Teknologi Agribisnis Indonesia, Apa Saja Macamnya?

Teknologi Agribisnis Indonesia, Apa Saja Macamnya?

Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi membawa banyak perubahan pada kehidupan. Mulai dari sektor sosial hingga yang lebih teknis di sektor industri, semuanya terpengaruh oleh teknologi.

Demikian halnya dengan teknologi pertanian, melalui banyaknya penelitian dan pengembangan, bidang pertanian pun ikut menikmati hasil dari kemajuan teknologi. Lantas, apa saja kemajuan teknologi agribisnis yang sudah ada di Indonesia?

Kementan dorong pemanfaatan industri 4.0 dan pengembangan teknologi agribisnis di Indonesia

drone teknologi bisnis Indonesia
Penyemprotan Tebu Gula Drone (Herney/Pixabay)

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa teknologi dapat menghadirkan kemudahan dalam kehidupan manusia. Karenanya, Kementerian Pertanian Indonesia pun mendukung teknologi pertanian untuk industri 4.0.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Pertanian, “Dunia saat ini telah memasuki era revolusi industri yang ke-empat atau disebut juga Industri 4.0, ditandai dengan penggunaan mesin-mesin otomasi yang terintegrasi dengan jaringan internet. Unit sektor pertanian juga perlu beradaptasi untuk menjawab tantangan ke depan,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam sambutannya di Balai Besar Mekanisasi Pertanian (BB Mektan), Serpong pada Jumat (28/09).

“Ke depannya, proses pengolahan lahan, tanaman, panen hingga pengolahan hasil tani dilakukan menggunakan remote control dari rumah,”lanjutnya. Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa teknologi yang digunakan untuk membantu para petani pada saat musim tanam dan panen padi. Yuk, simak penjelasannya!

Teknologi agribisnis yang sudah diterapkan di Indonesia

Transplanter

transplanter teknologi agribisnis indonesia
Rice planting machine (Wikimedia Commons)

Transplanter adalah teknologi pertanian yang direkomendasikan oleh Litbang (penelitian dan pengembangan) Kementerian Pertanian. Alat ini digunakan untuk memindahkan bibit tanaman dari tempat semai (wadah yang digunakan untuk menanam benih) ke lokasi penanaman yang permanen, seperti kebun atau lahan pertanian. Hasil kerja alat ini membantu mempercepat proses penanaman dan memastikan pemindahan bibit dilakukan secara efisiensi.

Transplanter biasanya dilengkapi dengan sistem mekanisme pertanian otomatis, yang dapat menanam bibit ke dalam tanah dengan kedalaman dan jarak yang sesuai. Alat ini menggantikan tenaga kerja manual yang lebih lambat dan melelahkan. Konsep kerja dari teknologi pertanian ini menganut sistem jajar legowo dari Jawa Timur dalam proses penanaman padi.

Transplanter dipercaya bisa meningkatkan produktivitas produksi padi dan kerja petani hingga 30%. Ketepatan jarak tanam antar padi, dapat memudahkan petani dalam hal perawatan hingga proses panen.

Harga satu unit mesin transplanter terbilang cukup mahal. Tapi tak perlu khawatir, karena pemerintah lewat Litbang pertanian akan memberikan bantuan mesin ini kepada para petani.

Mesin ini tidak akan tenggelam di lumpur sawah, karena sudah dilengkapi dengan pengapung saat digunakan untuk menanam padi. Ditambah lagi, transplanter dirancang dengan berat seringan mungkin agar tidak menyulitkan petani. 

Indo combine harvester

mesin combine harvester
Combine Harvester Harvest Grain (Pixabay)

Satu lagi mesin yang diciptakan untuk memudahkan pekerjaan petani yaitu Indo combine harvester. Alat ini merupakan mesin gabungan yang digunakan dalam industri pertanian untuk melakukan beberapa tahapan panen agar lebih efisien.

Mesin yang satu ini memang sengaja dirancang untuk menggabungkan beberapa fungsi sekaligus, seperti pemotongan, penggilingan, dan pemisahan biji. Secara otomatis, tanaman seperti padi, gandum, atau jagung akan dipisahkan dari tangkainya. Dengan menggunakan Indo combine harvester, petani dapat menghemat waktu kerja dan tenaga saat panen.

Berkat alat ini pula, para petani bisa bekerja dengan lebih efisien karena tidak lagi membutuhkan tenaga kerja tambahan saat sedang musim panen padi. Pengoperasian satu mesin ini hanya butuh tiga orang saja, dengan kapasitas kerja empat sampai enam jam per hektar.

Indo combine transplanter bekerja lebih baik lagi jika digunakan di permukaan tanah yang basah. Hebatnya lagi, teknologi pertanian ini mampu menghasilkan gabah dengan tingkat kebersihan 99.5%. Mesin ini memiliki gaya tekan ke permukaan tanah sebesar 0.13kg/cm2, yang dapat memperkecil kemungkinan bagi mesin untuk terperosok dalam tanah.

Mesin ini dapat digunakan di sawah yang sempit, karena lebar kerja Indo combine harvester ini hanya 1,2 meter. Dengan gaya tekan yang kecil ke permukaan tanah, alat ini akan sangat membantu petani Indonesia yang memiliki fasilitas infrastruktur drainase yang buruk.

Mesin pemilah bibit unggul

Mesin pemilah bibit unggul
Mesin pemilah bibit unggul (Wikipedia)

Jika pada proses pertanian tradisional para petani sering kesulitan menentukan bibit mana yang akan menghasilkan tumbuhan terbaik, kini kekhawatiran itu bisa diatasi dengan teknologi pertanian mumpuni, yaitu mesin pemilah bibit unggul.

Mesin ini sudah cukup umum digunakan. Penggunaan mesin pemilah bibit unggul ini banyak digunakan oleh perusahaan penyedia bibit. Mesin ini dilengkapi dengan sistem pemilahan otomatis yang didasarkan pada kriteria tertentu, seperti ukuran, bentuk, kepadatan, atau kualitas, untuk memastikan hanya bibit yang memiliki karakteristik yang diinginkan yang dipilih.

Misalnya saja, pemilihan bibit jagung hibrida. Bibit jagung ini memiliki kualitas yang terbaik, karena tanaman yang akan dihasilkan akan memiliki kualitas tonggol unggul dan biji jagung yang semakin banyak.

Dengan menggunakan mesin pemilah bibit unggul, petani dapat memperoleh bibit yang lebih konsisten dan berkualitas, yang dapat berdampak positif pada produktivitas, pertumbuhan, dan hasil panen tanaman mereka.

Alat pengering kedelai

Alat pengering kedelai
Alat pengering kedelai (Graha Mesin)

Teknologi pertanian yang satu ini dibuat untuk membantu petani mencegah penurunan kualitas kedelai akibat proses pengeringan yang terlambat. Dengan alat pengering ini, proses pengeringan kedelai yang biasanya berlangsung selama 8 hari, bisa dipersingkat menjadi 1 hari saja. Selain itu, mesin ini juga akan meningkatkan daya tumbuh benih kedelai hingga 90.3%.

Instalasi pengolah limbah

Instalasi pengolah limbah
Instalasi pengolah limbah (Greeners.co)

Satu lagi hal yang sering dipusingkan petani saat bercocok tanam yaitu limbah tani. Seringkali, petani tidak mampu mengolah limbah ternak mereka dengan baik. Padahal, limbah ternak ini bisa dimanfaatkan untuk hal yang lebih baik.

Alih-alih mencemari lingkungan, petani bisa memanfaatkan limbah untuk digunakan sebagai pupuk organik. Jika petani tersebut tidak memiliki banyak waktu untuk mengolah sendiri limbah menjadi pupuk, ada instalasi pengolah limbah.

Dengan menggunakan instalasi pengolahan ini, limbah yang awalnya tidak bermanfaat bisa diubah menjadi pupuk organik dan biogas. Hasilnya, tidak ada material yang terbuang sia-sia.


Itulah artikel mengenai industri pertanian 4.0 dan pengembangan teknologi agribisnis yang sudah diterapkan di Indonesia. Tertarik dengan berita teknologi seperti ini? Masih banyak berita perkembangan teknologi, augmented reality, virtual reality, dan metaverse di blog MetaNesia!

Apabila Anda tertarik mengembangkan dunia pertanian dengan teknologi augmented reality, virtual reality, dan metaverse bersama MetaNesia, Anda dapat bergabung dengan menghubungi Customer Service kami melalui WhatsApp. Anda juga dapat bertanya maupun berkonsultasi secara gratis. 

Tertarik untuk mencoba masuk ke dunia metaverse? Yuk, coba rasakan pengalaman imersif metaverse yang belum pernah Anda coba sebelumnya melalui platform metaverse kami, MetaNesia. Dengan mengunduhnya melalui website kami.

Bagikan ini: