Kalissa, Startup Yang Pastikan Keaslian Barang Mewah di Metaverse

Kalissa, Startup Yang Pastikan Keaslian Barang Mewah di Metaverse

Kepopuleran metaverse saat ini memang menarik minat pelaku bisnis di berbagai industri, tidak terkecuali industri barang-barang mewah. Sebut saja merek dagang Balenciaga atau Gucci yang mulai memasarkan produknya di platform virtual tersebut.

Namun, melakukan bisnis di dunia maya memiliki tantangannya tersendiri, apalagi di platform baru seperti metaverse yang masih sangat luas untuk dieksplorasi. Salah satu yang menjadi masalah adalah keaslian barang-barang mewah itu sendiri.

Jika di dunia nyata saja barang mewah palsu sudah bisa dibuat semirip mungkin dengan barang yang asli, bagaimana caranya membedakan keaslian barang mewah di metaverse maupun dunia maya? Menjawab permasalahan ini, startup asal Prancis yakni Kalissa mencoba menemukan solusinya.

Total pasar barang mewah didominasi barang palsu

Kalissa, Startup Yang Pastikan Keaslian Barang Mewah di Metaverse
Sumber foto: Finbold

Industri barang mewah terus memerangi para pelaku pemalsuan merek. Di beberapa negara, masih banyak yang menormalkan penjualan barang mewah tiruan yang tampak sangat mirip dengan asli.

Kenyataan ini memaksa sejumlah brand mewah terkenal untuk berinvestasi di sektor teknologi, seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence. Tujuannya untuk mempermudah proses verifikasi keaslian produk mereka.

Namun tetap saja, menurut Harvard Business Review, 60%-70% dari total perdagangan barang mewah ternyata dikuasai oleh barang palsu, termasuk dalam perdagangan online. Sungguh miris memang, apalagi jika melihat merk barang mewah seperti Hermes atau Bottega Venetta yang mengutamakan kualitas produk-produknya.

Fenomena ini pun tidak luput dari pemain di industri teknologi. Kalissa, sebuah startup di Prancis, mengembangkan sebuah ekosistem berbasis teknologi blockchain untuk memastikan kepemilikan dan keaslian barang mewah di metaverse seumur hidup.

Kalissa manfaatkan Non Fungible Token untuk cek keaslian barang mewah di metaverse

Kalissa manfaatkan Non Fungible Token untuk cek keaslian barang
Sumber foto: Kalissa Official Website

Startup asal yang berbasis di Paris, Prancis, Kalissa memanfaatkan nonfungible token (NFT), pengguna dapat menjadi pemilik aset barang mewah yang bisa dijual di marketplace kripto dan terintegrasi di metaverse. Dalam menjalankan proyek ini, Kalissa bermitra dengan Gate.io dan SCAF, seorang seniman Prancis, serta banyak artis dan merk mewah terkenal.

Ekosistem Kalissa menjamin keaslian sebuah produk mewah yang dimiliki kolektor karena setiap barang terkait dengan NFT sebagai akta kepemilikan yang tercatat secara terdesentralisasi. Selain jaminan keamanan dan keaslian, ekosistem ini juga memastikan avatar milik pengguna dapat memakai dan menggunakan barang eksklusif mereka tanpa rasa takut akan merusaknya.

Bagaimana jika ada barang yang rusak?

Kalissa manfaatkan Non Fungible Token untuk cek keaslian barang
Sumber foto: LinkedIn

Jika suatu barang rusak, tergores, atau bahkan diperlukan ukuran barunya, ekosistem Kalissa dapat membuat yang baru, hanya dengan membebankan biaya produksi. Meski sudah diganti, aset digital tersebut tetap akan menjadi satu-satunya, sementara aset yang lama akan dikirim ke produsen.

Dilansir dari portalkripto, sebagai bagian dari misi menyatukan konsumen, kolektor, pengguna, dan investor barang mewah, pengguna akan mendapatkan keuntungan dari sistem Kalissa.

Setiap pembelian produk di ekosistem Kalissa melalui airdrop eksklusif akan mendapatkan pengembalian sejumlah beberapa persen investasi melalui sistem KALI (token Kalissa). Pengembalian ini terkait dengan masing-masing NFT.

Industri fashion dan metaverse

Industri fashion dan metaverse
Sumber foto: Luxury Lifestyle Magazine

Mungkin konsep memiliki barang mewah yang tidak bisa dikenakan secara fisik terdengar asing. Nyatanya, perkembangan teknologi yang pesat mulai menuju ke arah sana. Para pengguna metaverse mulai menunjukkan minat untuk menghiasi avatar digital mereka dengan prestise dari merek-merek fashion ternama.

Bloomberg pun pernah menuliskan sebuah kisah tentang The Dematerialised, sebuah perusahaan rintisan (startup) asal Inggris yang hanya menjual pakaian atau aksesori mewah secara virtual. Barang pertama yang dirilis pada 12 Desember 2020 adalah sweater perak yang dijual seharga €121 atau senilai Rp1,96 juta. Sejak penjualan pertama tersebut, semua produk virtual yang berjumlah 1.212 barang terjual hanya dalam waktu 3 jam saja.

Ada pula Fabricant, rumah rancangan busana berkualitas virtual Belanda, di mana pengguna membuat pakaian eksklusif untuk representasu digital mereka di platform sosial. Misalnya saja VRChat yang popularitasnya melonjak selama pandemi.

Fabricant pun bekerja sama dengan founder perusahaan digital. Berkolaborasi dengan Karinna Noobs, Fabricant pernah mencetak penjualan pakaian virtual termahal di tokonya, hingga €9.000 atau Rp145,9 juta.

Cara pastikan keaslian barang mewah di metaverse dengan blockchain

The Dematerialised menjual produk dengan model stok yang dipopulerkan oleh streetwear, merilis sepatu, tas, atau barang lain dalam edisi terbatas, biasanya tidak lebih dari 150 unit. Hanya satu merek atau desain produk yang dirancang komputer tersedia pada satu waktu saja.

Bagi yang berminat, pembeli bisa melakukan transaksi melalui NFT karena teknologi berbasis blockchain ini dinilai sangat aman untuk transaksi digital. Kemudian, pembeli akan mendapatkan sertifikat kepemilikan virtual yang berjalan pada teknologi blockchain.

Dengan bukti keaslian ini, pemilik dapat memamerkan tas tangan atau gaun di VRChat, salah satu komunitas dunia virtual. Di sana, pengguna dapat berinteraksi dengan puluhan ribu pengguna lainnya melalui representasi digital mereka, termasuk memamerkan pakaian dari brand ternama.

Tren fesyen dan dunia virtual

Dunia fesyen adalah industri konvensional yang menghargai kehadiran Metaverse seperti halnya dunia mode. Kerry Murphy, pendiri Fabricant, menyampaikan bahwa sebuah gaun yang dilelang di Ethereal Summit, pada 2019, terjual US$9.500 di Ethereum.

“Kami benar-benar menjual JPEG, sebuah gambar, dengan kontrak pintar pada stik USB yang memverifikasi kepemilikan (pembeli),” katanya di unggahan akun LinkedIn. Pembeli tersebut menghadiahkan gaun itu kepada istrinya, yang kemudian membagikan foto sedang ‘memakai’ gaun itu di media sosial.

Meski fesyen di dunia virtual jelas masih canggung, namun nyatanya keuntungan yang didatangkan bisa dibilang sangat positif. Karena tidak ada bahan baku yang dibeli dan minim tenaga kerja secara fisik, semua sisi pakaian virtual dapat menguntungkan secara finansial.

Lebih dari sekedar uang, konsep ini berfokus pada penghargaan akan sebuah kreativitas dari para kreator berbasis digital. Mencetak desain di metaverse juga membuka jalan besar bagi kesempatan berkarir sesuai keinginan pasar atau batasan lain di dunia nyata.

Uniknya, konsep pakaian atau aksesoris yang bisa dipakai di dunia virtual dipelopori oleh para gamer. Pakaian dan aksesori ini juga dikenal dengan istilah skin. Pemain bisa memodifikasi player mereka dengan aksesoris atau pakaian yang bisa meningkatkan penampilan, bahkan skill mereka di dunia game.

Lambat laun, konsep pakaian dan aksesoris virtual mulai diperhatikan. Didukung dengan naiknya popularitas metaverse dengan lingkup aktivitas yang lebih luas, konsep pakaian virtual ini dianggap sebagai peluang bisnis bagi pelaku dunia mode. Bisnis fesyen menanggapi tren ini dan mulai fokus pada penciptaan simulasi dunia digital.

Keamanan kripto dan teknologi blockchain

Tren yang satu ini pun didukung dengan adanya sistem blockchain yang aman dan popularitas mata uang kripto yang konsisten. Banyaknya pilihan mata uang kripto memudahkan pengguna untuk bertransaksi dengan mata uang digital favorit mereka.

Selain itu, mata uang kripto pun mulai dianggap sebagai aset investasi daripada sekedar mata uang digital. Sebut saja kripto seperti bitcoin yang memiliki market cap sebesar $429 miliar atau ethereum dengan market cap sebesar $190 juta.


Itulah artikel perkembangan industri dan keaslian barang mewah di metaverse. Tertarik dengan berita teknologi seperti ini? Masih banyak berita perkembangan teknologi, augmented reality, virtual reality, artificial intelligence dan metaverse di blog metaNesia!

metaNesia juga menawarkan layanan metaverse untuk pemilik bisnis yang ingin mengembangkan usahanya ke dunia digital. Cek selengkapnya di metaNesia bisnis!

Bagikan ini: