Pada akhir Maret, tercatat sebanyak lebih dari 1000 pimpinan, peneliti, dan ahli yang berkecimpung di dunia AI menandatangani sebuah surat terbuka. Surat terbuka tersebut berisi tentang peringatan akan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh teknologi AI (artificial intelligence). Mereka khawatir bahwa teknologi ini dapat membawa risiko besar bagi kehidupan masyarakat.
Hal ini tentunya menjadi sebuah antitesis bagi diskusi AI beberapa tahun ke belakang. Diskusi yang banyak muncul ke permukaan tentunya menggambarkan bahwa perkembangan AI telah menciptakan peluang baru untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di seluruh dunia. Mulai dari sektor bisnis, perawatan kesehatan, hingga pendidikan.
Hal ini tentunya menjadi topik diskusi yang sangat menarik untuk diperbincangkan. Surat terbuka tersebut menghidupkan kembali kesadaran publik akan bahaya yang ditimbulkan oleh teknologi AI. Hal tersebut juga menimbulkan pertanyaan baru tentang cara terbaik untuk membangun keadilan, interpretabilitas, privasi, dan keamanan dalam teknologi AI.
Mendefinisikan teknologi AI yang bertanggung jawab
Dalam menjawab kekhawatiran tersebut, sebenarnya para ahli juga telah mengenalkan konsep responsible AI atau AI yang bertanggung jawab. AI yang bertanggung jawab mengacu pada pendekatan yang tepat untuk mengembangkan dan menerapkan sistem kecerdasan buatan yang mencakup beberapa prinsip. Adapun prinsip tersebut meliputi aspek keadilan, inklusivitas, keandalan, keselamatan, privasi, dan keamanan.
Salah satu prinsip terpenting yang perlu dimiliki oleh AI yang bertanggung jawab adalah aspek keadilan. Keadilan dalam AI berarti bahwa sistem harus memperlakukan orang yang berada pada posisi yang sama dengan sama, terlepas dari jenis kelamin ataupun ras. Hal ini dapat diidentifikasi melalui proses alokasi, kualitas pelayanan, dan aspek representasi yang terdapat dalam sistem.
Dengan memahami beberapa prinsip tersebut, tentunya pihak yang mengembangkan AI dapat memahami pentingnya sistem AI yang bertanggung jawab. Mereka juga dapat mengembangkan sistem AI yang dapat memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat. Sistem AI yang dibuat juga tentunya akan mampu meminimalisir dampak negatif yang dapat ditimbulkan bagi penggunanya.
Rekomendasi Google untuk mewujudkan AI yang bertanggung jawab
Dalam blog resminya, Google menuliskan beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sebuah sistem AI yang bertanggung jawab. Secara rinci, Google memaparkan tiga poin rekomendasi tersebut sebagai berikut:
Membuka peluang dengan memaksimalkan potensi ekonomi AI
Rekomendasi pertama yang diberikan oleh Google ialah untuk membuka peluang ekonomi seluas-luasnya. Hal ini dapat dilakukan jika para pemangku kebijakan berinvestasi dalam aspek inovasi dan persaingan serta pembuatan kerangka kerja hukum untuk inovasi AI yang bertanggung jawab.
Pemangku kebijakan juga perlu mempersiapkan tenaga kerja untuk menghadapi transisi pekerjaan oleh AI. Karena sejatinya AI ditujukan untuk membantu berbagai industri dalam menghasilkan barang dan jasa yang lebih kompleks dan bernilai. Hal ini tentunya akan memberikan nilai tambah lebih untuk perekonomian nasional.
Mendorong tanggung jawab sembari mengurangi risiko penyalahgunaan
Kita mengetahui bahwa teknologi AI telah membantu dunia dalam menghadapi berbagai tantangan, seperti wabah Covid-19 hingga perubahan iklim. Ironisnya, jika AI tidak dikembangan secara bijak, sistem ini dapat membawa malapetaka bagi permasalahan sosial saat ini. AI dapat memperburuk permasalahan melalui misinformasi, diskriminasi, dan penyalahgunaan teknologi.
Oleh karena itu, dalam menghadapi tantangan ini, seluruh pemangku kebijakan perlu fokus pada aspek tata kelola. Beberapa isu akan membutuhkan riset mendasar untuk memahami secara utuh terkait dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan oleh AI. Hal ini juga tentunya meliputi cara mengendalikan, mengembangkan, dan menyebarkan inovasi teknis di tiap bidang.
Meningkatkan keamanan global
Dalam hal keamanan, tentunya AI memiliki dampak yang relatif besar terhadap bidang keamanan dan stabilitas global. Bahkan, sistem AI generatif dapat menciptakan misinformasi, disinformasi, dan media yang dimanipulasi.
Untuk mengatasi masalah keamanan ini, pemangku kebijakan perlu mendirikan pagar pembatas agar dapat mencegah penggunaan AI untuk tindakan kejahatan. Hal ini juga memungkinkan upaya kolektif untuk memberantas tindakan kejahatan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, Google juga menganjurkan pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi dan mengurangi ancaman baru yang dapat muncul. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan kerangka kerja komprehensif untuk mengevaluasi potensi risiko, seperti manipulasi, penipuan, dan serangan dunia maya. Google juga mengadvokasi kerja sama dalam bentuk penelitian bersama, penerapan tata kelola data, dan forum terbuka untuk berbagi informasi tentang kerentanan keamanan AI.
Berikut penjelasan singkat mengenai definisi, fenomena, dan rekomendasi dalam mewujudkan sistem responsible AI atau AI yang bertanggung jawab. Hal ini tentunya perlu menjadi fokus utama pemerintah, mengingat dampak yang ditimbulkan oleh teknologi AI ini relatif besar.
Selain teknologi AI, tentunya pengawasan teknologi lainnya juga menjadi penting, salah satunya adalah metaverse. Pengawasan yang baik dalam sistem metaverse juga diharapkan akan mampu mewujudkan sistem metaverse yang akan memberikan dampak positif bagi penggunanya.
Dengan menggunakan produk MetaNesia, Anda ikut berkontribusi dalam upaya membangun sistem metaverse yang baik. Apabila Anda tertarik untuk menjual produk digital atau menjalin kerja sama dengan MetaNesia, Anda dapat bergabung dengan menghubungi Customer Service kami melalui WhatsApp untuk bertanya. Anda juga dapat berkonsultasi dengan pihak MetaNesia secara gratis.
Anda juga dapat mencoba masuk ke dalam platform metaverse kami, MetaNesia dengan mengunduhnya melalui website kami. Ayo rasakan pengalaman yang belum pernah Anda coba sebelumnya melalui MetaNesia!
Twitter
Linkedin