Kota Beijing telah menerbitkan laporan berjudul Buku Putih Pengembangan Inovasi Internet 3.0 Beijing. Setelah membaca laporan tersebut, bisa dikonformasi bahwa, menurut laporan tersebut, Tiongkok tidak menunjukkan langkahnya untuk merangkul cryptocurrency.
Pengembangan teknologi di Tiongkok akan fokus pada metaverse
Pembahasan mengenai teknologi Web3, dan khususnya konsep NFT tercakup, meskipun hanya sepintas. Alih-alih, fokus besarnya ada pada metaverse yang berkembang melampaui hiburan. Perkembangan teknologi metaverse kini melaju ke tahap di mana sebagian besar aktivitas internet dialami dalam ruang virtual 3D.
Penerapannya berlaku untuk kehidupan sehari-hari dan bisnis. Inilah yang disebut dalam laporan tersebut sebagai ‘Internet 3.0’.
Dalam konteks ini, laporan Beijing Internet 3.0 Innovation Development White Paper mengeksplorasi apa yang dibutuhkan untuk mencapai tahap itu. Salah satunya adalah integrasi dunia virtual dan dunia nyata dengan digital twins atau dikenal juga dengan nama kembar digital.
Cara lainnya adalah menyediakan alat dan standar penulisan terbuka untuk memberdayakan pembuat konten. Selanjutnya, laporan Beijing Internet 3.0 Innovation Development White Paper membayangkan kegiatan ekonomi seperti “produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi,” yang katanya akan saling berhubungan dengan perkembangan kegiatan ekonomi di dunia nyata.
Menyebut bidang penelitian dan rencana yang harus diperhatikan
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, penelitian dan penyusunan rencana harus dilakukan dengan hati-hati. Beijing’s Internet 3.0 White Paper juga mengeksplorasi arsitektur teknis yang diperlukan untuk visi tersebut. Hal ini meliputi teknologi kecerdasan buatan, blockchain, chip komputasi khusus, dan jaringan komunikasi seperti 5G dan 6G.
Tidak lupa bahwa Beijing, Tiongkok, adalah rumah bagi Chang’An Chain, sebuah teknologi yang dikenal juga sebagai super blockchain. Teknologi ini sudah mendapat izin untuk dikembangkan di dalam negeri, di mana chip bea cukai telah dirancang. Tidak mengherankan, blockchain inilah yang mendapat perhatian dalam Beijing’s Internet 3.0 White Paper.
Metaverse seperti apa yang difokuskan?
Satu bidang yang mungkin membuat negara-negara barat seperti Amerika Serikat dan Eropa berhenti sejenak adalah diskusi tentang teknologi yang dibutuhkan untuk interaksi. Di luar gambar holograf dan headset VR, Beijing’s Internet 3.0 White Paper menyebutkan antarmuka otak-komputer.
Mungkin tidak sedikit warga sebuah negara yang mengkhawatirkan masalah privasi tentang pemindaian wajah massal di Tiongkok. Mereka yang kontra terhadap pemindaian wajah massal di Tiongkok mungkin akan memiliki masalah terhadap teknologi antarmuka otak-komputer.
Aplikasi teknologi antarmuka otak-komputer berada di puncak tumpukan teknologi. Lengkap dengan daftar penelitian panjang terkait kasus penggunaan. Mulai dari kota pintar dan perangkat industri hingga simulasi obat-obatan, bidang pendidikan, dan perkembangan bidang perbelanjaan.
Pada akhirnya, Beijing Internet 3.0 Innovation Development White Paper merekomendasikan strategi bagi Beijing sebagai kota di Tiongkok yang memainkan peran penting. Peran ini termasuk keringanan pajak dan memajukan penelitian-penelitian yang ada sekarang ke dalam beberapa teknologi di Beijing.
Contohnya adalah teknologi blockchain yang bisa dibilang memiliki perkembangan signifikan. Selain itu, ibukota Tiongkok ini juga akan terlibat dalam pengembangan aplikasi dan pembangunan ekosistem.
Di satu sisi, pengembangan ekosistem mencakup pendanaan dan pelatihan. Namun dalam gaya Cina, ini juga mencakup ‘pengawasan konten’ serta keamanan data, privasi, dan identitas.
Perkembangan metaverse di Tiongkok
Sebagai salah satu negara maju, Tiongkok pun menjadi pemain dominan dalam penelitian dan perkembangan teknologi. Tak kalah dari Amerika Serikat dan negara Eropa, Tiongkok memiliki kapital yang cukup untuk mengembangkan sektor teknologinya.
Selain Beijing, ada pula provinsi di Tiongkok yang yang berfokus melakukan penelitian di bidang metaverse. Dilansir dari Liputan6, Zhenjiang, sebuah provinsi di Tiongkok, memiliki rencana pengembangan metaverse yang bertujuan untuk menjadikannya salah satu pusat metaverse terbesar di Tiongkok.
Provinsi tersebut menguraikan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuannya mulai tahun 2023. Salah satunya termasuk inkubasi 10 pemimpin industri dan 50 perusahaan. Perusajaan-perusahaan ini terlibat dalam beberapa teknologi utama yang terkait dengan metaverse, seperti AI ( kecerdasan buatan), VR (virtual reality), dan blockchain.
Teknologi metaverse di Tiongkok akan diterapkan pada beberapa proses, untuk mengintegrasikan perusahaan yang berdedikasi pada bidang tertentu. Sebut saja produksi produk, desain industri, obat-obatan, dan bahkan pemerintahan.
Tiongkok diprediksi jadi negara terdepan dalam industri metaverse
Negara besar lainnya seperti Amerika Serikat masih terus mengembangkan teknologi metaverse. Di sisi lain, Tiongkok dianggap sebagai kontender dalam pengembangan teknologi tersebut.
Dilansir dari Cryptonomist, Globaldata, sebuah perusahaan konsultan dan analisis data global, memprediksi Tiongkok akan menjadi negara terdepan dalam teknologi metaverse selama 2023. Perusahaan konsultan ini percaya bahwa pengembangan teknologi lain seperti kecerdasan buatan (AI), realitas virtual (VR), realitas tertambah (AR), dan 6G akan memungkinkan Tiongkok membentuk dirinya sebagai pusat metaverse.
Menurut Globaldata, Tiongkok masih berusaha untuk menjadi pemimpin dalam industri ini. Menurut laporan mereka, Tiongkok memposisikan dirinya untuk mengungguli negara barat, seperti Amerika Serikat, dalam teknologi Metaverse. Karena Tiongkok terus berinvestasi dalam teknologi yang terkait dengan bidang ini.
Laporan tersebut menyatakan bahwa penekanan Tiongkok pada teknologi tambahan ini akan memungkinkannya menjadi pusat Metaverse. Globaldata juga berpendapat ada tanda-tanda bahwa Tiongkok akan terus berinvestasi dalam realitas virtual dan kecerdasan buatan. Tujuannya adalah untuk mempromosikan pembangunan ekonomi negara.
“Beberapa provinsi dan kota di Tiongkok telah mempresentasikan rencana untuk menjadi pusat teknologi metaverse, termasuk Shanghai dan Zhejiang di antaranya,” kata Globaldata.
Kementerian Perindustrian dan TI Tiongkok baru-baru ini merilis laporan tentang penerapan VR dan teknologi metaverse ke dalam proses industri. Laporan ini menunjukkan bagaimana keduanya dapat digabungkan secara efisien.
Globaldata memperkirakan metaverse akan lebih diapresiasi daripada teknologi lain karena potensi yang dihadirkannya. Globaldata beranggapan bahwa investasi Tiongkok dalam teknologi terkait metaverse akan menyoroti nilai metaverse dibandingkan dengan pengalaman satu kali yang ada seperti media sosial, game, atau e-niaga.
Itulah informasi arah pengembangan teknologi di Beijing, Tiongkok. Ingin menerapkan teknologi VR, AR, atau metaverse untuk bisnismu? Hubungi MetaNesia dan dapatkan konsultasi gratis dengan tim kami.
MetaNesia merupakan platform metaverse pertama di Indonesia yang juga merupakan bagian dari Telkom Indonesia. Anda juga bisa merasakan keseruan masuk ke dalam dunia virtual dengan mengunduh aplikasi MetaNesia. Yuk unduh hari ini, jangan sampai ketinggalan keseruannya!