Bagaimana UX Design Dapat Membantu Brand Berkembang di Metaverse

Bagaimana UX Design Dapat Membantu Brand Berkembang di Metaverse

Core concerns of UX in the Metaverse | by Marcus Lyra | UX Collective
Source: UX Collective

Saat perusahaan teknologi berlomba membangun metaverse, yang kini memiliki padanan kata bahasa Indonesia dengan sebutan metamesta, brand harus memutuskan cara melibatkan pelanggan di media baru ini. Jika metaverse memang menjadi saluran utama bagi brand untuk terhubung dengan pelanggan, itu karena pengalaman yang diciptakan brand untuk mereka melalui metaverse.

Desainer User Experience (UX) akan memainkan peran utama dalam membuat konsumen merasa nyaman dengan metaverse. Kenyamanan itu akan memungkinkan pelanggan untuk sepenuhnya menikmati manfaat dari pengalaman metaverse dan membantu brand mencapai hasil terbaik dari investasi metaverse yang mereka kembangkan.

Untuk mencapai hal ini, desainer perlu memahami metaverse sebagai produk evolusi teknologi. Sebagai saluran yang membutuhkan keterampilan teknis baru, dan sebagai domain baru untuk melibatkan pengguna dengan cerita yang menarik.

Sangat membantu untuk menganggap metaverse sebagai lingkungan 3D tempat di mana pengguna dapat hidup secara virtual. Juga sebagai tempat desainer dapat mengembangkan visi kreatif mereka.

Evolusi di bidang desain, yang berpindah dari web 1.0 ke web 2.0 dan sekarang ke web 3.0. Misalnya, banyak desainer user interface beralih ke UX saat gambar tidak lagi cukup untuk menciptakan pengalaman pengguna yang baik.

Merombak ulang desain

Sekarang, desainer UX perlu memikirkan tentang 3D daripada desain datar, interaksi dengan tujuan yang lebih dalam.

Di metaverse, setiap pilihan desain harus berpusat pada keterlibatan dalam cara 3D yang imersif. Itu menantang dan mengasyikkan karena memberi desainer kesempatan untuk menjadi pembuat aturan, bukan hanya pengikut aturan.

Peran desain yang berubah ini dimulai dengan cara berpikir baru tentang konsumen, tidak hanya sebagai pengguna teknologi tetapi sebagai pemain.

Ini tidak berarti UX akan digamifikasi, tetapi akan imersif sehingga pengguna bermain, menjelajah, dan bahkan berkreasi di ruang virtual.

Peran pengguna akan lebih aktif, tidak seperti sedang membeli yang mengklik menu produk online dan lebih seperti karakter dalam game yang berpindah dari pengalaman ke pengalaman.

Membuat cerita pengguna yang menarik

Cerita hebat menawarkan pengalaman hebat bagi pengguna. Ini juga memungkinkan brand untuk menggabungkan aktivitas marketing dengan mulus, dan memberikan pengalaman pengguna yang konsisten di seluruh saluran.

Desainer harus terus memperluas peran mereka sebagai pendongeng visual dalam ruang imersif. Merancang setiap interaksi untuk berbagai tujuan guna memperkaya pengalaman konsumen dan menciptakan titik keterlibatan dengan brand dan produk mereka.

Menghubungkan cerita imersif

Source: metaNesia

Seringkali, pengalaman yang paling berkesan dan menarik melibatkan orang lain, dan cara termudah untuk membawa orang lain ke dalam pengalaman digital pengguna adalah melalui saluran sosial.

Desainer harus mempertimbangkan bagaimana produk atau layanan brand mereka dapat menggabungkan interaksi sosial metaverse. Kemudian, membawa mereka melampaui apa yang mungkin dalam kehidupan nyata dan saluran media sosial tradisional.

Mengamati perilaku pengguna di metaverse

Desainer UX tahu cara mengamati, dan keterampilan seperti ini akan membantu dalam memahami cara membuat pengalaman metaverse yang menarik.

Cerita imersif yang berpusat pada pengguna dengan melihat data, berbicara dengan pengguna tentang ekspektasi mereka, dan melakukan studi, dapat dibuat.

Kita juga perlu mengamati brand, bagaimana pelanggannya terlibat dengan metaverse dan bagaimana pesaingnya terlibat dengan pelanggan mereka.

Pengamatan seperti ini harus terus dilakukan karena teknologi metaverse dan ekspektasi konsumen berubah dengan cepat.

Pelajari dan perkuat keterampilan desain 3D dan teknologi virtual reality

Untuk membuat tampilan 360 derajat yang didukung metaverse, desainer perlu menambahkan keterampilan pemodelan 3D ke perangkat desain mereka yang sudah ada, termasuk prinsip desain yang digunakan untuk membuat aset 3D daripada gambar datar.

Keterampilan akan teknologi virtual reality juga akan menjadi penting, terutama karena keahlian ini akan membantu menciptakan perjalanan pengguna yang menarik dan menampilkan produk dengan cara terbaik di metaverse.

Desain yang memberikan dampak pada perdagangan

Ada tiga kasus penggunaan metaverse, khususnya, yang perlu dipertimbangkan untuk brand. Pertama, adalah virtual-to-virtual, ketika konsumen membeli barang virtual seperti pakaian untuk avatar mereka sebagai bagian dari pengalaman metaverse.

Yang kedua, adalah physic-to-virtual, ketika konsumen membeli sesuatu di toko fisik untuk membuka hal di ruang virtual, seperti kartu hadiah yang memberi pengguna akses ke konser virtual. Yang ketiga, adalah virtual-to-physical, seperti ketika pelanggan membeli baju di toko virtual dan produk fisik dikirim ke alamat rumah mereka.

Memikirkan desain metaverse

Ini adalah waktu yang menyenangkan untuk menjadi desainer UX. Kasus penggunaan dan potensi desain metaverse tidak seperti apa pun yang pernah kita lihat sebelumnya. Jadi sangat penting bagi desainer untuk berpikir secara holistik dan membangun keterampilan teknis yang mereka butuhkan untuk menciptakan pengalaman brand yang sukses.

Penting juga untuk tetap jeli dan terbuka terhadap respon pengguna karena kecepatan teknologi yang mendukung metaverse, dan apa yang diharapkan pengguna darinya.

Terlepas dari bagaimana harapan berubah, dan terlepas dari kasus penggunaan, setiap pengalaman metaverse harus dirancang untuk berdiri sendiri, melengkapi pengalaman pelanggan secara keseluruhan, dan mendorong konversi untuk brand.


Kunjungi metaNesia untuk mendapatkan informasi seputar metaverse dan teknologi imersif lainnya.

Bagikan ini: