Bangkitnya Tren Industri Musik di Metaverse 

Bangkitnya Tren Industri Musik di Metaverse 

Di era digital ini, hampir semua orang melakukan aktivitas bukan hanya di dunia nyata saja, namun juga di dunia maya. Orang dapat bekerja, berinteraksi, dan melakukan berbagai aktivitas di dunia maya. Terlebih pada masa pandemi Covid-19 kemarin, dunia virtual pun menjadi lebih ramai dari sebelumnya. 

Karena tidak bisa melakukan aktivitas secara langsung dan harus tetap dirumah, orang pun beralih menggunakan teknologi digital untuk melakukan pekerjaan dan aktivitas secara virtual. Bahkan aktivitas jual beli pun dapat dilakukan secara daring. Dari situlah tren metaverse mulai berkembang.

Perubahan nama perusahaan Facebook

Facebook Meta
Facebook Meta (pixabay)

Sehubung dengan tren dan perkembangan metaverse, CEO Mark Zuckerberg (pendiri Facebook), resmi merubah nama perusahaannya dari Facebook Inc. menjadi Meta Platforms Inc. Ia menjelaskan jika ia ingin Facebook dikenal sebagai perusahaan yang bukan hanya menaungi media sosial saja, namun juga fokus pada metaverse. 

Merek Facebook terkait erat dengan satu produk, oleh karena itu Zuckerberg mengubah namanya untuk memperluas bisnis dengan meluncurkan branding baru. Metaverse dapat menjadi masa depan virtual yang bisa diandalkan. 

Metaverse juga menciptakan dan menambah segmen berbagai bisnis baru. Banyak industri yang menyadari dampak signifikan yang dapat ditimbulkan dari ruang virtual ini, salah satunya yaitu industri musik.

Beradaptasi dengan perkembangan jaman, berbagai pihak dari industri musik seperti artis atau label musik berusaha mencari cara untuk menjangkau para audiens. Akibat pandemi Covid-19, berbagai aktivitas musik seperti konser atau festival tidak dapat diadakan sehingga para artis mengalami krisis. Karena itulah, industri musik di metaverse mulai berkembang.

Mengadakan konser di metaverse, apakah bisa?

The Metaverse Festival
The Metaverse Festival (Duncan Rawlinson, flickr)

Metaverse mulai digunakan sebagai platform untuk menyebarluaskan serta memperjual belikan musik. Pada tahun 2021, Justin Bieber menggelar konser secara virtual di metaverse. Teknologi tersebut memungkinkan penonton dapat terlibat secara langsung melalui virtual dengan Justin Bieber. Melalui avatar virtualnya, ia menampilkan pertunjukan secara live.

Hal tersebut merupakan sebuah inovasi baru yang efektif sehingga penggemar dapat berinteraksi dengan idolanya dimanapun mereka berada. Bukan hanya Justin Bieber, bahkan beberapa artis besar lain seperti Travis Scott dan Grimes juga pernah mengadakan konser virtual di metaverse. 

Konser metaverse dapat dimonetisasi melalui iklan real time, biaya akses, serta penjualan Non-Fungible Token atau biasa disebut sebagai NFT. Hal tersebut dapat menghasilkan keuntungan bagi artis dan pihak industri musik.

Dengan menggunakan NFT, artis juga dapat melakukan transaksi jual beli dengan para penggemar. Seperti contohnya album terbaru Snoop Dogg yaitu Bacc on Death Row, sekarang telah tersedia di blockchain. Tim David Bowie juga bekerja sama dengan berbagai seniman dalam proyek NFT yang menampilkan karya tersimpan David Bowie yang belum di rilis. 

Industri musik di metaverse bukan hanya menguntungkan di bidang musik saja. Proyek NFT juga dapat membantu para seniman visual untuk berkarya melalui pembuatan cover album serta desain poster para artis untuk penggemarnya. Dari situ dapat dilihat antusiasme penggemar dan bentuk apresiasi mereka terhadap para artis dan seniman. 

Tentunya, masa depan industri musik di metaverse dapat berkembang dan maju. Metaverse dapat memberikan pengalaman yang lebih imersif, karena disajikan dalam bentuk 3D dan bukan 2D. Hal ini dapat menjadi evolusi dalam menghubungkan umat manusia melalui musik digital.

Perkembangan industri musik di metaverse kedepannya

The Metaverse Festival
The Metaverse Festival (Flickr)

Di metaverse, para musisi memanfaatkan platform seperti Wave. Mereka dapat melakukan pertunjukan virtual serta berinteraksi dengan penggemar. Dengan adanya platform tersebut, industri musik di metaverse akan terus berkembang.

Tanpa adanya batas jarak dan waktu, musik akan semakin lebih cepat berkembang. Musisi dapat mengadakan konser untuk para penggemarnya dimanapun mereka berada. Semua orang dari berbagai belahan dunia dapat menikmati hiburan virtual dan berinteraksi satu sama lain.

Dibandingkan mengadakan konser fisik yang melelahkan, konser virtual dapat diadakan hanya dalam satu malam. Berjuta-juta fans dapat menyaksikan secara bersamaan. Musisi dapat bebas berkreasi di dunia metaverse yang tidak terbatas.

Perusahaan musik besar seperti Warner Music Group pun ikut berinvestasi di metaverse Roblox sebesar US$ 520. Mereka melihat ada potensial yang besar di industri musik di metaverse. Perusahaan tersebut juga berinvestasi di platform lain bernama Genies dan Wave.

Banyak potensial yang dapat dilakukan oleh musisi dan label rekaman di metaverse. Mereka dapat membangun dunia virtual personal untuk mengadakan virtual meet and greet dengan para fans. Mereka juga dapat menjual merchandise dan mendapat keuntungan.

Mungkin masih banyak yang belum begitu mendalami dunia metaverse, atau bahkan belum mengetahuinya sama sekali. Seiring berkembangnya jaman, tentunya metaverse akan semakin dikenal oleh banyak orang dan akan digunakan sebagai platform mereka untuk menikmati hiburan seperti musik. 

Walaupun sekarang kondisi dunia sudah membaik dan normal kembali, namun teknologi digital tetap terus berkembang. Industri musik di metaverse pun akan semakin maju dan sukses.


Berikut informasi mengenai tren industri musik di metaverse. Jika ingin mengetahui berbagai informasi yang sangat menarik terkait dengan perkembangan sektor industri lain di metaverse atau juga informasi lain yang tentunya tidak kalah bermanfaat, mari kunjungi blog metaNesia!

Bagikan ini: