Melakukan Riset di Metaverse: Jadi Kegemaran Gen Z Hingga Potensi di Indonesia

Melakukan Riset di Metaverse: Jadi Kegemaran Gen Z Hingga Potensi di Indonesia

Popularitas metaverse beberapa tahun belakangan ini memang sedang naik daun. Tidak hanya di kalangan pengguna internet pada umumnya saja, tetapi juga bisnis dan perusahaan besar mulai mengaplikasikan teknologi metaverse dalam keseharian operasionalnya.

Indonesia pun tidak ketinggalan mencoba tren dunia virtual yang satu ini, dibuktikan dengan maraknya penggunaan aplikasi berbasis augmented reality dan virtual reality di kehidupan nyata. Menilik tren melakukan riset di metaverse, bagaimana perkembangannya terutama di Indonesia?

Sekilas tentang metaverse

Sebelum membahas tren terkair riset melakukan riset di metaverse, ada baiknya jika kita mengetahui pengertian metaverse terlebih dahulu. Secara sederhana, konsep metaverse adalah suatu dunia virtual yang bisa digunakan bersama. Dunia metaverse adalah dunia yang hiperealistis, imersif, sekaligus interaktif.

Dukungan dari teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) membuat ruang virtual ini menjadi sangat realistis dan imersif. Dalam satu dunia metaverse, bisa terdapat beberapa dunia virtual reality dimana setiap orang bisa berinteraksi dan merasakan pengalaman 3 dimensi baru.

Dunia virtual favorit generasi Z

Advisia bersama dengan WIR Global meluncurkan White Paper Project mengenai Metaverse. Dalam riset ini, disebutkan bahwa dunia metaverse disambut dengan positif, terutama oleh generasi Z yang lebih intens menjelajahi dunia virtual.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel dari 194 responden berusia 18-24. Hasilnya menunjukkan bahwa 62,9% responden memiliki minat terhadap kepemilikan alat realitas virtual.

Sementara itu, 3,76% responden telah memiliki alat realitas visual. Lebih lanjut lagi, terdapat 69,35% pemuda Indonesia yang menunjukkan sikap positif terhadap metaverse serta 65,81% di antara responden bersedia mengeluarkan uang untuk menjelajahi metaverse.

Sandy Permadi, Founder Advisia, menyampaikan pihaknya berharap agar perusahaan-perusahaan saat ini memanfaatkan respons positif kaum Gen Z terhadap metaverse dengan tepat.

Riset dari Accenture

melakukan riset di metaverse (2)
Sumber foto: MarTech Series

Metaverse pun diprediksi akan membawa banyak perubahan pada dunia, termasuk di Indonesia. Tahun lalu, Accenture merilis sebuah riset bertajuk Accenture Technology Vision 2022 yang berisi tren teknologi terkini sebagai acuan bagi bisnis perusahaan. Salah satu materinya ialah teknologi metaverse.

Dalam riset tersebut, Accenture melakukan survei terhadap 24.000 responden di seluruh dunia. Accenture juga melakukan wawancara terhadap 4.650 eksekutif dari 23 industri di 35 negara, termasuk Indonesia. Riset dilakukan dari Desember 2021 sampai Januari 2022. 

Hasilnya, 55% responden mengatakan teknologi metaverse akan memberikan dampak positif bagi organisasi. 25% di antaranya percaya bahwa teknologi tersebut akan memberikan terobosan. “Metaverse akan mentransformasi bisnis dan mendorong perusahaan lebih dekat dengan pelanggannya,” kata Managing Director Accenture di Indonesia Prie Prihadiyanto.

Tren metaverse di Indonesia

tren di metaverse
Sumber foto: Jalan Tikus

Mengikuti jejak media sosial yang terasa dampaknya di dunia nyata, metaverse pun diprediksi akan menciptakan tren serupa. Tren pertama yang diprediksi akan muncul di Indonesia adalah WebMe.

Artinya, metaverse di Indonesia akan mengarah ke lingkungan tiga dimensi. Hal ini akan memudahkan orang untuk berpindah tempat, namun secara digital. Berdasarkan survei di atas, 93% responden percaya bahwa platform digital perlu menawarkan pengalaman terpadu.

Tren kedua adalah programmable world, yang artinya lingkungan metaverse tidak hanya akan membentuk interaksi orang di dunia virtual. Hasil riset menunjukkan 88% responden di Indonesia setuju akan ada banyak organisasi yang mendorong beragam batas di dunia maya menjadi lebih nyata.

Tren ketiga adalah the unreal, di mana bisnis dan lingkungan di metaverse akan semakin didukung data dari kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Tujuannya, untuk memverifikasi pengguna metaverse itu sendiri.

Tren keempat adalah computing the impossible, yaitu metaverse akan merangsang kemunculan mesin-mesin baru di industri. Buntutnya, teknologi metaverse mendorong organisasi di semua lini industri untuk memperluas cakupan pekerjaan yang bisa dikerjakan dengan komputer.


Itulah pembahasan seputar riset di metaverse. Apa kamu jadi tertarik mencoba merasakan pengalaman dunia virtual ini?

Masih banyak artikel seputar teknologi menarik lainnya yang bisa kamu akses di metaNesia seperti AR, AI, VR, dan metaverse. Baca artikel lainnya di blog metaNesia!

Bagikan ini: