Mengulas Dampak Negatif ChatGPT Terhadap Pendidikan

Mengulas Dampak Negatif ChatGPT Terhadap Pendidikan

Kepiawaian teknologi AI terbaru, ChatGPT dalam memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan manusia sudah tidak perlu diragukan lagi. ChatGPT kerap memberikan jawaban yang akurat dan membantu keperluan manusia. Di sisi lain, ada saja orang yang menggunakan ChatGPT untuk hal negatif, tak terkecuali dalam ranah pendidikan.

Walaupun keberadaan chatbot canggih ini banyak membantu pelajar di bidang akademis, tak jarang para pelajar jadi menyalahgunakan ChatGPT. Dengan adanya teknologi AI ini, tak sedikit pelajar memilih menggunakan ChatGPT sebagai jalan pintas dalam mengerjakan ujian.

Dampak negatif ChatGPT terhadap pendidikan terutama pelajar

Karena ChatGPT dapat memberikan jawaban yang akurat, maka dapat dibilang bahwa teknologi ini sangat berguna di dunia pendidikan. Sayangnya, ada pelajar yang kurang bertanggung jawab dalam menggunakan ChatGPT. Beberapa dari mereka malah menggunakan chatbot ini untuk hal-hal yang dilarang di dunia pendidikan.

Berikut adalah beberapa dampak negatif ChatGPT terhadap pendidikan:

Menjadi sarana untuk menyontek

Ujian
Ujian (StartupStockPhotos / Pixabay)

ChatGPT terbukti dapat menjawab segala jenis pertanyaan dengan tepat. Bahkan, ChatGPT dapat menjawab soal dari ujian jurusan kedokteran, hukum, hingga ekonomi. Maka dari itu, tak sedikit pelajar yang menggunakan ChatGPT sebagai jalan pintas ketika sedang mengerjakan ujian, alias menyontek. 

Menyontek sendiri merupakan wujud tindakan tidak terpuji dari seorang pelajar. Menyontek akan membuat pelajar memiliki kepercayaan diri yang rendah, berani berbohong, hingga jadi malas berpikir.

Malas berpikir

Jadi Malas Berpikir
Jadi Malas Berpikir (Alexandra_Koch / Pixabay)

Dampak negatif ChatGPT terhadap pendidikan yang selanjutnya adalah membuat pelajar jadi malas berpikir. Keberadaan ChatGPT yang mampu memberikan jawaban-jawaban akurat terhadap pertanyaan yang diberikan membuat pelajar tidak perlu berpikir terlalu lama. Sayangnya, hal ini menjadikan pelajar malas berpikir dan kurang kreatif.

Berkurangnya kedisiplinan pelajar

Penggunaan ChatGPT untuk Pendidikan
Penggunaan ChatGPT untuk Pendidikan (Sanket Mishra / Unsplash)

Pelajar biasanya memiliki manajemen waktu dalam belajar. Misal sepulang sekolah mereka harus mengikuti ekstrakurikuler selama 2 jam dan sorenya mengikuti les mata pelajaran selama 3 jam. Namun dengan hadirnya ChatGPT, kedisiplinan pelajar berkurang karena mereka bisa mencari jawaban atau belajar hanya dengan mengetikkan pertanyaan mereka di platform ChatGPT.

Memungkinkan adanya plagiarisme

Plagiarisme
Plagiarisme (www_slon_pics / Pixabay)

Menggunakan ChatGPT sebagai sarana mencari referensi atau bahan untuk mengerjakan sesuatu merupakan suatu cara yang efektif. Walau begitu, tetap saja ChatGPT merupakan sebuah teknologi AI yang diciptakan manusia. Dilansir dari website indiatoday.in, salah satu kekurangan dari ChatGPT adalah menghasilkan tingkat plagiarisme yang tinggi.

Plagiarisme merupakan hal yang sangat terlarang di dunia pendidikan. Teknologi AI yang satu ini akan memberikan jawaban yang mirip atau sama bila tiap pengguna mengetikkan pertanyaan dengan kata kunci yang sama. Maka dari itu, timbullah plagiarisme pada hasil karya pelajar yang menjadi salah satu dampak negatif ChatGPT terhadap pendidikan.

Hasil karya kurang orisinil

Hasil Karya Kurang Orisinil
Hasil Karya Kurang Orisinil (Gavin Allanwood / Unsplash)

Pelajar kerap kali didorong untuk berkarya sesuai dengan imajinasi mereka. Hal ini berguna untuk mengasah kreativitas pelajar serta menghasilkan karya-karya baru. Sayangnya, dengan adanya ChatGPT yang dengan mudah dapat memberikan ide-ide, hasil karya pelajar pun jadi kurang orisinil karena tidak 100% berasal dari pemikiran mereka.

ChatGPT dapat dipastikan mampu membawa dampak positif bagi ranah pendidikan. Baik pengajar maupun pelajar sama-sama bisa menggunakan ChatGPT sebagai kegiatan akademis mereka. Namun, tetap saja ada dampak negatif ChatGPT terhadap pendidikan yang amat disayangkan.

Seperti yang sudah tertulis di atas, dampak-dampak negatif tersebut memungkinkan terjadinya penurunan kualitas SDM. Pelajar yang seharusnya bisa dan mampu berkreasi dengan imajinasi ataupun ide-ide mereka, kini memperoleh alternatif berupa chatbot canggih yang bisa memberi mereka berbagai ide dan jawaban.


Itu tadi adalah beberapa informasi mengenai dampak negatif ChatGPT terhadap pendidikan yang membuat kita harus makin waspada dan bijak dalam menggunakan teknologi AI ini.

metaNesia merupakan digital platform berupa metaverse yang dapat membantu kamu berinteraksi, berkreasi, dan berkolaborasi secara virtual dengan lingkungan digital yang memadai. Apabila kamu tertarik untuk menjual produk digital atau menjalin kerja sama dengan metaNesia, kamu dapat bergabung dengan menghubungi Customer Service kami melalui WhatsApp untuk bertanya. Kamu juga dapat berkonsultasi dengan pihak metaNesia secara gratis.

Kamu juga bisa merasakan pengalaman di metaverse dengan mengunduh aplikasi metaNesia melalui website kami. Ayo rasakan pengalaman yang belum pernah kamu coba sebelumnya melalui metaNesia.

Bagikan ini: