Interpol Sedang Mencari Tahu Bagaimana Metaverse Akan Diawasi

Interpol Sedang Mencari Tahu Bagaimana Metaverse Akan Diawasi

Inside Interpol's secret virtual HQ as police plan to hunt criminals in the  metaverse | The US Sun
Interpol berencana memburu penjahat di metaverse (Interpol)

Organisasi polisi Internasional, Interpol, sedang mencari tahu cara bagaimana mengawasi metaverse, dunia digital yang diproyeksikan sebagai alternatif dari dunia nyata. Tujuannya adalah agar organisasi ini tidak tertinggal oleh metaverse dan teknologi terkaitnya.

Apa itu metaverse?

Metaverse merupakan dunia virtual 3D yang imersif, di mana pengguna dapat bertemu, bermain, berkomunikasi, dan berkolaborasi seolah-olah mereka berada di dunia nyata. Metaverse dapat digunakan untuk beragam tujuan, seperti jejaring sosial, hiburan, pendidikan, hingga pelatihan.

Istilah metaverse muncul pertama kali di tahun 1992 melalui sebuah novel fiksi ilmiah karya Neal Stephenson yang bertajuk Snow Crash. Novel tersebut menggambarkan orang-orang yang menggunakan teknologi virtual reality dan avatar digital untuk berinteraksi dan menjelajahi dunia digital online. 

Beberapa orang berpikir metaverse bisa menjadi masa depan internet. Alih-alih menggunakan komputer, di metaverse penggunanya menggunakan headset untuk memasuki dunia virtual yang menghubungkan semua jenis lingkungan digital.

Kejahatan di metaverse

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi organisasi Interpol saat ini adalah menentukan apakah suatu tindakan merupakan kejahatan atau tidak di metaverse. Menurut Dr. Madan Oberoi, direktur eksekutif teknologi dan inovasi Interpol. Menyadari bahwa masih ada kesulitan dalam hal ini

“Jika melihat definisi kejahatan ini dalam ruang fisik, dan mencoba menerapkannya di metaverse, akan ada kesulitan. Kita tidak tahu apakah kita bisa menyebutnya sebagai kejahatan atau tidak, tetapi ancaman itu pasti ada, jadi masalah itu belum terselesaikan,” tuturnya.

Bagi Oberoi, satu hal yang pasti untuk mengawasi metaverse, Interpol perlu memiliki kontak langsung dan hadir di platform metaverse. Inilah mengapa Interpol telah memiliki tempatnya sendiri di metaverse, yang diresmikan pada bulan Oktober tahun 2022.

Platform metaverse Interpol juga melayani tujuan lain, memberikan kemampuan untuk menawarkan pelatihan online kepada anggota pasukan di negara lain. Memungkinkan mereka untuk secara langsung mempraktikkan kemampuan yang diperoleh di metaverse.

Interpol bersiap mengawasi metaverse

Interpol working out how to police the metaverse - BBC News
Interpol mencari cara untuk mengawasi metaverse (Interpol)

Organisasi kepolisian menghadapi kesulitan saat mengadopsi kebijakan tertentu untuk menegakkan hukum di metaverse. Organisasi tersebut saat ini bersiap untuk membawa aksinya ke platform metaverse. Platform yang kini sudah digunakan oleh beberapa kelompok untuk melakukan kejahatan dunia maya.

Jurgen Stock, sekretaris jenderal Organisasi Polisi Kriminal Internasional Interpol, berpendapat bahwa organisasi tersebut harus siap untuk menindak kejahatan yang terjadi di dunia digital.

“Penjahat canggih dan profesional dalam beradaptasi dengan sangat cepat dengan alat teknologi baru apa pun yang tersedia untuk melakukan kejahatan. Kita perlu menanggapinya secara memadai. Terkadang anggota parlemen, polisi, dan masyarakat kita sedikit tertinggal,” Ucapnya.

Kejahatan yang saat ini terjadi di metaverse adalah pelecehan seksual verbal, ransomware, pemalsuan dan pencurian data, pencucian uang, dan penipuan di dunia virtual. Namun, beberapa di antaranya masih berada di area abu-abu dari sisi legal.

Mengatur penyelidikan di metaverse

Dalam hal regulasi, Nina Jane Patel, salah satu pendiri dan kepala organisasi penelitian metaverse Kabuni berpendapat bahwa apa yang ilegal dan berbahaya di dunia nyata seharusnya juga ilegal di dunia virtual.

“Di ranah konvergensi ini, kita akan berada dalam posisi yang sangat sulit jika kita dapat memperlakukan satu sama lain dengan cara tertentu di dunia maya, tetapi tidak di dunia fisik. Dan akan menyebabkan banyak pemutusan dan miskomunikasi antara perilaku manusia yang dapat diterima di dunia digital dan dunia fisik kita,” ujarnya.

Interpol akan sangat kritis dalam menyelidiki kejahatan metaverse di masa depan. Cyber-crime bersifat internasional. Inilah mengapa Interpol sangat penting, karena hampir semua kasus memiliki dimensi internasional.

Hal itu membuat peran Interpol, di mana hampir 100 tahun setelah pembentukannya, menjadi sangat penting di dunia saat ini, karena tidak ada negara yang dapat melawan jenis kejahatan ini sendirian. Inilah mengapa Interpol dengan 195 negara anggota diperlukan untuk mengatasi jenis kejahatan yang mengancam masa depan dunia digital kita.


Kunjungi metaNesia untuk selalu mendapatkan informasi terbaru seputar metamesta dan teknologi imersif lainnya.

Bagikan ini: