sebagainya.

Mau coba gunakan teknologi canggih Telkom Indonesia pada bisnis kamu? Hubungi tim administasi MetaNesia untuk dapatkan konsultasi gratis secara langsung!

Kamu juga bisa mengunjungi dunia virtual metaverse milik MetaNesia. Rasakan pengalaman baru bertemu teman dan mencoba berbagai fitur menarik di dalamnya. Unduh aplikasi MetaNesia dan mainkan di perangkat kamu!

Bagikan ini: