Saatnya Produsen Teknologi Memperhatikan Teknologi Ramah Lansia

Saatnya Produsen Teknologi Memperhatikan Teknologi Ramah Lansia

Berbeda dengan generasi yang lebih muda, individu lanjut usia seringkali menghadapi berbagai masalah seperti reaktivitas yang menurun, gangguan penglihatan, keterbatasan pendengaran, mobilitas yang berkurang. Adanya hambatan ini menghalangi kemampuan mereka untuk mengadopsi teknologi modern dengan efektif.

Karena itu, dibutuhkan perhatian produsen teknologi dalam hal inovasi teknologi lainnya yang membentuk kembali interaksi konsumen dengan produk dan layanan mempertimbangkan dampak dari penuaan. Pertanyaannya, apakah ada penekanan yang sengaja diberikan dalam mengembangkan teknologi yang mampu menyesuaikan kebutuhan para lansia?

Populasi lansia semakin bertambah besar

Saatnya Produsen Teknologi Memperhatikan Teknologi Ramah Lansia
woman in brown button up shirt holding white smartphone (Georg Arthur Pflueger/unsplash)

Kaum muda bukan satu-satunya yang memakai teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari. Meningkatkan kemudahan penggunaan teknologi bagi warga lanjut usia merupakan pendekatan bisnis yang cerdas secara strategis.

Berdasarkan data sensus, populasi lansia di Amerika Serikat telah mengalami pertumbuhan hampir lima kali lipat dibandingkan dengan total populasi dari tahun 1920 hingga 2020. Rentang waktu dari tahun 2010 hingga 2020 mencatat peningkatan populasi lansia yang paling cepat sejak tahun 1880 hingga 1890. Saat ini, populasi yang berusia 65 tahun ke atas mencapai 55,8 juta jiwa, atau 16,8% dari total populasi.

Lebih lanjut lagi, proyeksi menunjukkan bahwa antara tahun 2020 dan 2060, jumlah orang dewasa yang lebih tua diharapkan akan melonjak sebesar 69% di Amerika. Ini mendekati angka 100 juta.

“Perkembangan terus menerus dari populasi berusia 65 tahun ke atas adalah yang belum pernah terjadi dalam sejarah AS dan memiliki implikasi signifikan bagi para pembuat kebijakan,” ungkap Population Reference Bureau.

Di Indonesia pun demikian. Dilansir dari Kompas, Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 mencatat penduduk lansia di Indonesia mencapai 26,82 juta jiwa atau 9,92 persen dari total populasi.

Kaum lansia pun merangkul digitalisasi | Teknologi ramah lansia

Kaum lansia pun merangkul digitalisasi
man in black suit jacket using macbook (Beth Macdonald/unsplash)

Apabila populasi secara keseluruhan mengalami penuaan yang signifikan, maka demikian pula dengan pelanggan mayoritas bisnis. Jika produsen ingin tetap kompetitif, perusahaan tidak memiliki pilihan selain memastikan bahwa inovasi mereka dapat terintegrasi dengan mulus ke dalam kehidupan populasi lanjut usia.

Tren demografis yang ada mendukung strategi untuk menarik perhatian populasi lanjut usia. Penelitian dari AARP juga menunjukkan bahwa semakin banyak orang tua yang ingin menggunakan teknologi baru.

Meskipun orang dewasa yang lebih muda cenderung menjadi pengadopsi awal dunia digital dibandingkan orang tua mereka, penggunaan teknologi oleh orang tua telah berkembang pesat dalam dekade terakhir. Kesenjangan antara orang dewasa berusia muda dan lansia kian menyempit, seperti yang diungkapkan dalam survei Pew Research.

Sebagai contoh, studi tersebut menemukan bahwa 96% dari mereka yang berusia 18 hingga 29 tahun memiliki smartphone dibandingkan dengan 61% dari mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Perbedaannya memang sebesar 35%, namun kesenjangan ini menurun dari 53 poin pada tahun 2012.

Menariknya lagi, keterampilan teknologi dan akses internet semakin meningkat pada lansia. Menurut laporan tersebut, kehadiran di media sosial di antara warga Amerika yang berusia 65 tahun ke atas telah meningkat empat kali lipat sejak tahun 2010. Penggunaan oleh generasi yang lebih muda tetap relatif konstan.

Kebergunaan teknologi digital adalah kunci | Teknologi ramah lansia

Kebergunaan teknologi digital adalah kunci
two women and man walking in the street during daytime (Philippe Leone/unsplash)

Sebuah studi yang dilakukan oleh Journal of Medical Internet Research menemukan bahwa warga lanjut usia sangat tertarik pada teknologi. Sebut saja aplikasi video konferensi, alat pelacak kebugaran, dan alat medis wearable lainnya yang mendukung kesejahteraan kualitas hidup dan gaya hidup mereka.

Namun, menurut laporan tersebut, mereka sering menghadapi hambatan dalam adopsi teknologi. Beberapa keluhan termasuk “kelebihan informasi” dan teknologi yang “tidak nyaman digunakan, mahal, dan tidak familiar.” Oleh karena itu, dibutuhkan bantuan yang tepat untuk mengatasi masalah ini

Meraih para pengguna awal (early adopters) memang penting. Namun, penyedia teknologi harus menyadari bahwa mengembangkan penjualan di kalangan konsumen umum yang lebih luas dan bisa mendukung perkembangan sosial ekonomi maupun gaya hidup mereka juga sama pentingnya.

Karena itu, para penyedia teknologi digital perlu lebih memikirkan tentang ketergunaan produk dan bagaimana teknologi tersebut bisa memberikan bantuam positif untuk kualitas hidup. Tidak hanya di kalangan muda, namun juga para lansia.

Saat ini, lebih dari sebelumnya, perusahaan-perusahaan perlu mengevaluasi apakah mereka sudah cukup berinvestasi untuk memastikan bahwa produk dan layanan mereka. Apakah layanan tersebut memberikan akses dan bantuan nyata bagi para lansia? Penyedia teknologi perlu menciptakan keyakinan bahwa para lansia dapat merasa nyaman dengan teknologi seperti halnya generasi muda.

Alibaba rangkul teknologi yang ramah untuk lansia

Alibaba rangkul teknologi yang ramah untuk lansia
mickey mouse figurine on black box (tommao wang/unsplash)

Bantuan ke akses internet yang memadai bagi lansia pun dilakukan Alibaba. Dengan mengedepankan pendekatan inklusif dalam operasional bisnisnya, Alibaba berupaya untuk melibatkan generasi lansia agar dapat berpartisipasi aktif dalam mengikuti perkembangan dunia digital.

Pada bulan Oktober 2021, Taobao memperkenalkan mode aplikasi yang ramah bagi lansia. Dalam versi ini, terdapat empat permainan yang populer di kalangan pengguna lansia, seperti Baba Farm, di mana pemain dapat merawat dan merawat tanaman virtual untuk memperoleh hasil panen sejati.

Selain itu, Taobao juga memperkenalkan fitur pencarian suara dan pencarian gambar untuk obat-obatan guna membantu pengguna lansia dalam menemukan apa yang mereka butuhkan.

Dengan adanya asisten virtual pintar bernama Taoxiabao yang tersedia di bagian bawah beranda aplikasi, pengguna dapat menggunakan fitur perintah suara untuk menyebutkan nama produk yang mereka inginkan.

Aplikasi ini secara otomatis akan menampilkan teks dan gambar yang sesuai. Fitur ini sangat bermanfaat bagi lansia yang mengalami kesulitan dalam mengetik pada perangkat seluler mereka.

Di aplikasi e-commerce Taobao, terdapat juga fitur pencarian gambar untuk obat-obatan yang ditujukan untuk membantu pengguna lansia. Jika mereka ingin mencari suatu produk obat, mereka dapat mengambil foto kemasan obat, setelah itu aplikasi akan menampilkan informasi lengkap obat tersebut beserta fungsinya.

Fitur ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan dapat memberikan bantuan kepada lansia yang kesulitan dalam mencari obat dengan nama yang panjang atau susah ditemukan. Lebih dari itu, fitur ini juga menyediakan informasi terkait dosis, penggunaan, dan penyakit yang terkait dengan obat tersebut.

Jika pengguna mengklik opsi “tips” yang ada di layar, informasi tambahan mengenai efek samping obat pun dapat ditemukan. Sehingga, para pengguna dapat memahami kegunaan obat tersebut dengan lebih baik.

Alibaba sediakan mode lansia

Dengan mengaktifkan Mode Lansia, antarmuka aplikasi Taobao akan menjadi lebih simpel. Terdapat satu kolom besar yang memuat rekomendasi produk, gambar dan teks dengan ukuran lebih besar, serta deskripsi yang lebih singkat yang menyoroti nama produk, fungsinya, dan jumlah ulasan dari pembeli yang dirancang untuk mempermudah pembelian bagi para lansia.

Produk-produk yang umumnya dibutuhkan oleh lansia, seperti alat bantu pendengaran, juga tersedia dalam daftar rekomendasi produk.

Selain itu, Taobao telah meluncurkan fitur Akun Keluarga yang memungkinkan pengguna untuk menghubungkan akun mereka dengan anggota keluarga seperti lansia, anak-anak, dan pasangan. Fitur ini memungkinkan orang tua untuk berbagi tautan produk dengan anak-anak mereka untuk tujuan diskusi dan perbandingan produk.

Lebih lanjut, terdapat fitur “pay-for-me”, yang memungkinkan anak-anak untuk membayar belanjaan anggota keluarga lansia. Hal ini memungkinkan lansia untuk tetap menggunakan aplikasi tanpa perlu memiliki akun bank sendiri.


tulah pembahasan mengenai teknologi yang ramah untuk lansia. Ingin mencoba menerapkan teknologi baru ke dalam bisnis? Yuk, hubungi tim MetaNesia untuk dapatkan konsultasi gratis sekarang juga!

MetaNesia merupakan platform metaverse pertama di Indonesia yang juga merupakan bagian dari Telkom Indonesia. Anda juga bisa merasakan keseruan masuk ke dalam dunia virtual dengan mengunduh aplikasi MetaNesia. Yuk unduh hari ini, jangan sampai ketinggalan keseruannya!

Bagikan ini: