Game Simulasi Metaverse Oleh PBB Resmi Meluncur, Ajak Pelajar Peduli Lingkungan

Game Simulasi Metaverse Oleh PBB Resmi Meluncur, Ajak Pelajar Peduli Lingkungan

Pada akhir Januari lalu, United Nations Environment Programme (UNEP) atau dikenal juga dengan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), meluncurkan game simulasi menggunakan perangkat lunak terbaru. Game ini juga dilengkapi dengan avatar. Game simulasi metaverse PBB ini dinamai Apollo’s Edition.

Gabungan avatar digital dan teknologi terbaru ini menandai usaha Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memasuki era baru, yaitu dunia metaverse. Lewat metaverse, sebuah game akan terasa lebih nyata dan interaktif untuk dimainkan.

Game yang dapat dimainkan melalui platform dunia virtual ini ditujukan bagi anak-anak hingga remaja, yaitu usia 13-18 tahun. Pembelajaran berbasis game ini bisa didapatkan secara gratis. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan material pembelajaran mengenai pentingnya melindungi lingkungan bagi para pengajar.

Penggunaan avatar dalam dunia virtual

Game Simulasi Metaverse dari UNEP
Mengatur Ulang Bumi: Edisi Apollo (ozone.unep.org/Youtube)

Karakter avatar digital dikembangkan menggunakan teknologi motion capture suit yang memiliki 17 sensor dan didukung dengan program kreator 3 dimensi untuk menciptakan visual yang realistik. Hasilnya adalah prototipe dengan gestur dan ekspresi avatar digital yang realistik dan menyerupai manusia nyata.

Murid baskan membuat keputusan

game simulasi metaverse oleh pbb
Gambaran Metaverse (Valeria Goncharenko/Metaverse Post)

The Reset Earth Impact Simulator game milik Perserikatan Bangsa-Bangsa ini menempatkan murid dalam posisi sebagai pengambil keputusan. Sebagai pemimpin dalam game dunia metaverse ini, murid dapat memilih salah satu dari 4 peraturan UNEP untuk melindungi lingkungannya.

Masing-masing dari peraturan tersebut memberikan hasil berbeda yang divisualisasikan dalam game virtual tersebut. Skor yang diperoleh setiap pemain didasarkan pada pemahaman mereka terhadap lapisan ozon, juga fungsi dan manfaatnya.

Simulasi game virtual ini menjadi semacam ilustrasi, bagaimana setiap keputusan akan berdampak pada lingkungan, masyarakat, ekonomi, dan hegemoni politik akan terekam dan dinilai. Didalamnya ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil penilaian mereka.

“Dengan memberikan alat pembelajaran inovatif kepada kaum muda, kami berharap dapat menginspirasi mereka untuk menjadi ilmuwan masa depan dan pembuat kebijakan yang memperjuangkan perlindungan lingkungan,” ungkap Meg Seki, Sekretaris Eksekutif dari Ozone Secretariat.

Materi pembelajaran bisa disesuaikan

contoh tampilan simulasi game di metaverse
Menjelajahi Metaverse: Menggunakan Virtual Reality (Finserving / Finserving)

Sebagai salah satu bentuk inovasi pembelajaran yang modern, pengajar dapat memodifikasi materi sesuai kebutuhan. Artinya, para pengajar bisa melakukan perpaduan materi pada silabus sesuai kelas yang diajarkan. Dengan berupa simulasi game virtual yang memberikan wujud visual maupun suara, pembelajaran akan jadi lebih menarik.

Materi yang bisa didapatkan antara lain video pendek, tugas individu atau aktivitas grup untuk mendorong diskusi antar murid. Tiap silabus pembelajaran dibuat secara fleksibel, sebagai contohnya pengajar bisa memasukkan materi mengenai lapisan ozon dan perlindungan lingkungan ke dalam kurikulum yang sudah ada.

Mengapa menggunakan dunia metaverse?

tampilan game apollo's edition dari pbb
Gambar dari game Reset Earth Impact Simulator (UNEP / Archpaper)

Meskipun masih tergolong sebagai teknologi baru, metaverse dapat dengan cepat diterima sebagai platform pembelajaran, kolaborasi, serta komunikasi. Saat ini sudah ada universitas ternama yang mengaplikasikan teknologi ini ke dalam kegiatan belajar mereka, sebut saja Draper University, Wharton Business School, dan organisasi non-profit asal Jepang, Katariba.

Penggunaan metaverse tidak lepas dari kelebihannya yang bersifat imersif dan menyenangkan. Pengguna bisa berinteraksi layaknya di dunia nyata, seperti bermain hingga menghadiri acara secara virtual.

Sejauh ini perusahaan seperti Microsoft sudah mulai mengeksplorasi kegunaan metaverse dan augmented reality untuk pendidikan melalu HoloLens. Metaverse sendiri mulai naik daun sejak Facebook melakukan rebranding dan mengubah namanya menjadi Meta.

Sejak itu, pemain dari berbagai industri berlomba-lomba mengeksplorasi potensi metaverse. Organisasi non-profit dan non-pemerintah pun mengikuti, termasuk diantaranya Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Meningkatkan kesadaran peduli lingkungan sejak dini

Game simulasi dunia virtual ini memang dibuat dengan tujuan untuk edukasi remaja. Apalagi di era perkembangan teknologi seperti sekarang, kegiatan belajar-mengajar tidak harus monoton dan membosankan.

Simulasi Apollo’s Edition sendiri adalah bagian dari platform pembelajaran Reset Earth milik Perserikatan Bangsa-Bangsa. Isu mengenai lapisan ozon memang sudah gencar disuarakan lewat Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Meskipun dampak kerusakan yang ada sudah bisa dikurangi, tetapi usaha tersebut akan sia-sia jika tidak terus dilakukan di masa depan.

Salah satu usaha nyata untuk melindungi lapisan ozon yang sudah dilakukan adalah melarang bahan kimia yang dapat berkontribusi terhadap menipisnya lapisan ozon. Contoh bahan kimia tersebut adalah chlorofluorocarbons (CFCs) atau dikenal juga dengan nama gas rumah kaca.

Adanya pelarangan ini diharapkan dapat mencegah naiknya suhu panas bumi sebesar 0,5-1 derajat Celcius. Hal ini dibahas dalam laporan dari UNEP.

Pentingnya edukasi generasi muda

simulasi game metaverse reset earth dari pbb
Mengatur Ulang Bumi: Film animasi (UNEP / Ozone Secretariat)

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, generasi muda harus memahami pentingnya fungsi lapisan ozon. Menjaga kondisi ozon menjadi hal yang krusial, di tengah terus meningkatnya iklim global. Baik buruknya lapisan ozon akan sangat berpengaruh bagi kelangsungan planet Bumi

Bahkan, Amandemen Kigali yang sudah diratifikasi sepenuhnya melarang hydrofluorocarbons (HFCs). HFCs adalah gas yang berpotensi dapat meningkatkan suhu panas bumi. Dengan adanya larangan ini, Bumi dapat terhindarkan dari kenaikan suhu sebesar 0,3-0,5 derajat Celcius pada akhir abad ini.

Tentu saja, hal itu dapat terjadi jika perlindungan terhadap lingkungan dan lapisan ozon terus digencarkan. Itulah salah satu motivasi kuat di balik peluncuran Apollo’s Edition. Adanya material pembelajaran yang menarik diharapkan dapat memupuk bibit-bibit baru generasi muda yang peduli akan lingkungan di masa depan.


Itulah berita mengenai game simulasi dunia virtual yang baru diluncurkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tertarik dengan berita teknologi seperti ini? Masih banyak berita perkembangan teknologi, augmented reality, virtual reality, dan metaverse di blog MetaNesia!

MetaNesia merupakan platform metaverse pertama di Indonesia. MetaNesia juga menawarkan layanan metaverse untuk pemilik bisnis yang ingin melakukan digitalisasi pada operasional bisnisnya. Cek selengkapnya di metaNesia bisnis!

Bagikan ini: