Grup K-pop Metaverse Debut, Apa Bedanya Dari Girl Group Biasa?

Grup K-pop Metaverse Debut, Apa Bedanya Dari Girl Group Biasa?

Bukan rahasia lagi kalau popularitas K-pop sudah mendunia. Fans-nya tersebar di seluruh penjuru dunia, tidak terbatas di Korea Selatan saja.

Popularitas yang tinggi membuat persaingan semakin ketat. Girl group maupun boy group bersaing di tengah industri yang padat, agensi pun dituntut lebih kreatif dalam memberikan konsep menarik bagi idolanya.

Salah satu inisiatif yang muncul baru-baru ini adalah penggunaan konsep metaverse atau dunia virtual. Bahkan, ada pula agensi yang mendebutkan idol berbasis artificial intelligence atau AI idol (grup K-Pop metaverse) yang sepenuhnya dibuat dengan avatar.

Munculnya Mave, idol virtual pertama Korea

Grup K-pop Metaverse
Sumber foto: Fandom Wiki

Baru-baru ini, dunia K-pop sempat heboh dengan debutnya girl group beranggotakan avatar virtual. Girl group bernama Mave itu mengambil konsep idol virtual di dunia metaverse.

Mave sendiri merupakan singkatan dari MAKE NEW WAVE. Girl group yang sepenuhnya beranggotakan avatar idol virtual ini merupakan yang pertama kalinya di industri musik Korea Selatan.

Grup besutan Metaverse Entertainment ini debut pada tanggal 25 Januari 2023 dengan 4 orang idol yang dinamai MARTY:, SIU:, TYRA:, dan ZENA:. Girl group berbasis artificial intelligence ini muncul dengan album single berjudul Pandora’s Box dan MV berjudul Pandora.

Agensi Metaverse Entertainment

Mave sendiri merupakan K-pop girl group dari agensi Metaverse Entertainment. Metaverse Entertainment didirikan pada 20 Agustus 2021 sebagai anak perusahaan Netmarble F&C, yang merupakan anak perusahaan dari pengembang game Netmarble Corporation. Netmarble Corp. sendiri merupakan pemegang saham terbesar kedua HYBE.

Kemitraan dengan Kakao Entertaiment menjadi awal mulanya. Pada Agustus 2021, Metaverse Entertaiment bermitra dengan Kakao Entertainment untuk menghasilkan girl group untuk industri K-pop. Tahun berikutnya, Metaverse Entertaiment mengungkapkan idola virtual pertama mereka: RINA, yang dikelola bersama oleh agensi SUBLIME.

Pada tahun 2022, Metaverse Entertaiment menerima investasi dari Hyundai Motor Group. Investasi ini kemudian diikuti gebrakan baru di industri musik Korea Selatan: grup K-pop metaverse dan virtual pertama mereka, Mave, di Januari 2023.

Bukan konsep grup K-Pop metaverse pertama

Grup K-pop Metaverse
Sumber foto: YouTube

Nyatanya, Metaverse Entertainment bukanlah agensi pertama yang menggunakan metaverse sebagai konsep dalam dunia K-pop. Sebelumnya, SM Entertainment, salah satu perusahaan korporasi terbesar di Korea Selatan, sudah melakukan hal serupa.

Agaknya SM Entertainment sadar butuh sesuatu yang berbeda untuk membuat grup termuda mereka tampil beda di persaingan industri yang padat. Perkenalkan Aespa, grup pertama yang menggunakan konsep metaverse.

Group beranggotakan Karina, Winter, Ning Ning, dan Giselle ini memang gencar mempromosikan konsep metaverse mereka dari awal. Buktinya dengan lagu debut mereka, Black Mamba, yang penuh dengan efek grafis khas dunia virtual metaverse.

Grup K-Pop Metaversedan NFT, kolaborasi yang sedang naik daun

Grup K-pop Metaverse NFT
Sumber foto: NME

Selain konsep metaverse, munculnya teknologi baru pun turut dimanfaatkan oleh pemain di industri musik Korea Selatan. Salah satunya adalah menerbitkan non-fungible token atau NFT.

Penghasilan yang diperoleh industri musik Korea, terlebih K-pop, dalam empat tahun dilaporkan kian meningkat. Semula di tahun 2015 memperoleh 5,7 miliar dolar AS kini menjadi 10 miliar dolar AS pada tahun 2019. Berdasarkan laporan dari Korea Creative Content Agency, pemerintah juga memiliki andil dalam mengawasi promosi industri konten Korea.

Meski sama-sama populer, K-pop dan NFT memiliki pangsa pasar yang berbeda. Saat ini, perusahaan besar di industri K-pop mulai menjajal konsep metaverse dan merchandise berupa non-fungible token.

HYBE

banner Grup K-pop Metaverse BTS
Sumber foto: Bloomberg

HYBE, label musik asal Korea Selatan yang menaungi grup K-Pop sensasional BTS, berencana merilis merchandise berupa photocard non-fungible token dari para anggota BTS. Sebelumnya, grup ini secara teratur merilis kartu foto fisik yang dapat dikumpulkan oleh penggemar.

Seiring dengan hadirnya teknologi non-fungible token, HYBE pun tidak ingin ketinggalan dengan tren tersebut. Meski ada banyak selebritas, musisi, dan seniman Korea yang telah membuat koleksi non-fungible token mereka sendiri. Popularitas BTS berhasil menarik perhatian publik dalam dunia aset digital ini.

SM Entertaiment

tampilan dunia metaverse dari sm entertainment
Sumber foto: Koreaboo

Salah satu agensi hiburan terbesar Korea Selatan, SM Entertainment, juga berencana untuk membuat konten berbasis non-fungible token dalam metaverse milik agensi mereka sendiri. Dunia metaverse ini diberi nama SM Culture Universe (SMCU). Rencana tersebut diungkapkan langsung oleh pendirinya, Lee Soo-man, pada Solana Breakpoint Conference 2021.

Lee Soo Man mengatakan, SMCU, yang juga merupakan metaverse buatan SM, dapat menjadi wadah di mana penggemar K-pop dapat bermain, berkreasi, dan menikmati dunia virtual tersebut dengan bebas. Pembuatan SMCU pun memiliki rencana yang spesifik.

SM berencana untuk mengizinkan konsumen K-pop untuk membuat ulang konten non-fungible token mereka dan mendapatkan persentase NFT sebagai imbalannya. Pada metaverse SMCU, Lee Soo Man menyebutkan bahwa SM akan memanfaatkan berbagai bentuk kekayaan intelektual (intellectual property).


Itulah artikel mengenai konsep grup K-Pop metaverse. Tertarik dengan berita seperti ini? Masih banyak berita seputar teknologi augmented reality, virtual reality, artificial intelligence dan metaverse di blog metaNesia!

metaNesia juga menawarkan layanan metaverse untuk pemilik bisnis yang ingin mengembangkan usahanya ke dunia digital. Cek selengkapnya di metaNesia bisnis!

Bagikan ini: