Teknologi VR di Dunia Jurnalistik: Hadirkan Pemberitaan yang Lebih Imersif

Teknologi VR di Dunia Jurnalistik: Hadirkan Pemberitaan yang Lebih Imersif

Penerapan teknologi VR di dunia jurnalistk
Penerapan teknologi VR di dunia jurnalistk

Pesatnya kemajuan media elektronik dewasa ini telah membawa kemajuan yang signifikan di dunia jurnalistik. Kehadiran inovasi VR di dunia jurnalistik telah memberikan babak baru dalam menikmati pemberitaan. Teknologi VR memberikan tampilan yang lebih interaktif dan pengalaman yang lebih imersif bagi pemirsanya.

Melalui VR, bidang pemberitaan dapat menampilkan karakter avatar tiga dimensi bahkan sosok yang nyata. Lebih dari sekadar karakter, ekosistemnya pun bisa dibentuk seperti kenyataan dan ini sangat potensial untuk dimanfaatkan media pemberitaan.

Apa itu virtual reality (VR)?

Jurnalisme menerapkan virtual reality
Jurnalisme menerapkan virtual reality

Virtual reality merupakan sebuah teknologi yang membuat pengguna atau user dapat berinteraksi dengan lingkungan yang ada dalam dunia maya yang disimulasikan oleh komputer, sehingga pengguna merasa berada di dalam lingkungan tersebut. Di dalam bahasa Indonesia, virtual reality dikenal dengan istilah realitas maya.

Melalui simulasi yang dihadirkan teknologi virtual reality, penonton dapat berinteraksi secara langsung. Penonton akan merasakan pengalaman yang immersive, seolah-olah terlibat nyata di dalam situasi yang sedang ditampilkan.

Mengapa dunia jurnalistik membutuhkan virtual reality

Tampilan imersif hasil kolaborasi jurnalistik dan VR
Tampilan imersif hasil kolaborasi jurnalistik dan VR

Immersive journalism atau jurnalisme imersif adalah bentuk jurnalisme yang dicirikan dengan representasi peristiwa pada simulasi virtual , yang dihasilkan dari gambar nyata dan dakses oleh pemirsa dari sudut pandang orang pertama. Representasi dalam wujud simulasi ini dapat dikendalikan sesuka hati, sehingga memberikan sensasi hadir di tempat di mana peristiwa terjadi.

Jurnalis modern memang sudah banyak yang mengimplementasikan vr di dunia jurnalistik. Penerapan virtual reality memberikan sederet keunggulan yang menambah nilai dan membedakannya dengan formula naratif lainnya. Berikut beberapa keunggulan yang diperoleh melalui penerapan virtual reality.

Pengalaman imersif

Pemirsa sepenuhnya terlibat dalam lingkungan yang dibuat secara virtual. Dengan mengenakan headset VR, pengguna dapat merasakan sensasi seperti berada di tempat kejadian dan menciptakan pengalaman yang imersif. Ini memungkinkan jurnalis untuk membawa lebih dekat dengan peristiwa yang diberitakan.

Tampilan 360°

Mereka dapat merasakan seperti berada di lokasi peristiwa, melihat sekeliling dalam lingkungan 360°. Dengan begitu, pemirsa mendapatkan perspektif yang lebih kuat dan membantu menciptakan pengalaman yang lebih mendalam bagi penonton.

Kontrol secara personal

Dengan menggerakkan kepala mereka, pemirsa memodifikasi bidang penglihatan dengan cara yang mirip dengan pandangan manusia. Pemirsa memiliki kontrol penuh atas apa yang mereka lihat dan bagaimana mereka menjelajahinya. Ini memberikan kebebasan dan meningkatkan keterlibatan serta pemahaman mereka terhadap pemberitaan.

Penggunaan audio spasial

Selain lebih unggul dari sisi visual, virtual reality juga menghadirkan audio spasial. Hal ini memberikan pemirsa sensasi merasakan suara, seolah-olah berasal dari sekitarnya berada. Dengan begitu, pengalaman yang dirasakan secara virtual dapat menggambarkan situasi seperti layaknya dunia nyata.

Keterlibatan pemirsa

Dengan masuk ke dalam simulasi pemberitaan, keterlibatan pemirsa dalam peristiwa jauh lebih dapat dirasakan. Pemirsa tidak hanya menjadi sebagai pengamat, melainkan mereka seolah-olah menjadi bagian dari yang terlibat dalam peristiwa atau bahkan sebagai pelaku utamanya.

Rasa kehadiran

Pemirsa dapat merasakan bahwa mereka berada di tempat di mana peristiwa itu terjadi dan bereaksi seolah-olah mereka ada di sana. Dalam hal ini, pemirsa ikut dilibatkan secara emosional sehingga dapat memunculkan ketegangan, marah, sedih maupun empati yang lebih nyata.

Bagaimana jurnalis berinovasi menggunakan virtual reality?

Teknologi VR ciptakan jurnalistik lebih imersif
Teknologi VR ciptakan jurnalistik lebih imersif

Penggunaan virtual reality dalam jurnalisme dapat meningkatkan cara sebuah pemberitaan disampaikan dan diterima oleh pemirsanya. Namun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seorang jurnalis dalam mengemas pemberitaan berbasis virtual reality. Berikut beberapa rekomendasi hal penting yang diperlukan diperhatikan.

Menentukan tujuan dan isu konten yang sesuai

Dalam proses awal, jurnalis perlu menentukan tujuan penerapan virtual reality untuk menyampaikan konten yang akan diberitakan. Ini terkait dengan perspektif sudut pandang pemirsa, format VR yang tepat dan tim beserta alur kerjanya.

Sama seperti media pemberita lainya, baik berupa artikel, foto, konten, semuanya bermuara pada bagaimana cara menyampaikan pesan yang proporsional. Meski pengalaman imersif melalui VR begitu menarik, namun efektifitas dalam menyampaikan berita tetap sebagai fokus utama.

Penelitian mendalam mengenai isu yang dibahas

Virtual reality memungkinkan pengguna untuk merasa hadir di tempat kejadian. Jurnalis perlu melakukan penelitian yang mendalam mengenai isu yang akan diangkat. Hal ini penting, untuk sedapat mungkin memberikan perspektif pendekatan yang sesuai bagi pemirsanya. Tujuan awal pemberitaan akan melenceng, jika sudut pandang penceritaan salah menempatkan peran pemirsa dalam kejadian yang dikonstruksikan.

Menggunakan teknik penyampaian naratif

Jurnalis yang membuat karya virtual reality harus memiliki teknik bercerita yang kuat untuk menyampaikan sebuah berita melalui media ini. Hal yang sering sekali terjadi, justru jurnalis terjebak pada hasil visual yang luar biasa namun mengorbankan penyampaian cerita terkait peristiwa.

Dalam konteks virtual reality dokumenter, terdapat dua strategi untuk menyusun narasi. Yang pertama adalah membuat aksi terarah berlangsung di depan kamera “surround”. Kemudian yang kedua adalah memalsukan video imersif dengan elemen tambahan, seperti grafik yang dihasilkan komputer atau lapisan video tambahan.

Memastikan kesiapan bahan produksi

Dalam beberapa kasus, kurangnya bahan mentah yang akan digunakan untuk menyampaikan pemberitaan akan mempersulit proses produksi. Meski sebagian besar menerapkan video live-action yang imersif sebagai bagian utama pemberitaan nantinya, namun di perlukan perekaman yang dapat menggambarkan lokasi.

Tim akan langsung ke lokasi untuk merekam gambaran situasi tempat kejadian, menggunakan perangkat kamera 360 derajat. Proses perekaman ini tanpa menyertakan karakter yang terkait dalam cerita. Tahap ini akan dijadikan referensi dalam proses produksi selanjutnya.

Namun, ketika bagian dari penggambaran situasi ada yang kurang, tim harus melakukan rekaman ulang dengan perangkat kamera 360 derajat. Hal ini sangat menyulitkan dan memerlukan tambahan waktu maupun biaya.

Kolaborasi antar tim

Pemberitaan berbasis VR merupakan media yang kompleks. Dalam proses pembuatannya, setiap proyek akan melibatkan banyak pihak dengan latar belakang berbeda. Diperlukan proses berbagi pengetahuan, bertukar ide, uji coba, dan perbaikan terus-menerus. Tanpa kemampuan komunikasi dan kolaborasi yang baik, tentunya tim akan kesulitan mencapai hasil yang maksimal.

Penerapan teknologi VR di dunia jurnalistik

Jurnalistik berbasis VR untuk pemberitaan perang
Jurnalistik berbasis VR untuk pemberitaan perang

Sejauh ini sudah banyak bermunculan konten jurnalistik berupa video interaktif yang memanfaatkan pendekatan virtual reality. Berikut beberapa contoh pemberitaan berbasis virtual reality yang memberikan pengalaman visual yang lebih imersif.

Hunger in Los Angeles

Hunger in Los Angeles dibuat oleh Nonny de la Peña pada tahun 2012 dan dipresentasikan di Festival Film Sundance. Karya ini merupakan penceritaan jurnalisme pertama yang menggunakan realitas virtual. Dengan satu set kacamata sederhana, sepasang headphone dan ponsel, itu menciptakan kembali pemandangan nyata dari bank makanan di kota yang ada di AS.

Ghost Fleet VR

juga merupakan film dokumenter sosial. Ini membahas bisnis perdagangan manusia yang menguntungkan di industri perikanan Thailand. Itu difilmkan dengan kamera 360º dan mengikuti Tun Lin, seorang yang selamat dari skema ini yang menceritakan kengerian dari situasi ini dengan membawa penonton berkeliling perahu yang mengangkut para budak.

Zero Days VR

Zero Days sedikit berbeda dari yang lain, film jurnalisme ini bercerita tentang virus komputer (Stuxne) yang diduga dibuat di Amerika Serikat dan Israel. Ini adalah pengalaman animasi yang menciptakan kembali perjalanan melalui malware dan masalah politik, yang menjadikannya penyelidikan yang menarik.

National Geographic VR

National Geographic merupakan perusahaan jurnalisme yang sangat terkenal. Melalui virtual reality, mereka ingin memberi sentuhan pada caranya bercerita dan penyampaian cerita. Mereka telah menciptakan platform, di mana siapa pun dapat berkarya di Antartika dengan penguin dan menjelajahi Machu Pichu melalui pengalaman perjalanan yang unik.

Layanan virtual reality di Indonesia

Teknologi virtual reality pada jurnalistik
Teknologi virtual reality pada jurnalistik

Di Indonesia tren penggunaan VR sudah sangat berkembang dan diminati berbagai pihak. Berbagai industri telah banyak memanfaatkan VR untuk pelatihan dan pendidikan berupa video interaktif, virtual event, virtual office dan masih banyak lainya.

Salah satu perusahaan lokal di Indonesia yang menyediakan jasa layanan teknologi virtual reality adalah MetaNesia. Perusahaan ini merupakan platform metaverse pertama di indonesia, yang aktif mengembangkan berbagai teknologi digital berbasis virtual. MetaNesia telah berkolaborasi dengan PT Honda Prospect Motor, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), dan banyak perusahaan lainya.

Sejalan dengan tren yang ada, sudah seharusnya industri jurnalistik Indonesia juga mengimplementasikan VR pada media pemberitaannya. Hal ini penting, mengingat minat kebutuhan dan selera masyarakat yang tinggi akan perkembangan teknologi.


Itulah pembahasan artikel mengenai penerapan VR di dunia jurnalistik. Melalui implementasi VR, diharapkan akan menciptakan media pemberitaan yang lebih interaktif dan imersif. Kunjungi blog MetaNesia untuk mendapatkan berbagai informasi mengenai perkembangan teknologi dunia virtual.

MetaNesia merupakan platform metaverse yang menciptakan interaksi virtual di mana pengguna dapat berinteraksi layaknya dunia nyata. Apabila kamu tertarik untuk membuat konser virtual, menjual produk digital atau bekerja sama dengan MetaNesia, kamu dapat menghubungi Customer Service kami melalui WhatsApp untuk berkonsultasi secara gratis.

Ayo bergabung dengan mengunduh aplikasi MetaNesia dan rasakan pengalaman yang belum pernah kamu coba sebelumnya!

Bagikan ini: