Penggunaan Metaverse Untuk Kebutuhan Ritel, Bagaimana Perkembangannya?

Penggunaan Metaverse Untuk Kebutuhan Ritel, Bagaimana Perkembangannya?

Popularitas metaverse yang semakin naik daun bukan hanya membawa revolusi di bidang teknologi dan cara manusia berinteraksi. Seiring eksplorasi metaverse yang makin sering dilakukan, ditemukan juga manfaat lain dari teknologi ini yang bisa membantu kegiatan di dunia nyata: kegiatan pemasaran.

Industri retail dan fashion adalah salah satu bagian bisnis yang mulai mengeksplorasi peluang ini. Bersamaan dengan naiknya pengguna di virtual world, pemilik bisnis pun tak mau kelewatan kesempatan emas untuk meggaet konsumen lewat platform yang satu ini. Apa saja keuntungan penggunaan metaverse untuk kebutuhan ritel?

Metaverse akan mengubah user experience di bidang retail

Metaverse akan mengubah user experience di bidang retail
Sumber foto: Steam

Saat sebuah retailer memasuki dunia metaverse, mereka memiliki kesempatan untuk melakukan eksperimen yang bisa mengubah cara belanja konsumen. Cara belanja yang lebih imersif dan interaktif, semua dilakukan secara online.

Beberapa perusahaan mengambil pendekatan yang berbeda. Misalnya, IKEA telah mengembangkan showroom virtual reality di mana konsumen dapat melihat-lihat dan membeli furnitur. Pelanggan dapat menggunakan headset VR untuk mengelilingi showroom virtual dan melihat bagaimana setiap furnitur akan terlihat di dunia nyata.

Mall metaverse diluncurkan di Dubai

Penggunaan Metaverse Untuk Kebutuhan Ritel, Bagaimana Perkembangannya?
Sumber foto: Retail & Leisure International

Majid Al Futtaim Group, konglomerat ritel dan real estat Emirat yang dinamai dari nama pemiliknya Majid Al Futtaim, baru-baru ini meluncurkan pusat perbelanjaan digital pertama di Dubai. Mall ini dinamai Mall of the Metaverse dengan koordinat Decentraland 95,2.

Pada mall yang satu ini, konsumen bisa mencoba perangkat digital yang dapat dikenakan pada avatar mereka. Selain itu konsumen juga bisa bertemu penguin virtual yang lucu, menonton trailer film terbaru, dan mempelajari merek utama serta ekosistem mitra Majid Al Futtaim Group.

Komitmen grup konglomerat ini ditunjukkan dengan berinvestasi dalam meningkatkan keterampilan pekerja, terlibat dengan otoritas lokal termasuk Dewan UEA untuk Kecerdasan Buatan (AI) dan Dubai Future Foundation, serta membuat dan menguji pengalaman virtual percontohan. Majid Al Futtaim Group berusaha untuk membuat salah satu platform metaverse tercanggih.

Saat grup ini menyelesaikan berbagai tahap pengujian, sebuah kesimpulan ditarik: pengalaman belanja di metaverse tidak akan sama seperti sebelumnya. Meta-retailer perlu membangun tingkat kepercayaan yang tinggi untuk mendorong pelanggan memasuki dunia virtual mereka. Karena konsumen ingin mengetahui bahwa mereka sedang memasuki lingkungan yang aman di mana privasi mereka dihormati, data mereka aman, dan kepercayaan mereka dihargai.

Dibutuhkan kerjasama retailer metaverse dan regulator

Menurut Word Economic Forum atau WEF, meta-retailer dan regulator harus berkolaborasi untuk memberi konsumen pemahaman yang lebih baik tentang metaverse. Hal ini bertujuan untuk lancarnya pengalaman belanja online (online shopping) lewat metaverse. Misalnya, bisa dilakukan edukasi atau kampanye yang menjelaskan metaverse sebagai sebuah platform digital terpercaya.

Kepercayaan konsumen dan tech seperti blockchain, harus berjalan beriringan dalam memungkinkan pengalaman pelanggan yang imersif. Jika ingin bekerja secara efektif, data konsumen harus berada bersama dengan avatar pengguna ke setiap lingkungan metaverse.

Selain itu, dompet digital harus dapat diakses oleh setiap outlet perbelanjaan di setiap platform metaverse. Semua usaha retail harus diarahkan untuk memproses transaksi dalam sekejap. Barulah setelah mencapai tingkat interoperabilitas ini, metaverse bisa menjadi tujuan shopping digital bagi banyak pengguna.

Jual beli yang aman dengan blockchain

Jual beli yang aman dengan blockchain
Sumber foto: Crypto Slate

Sudah bukan rahasia lagi betapa canggihnya teknologi rantai blok atau blockchain. Dunia virtual reality metaverse pun dibuat di atas platfom tersebut. Sistem keamanan ini dapat dimanfaatkan oleh pemilik bisnis untuk membangun kegiatan jual beli secara online yang lebih aman dibanding sebelumnya.

Bahkan, para artis digital bisa memanfaatkan platform yang satu ini untuk mempromosikan hasil karyanya melalui NFT (non fungible token) dan bisa segera dijual secara online tanpa proses birokrasi yang rumit. Praktis bukan?

Pembayaran pun bisa dilakukan dengan mata uang kripto. Bahkan, menurut studi yang dilakukan tempat penukaran kripto, crypto.com bersama dengan Worldpay dari FIS ;sebuah penyedia solusi berbasis tech untuk merchant, bank, dan firma market kapital, menyebutkan bahwa 75% konsumen menyambut baik kegiatan transaksi shopping menggunakan kripto.

Kepercayaan pengguna harus menjadi hal utama

Kepercayaan pengguna harus menjadi hal utama
Sumber foto: Mailchimp

Metaverse akan dibangun dengan kemajuan IT canggih seperti augmented reality dan VR, serta infrastruktur yang substansial, kompleks, namun disederhanakan untuk kemudahan konsumen. Tetapi, kepercayaan harus menjadi fondasinya.

Terlepas dari industri ritel yang akan mencoba pengalaman baru ini, seperti fashion atau industri home and living, jalan untuk membangun kepercayaan pada dunia metaverse akan panjang dan sulit. Apalagi, kita berbicara mengenai dunia digital yang rentan terkait data, privasi, dan penciptaan nilai.

Lingkup metaverse memang terbilang baru. Karena itu, masyarakat akan mulai berbelanja di metaverse saat mereka mempercayai keamanan metaverse dan integritas orang-orang yang menjalankannya. Usaha inilah yang akan menentukan kesuksesan dunia ritel di dunia virtual ini.

Saat ini, kita berada pada titik belok di mana pilihan yang kita buat sekarang akan menentukan bagaimana kita hidup. Terutama di dunia di mana identitas digital dan fisik kita akan menyatu dengan pengalaman yang lebih imersif.

Tanpa diragukan lagi, metaverse akan dibangun secara berbeda. Namun, perbedaan itu harus tercermin dalam kerangka tata kelola dan peraturan, dan inti dari semua itu harus berupa pembentukan kepercayaan baik dari segi pengguna dan juga pemilik bisnis.

Saat membicarakan temuan IT yang baru, mungkin banyak orang bisa membuatnya. Namun, konsumen akan ragu mencoba jika mereka tidak percaya pada orang-orang dibalik layar yang mengoperasikan metaverse dan juga dunia virtual lainnya.

Brand retail fashion yang sudah menggunakan metaverse

Brand retail fashion yang sudah menggunakan metaverse
Sumber foto: NFT Plaza

Saat ini, sudah banyak brand fashion yang menerapkan dunia metaverse dalam strategi pemasaran mereka. Mulai dari brand fast fashion seperti Zara dan Forever 21, brand olahraga seperti Nike dan Adidas, hingga brand high fashion sekelas Balenciaga dan Louis Vuitton.

Bahkan, Louis Vuitton pun membawa penggunaan metaverse untuk kebutuhan ritel mereka ke tingkat yang lebih tinggi. Brand fashion asal Prancis yang terkenal dengan motif monogramnya ini membuat NFT yang dapat dimainkan.

Dimulai dari aplikasi game berbasis ponsel pintar bernama Louis: The Game, Louis Vuitton juga merilis koleksi NFT yang akan menjadi centerpiece dari game yang dibuat untuk perayaan ulang tahun brand fshion tersebut. Pengguna bisa bermain dengan 2 juta pemain lainnya.

Kejutannya tidak berhenti sampai di situ. Dengan memainkan game ini, pemain juga berkesempatan untuk memenangkan satu dari 10 NFT Louis Vuitton ekslusif.

Inti dari permainan ini adalah pemain dapat memasuki dunia virtual di mana mereka dapat mendandani avatar Louis Vuitton bernama Vivienne. Ditambah lagi, pemain dapat menjelajahi dunia metaberse dan mengoleksi kartu pos edukasi gratis berbentuk NFT.


Itulah artikel mengenai penggunaan metaverse untuk kebutuhan ritel. Tertarik dengan beritaseperti ini? Masih banyak berita perkembangan tech, augmented reality, virtual reality, artificial intelligence dan metaverse di blog metaNesia!

metaNesia juga menawarkan layanan metaverse untuk pemilik bisnis yang ingin mengembangkan usahanya ke dunia digital. Cek selengkapnya di metaNesia bisnis!

Bagikan ini: