Virtual Production The Mandalorian, Sebuah Inovasi Dalam Pembuatan Film

Virtual Production The Mandalorian, Sebuah Inovasi Dalam Pembuatan Film

Virtual Production The Mandalorian
Virtual Production (Wikimedia Commons/Konyevi)

Berbagai industri telah banyak menerapkan teknologi virtual reality (VR) yang menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis mereka. Beberapa diantaranya yakni digunakan untuk virtual training, virtual exhibition, virtual expo, virtual tour dan lain sebagainya. 

Dalam beberapa tahun kebelakang industri perfilman di Hollywood telah menggunakan teknologi virtual production untuk membuat film dan series, lho! Teknologi virtual production ini pastinya dilengkapi dengan fitur canggih untuk membantu menyelesaikan post production sebuah film maupun series. 

Salah satu series yang menjadi pioner dalam menerapkan virtual production adalah Star Wars: The Mandalorian. Yuk, simak selengkapnya mengenai series The Mandalorian dan behind the scene pembuatannya dengan teknologi canggih ini! 

Series Star Wars pertama

The Mandalorian Star Wars
Star Wars: The Mandalorian (Flickr/Hannafors)

Star Wars: The Mandalorian merupakan series bergenre fiksi ilmiah yang berlatar 5 tahun setelah peristiwa Return of The Jedi. Film Star Wars: Return of The Jedi tayang pada tahun 1983 lalu. Film tersebut menceritakan konflik hebat antara Darth Vader dan anaknya Luke Skywalker yang mengakibatkan kehancuran antar galaksi. 

The Mandalorian sendiri bercerita tentang petualangan tokoh utamanya yakni Din Djarin yang diperankan oleh aktor Pedro Pascal. Din Djarin atau yang dikenal dengan nama lain Mando merupakan seorang Bounty Hunter atau pembunuh bayaran tunggal. Ia berpetualang untuk mencari jalan hidupnya di luar galaksi akibat kehancuran planet yang ditinggalinya.

The Mandalorian adalah series televisi Star Wars pertama yang dikembangkan oleh Lucasfilm yang saat ini telah bekerjasama dengan Disney untuk memproduksinya. Kamu dapat menonton series ini secara eksklusif hanya di layanan streaming Disney+ Hotstar!

Series The Mandalorian musim pertama tayang perdana pada 12 November 2019 lalu. The Mandalorian menerima banyak respons positif dari kritikus film.

Series ini juga memenangkan 7 piala dalam ajang penghargaan Emmy Awards 2020 lalu, salah satunya pada kategori Outstanding Drama Series. Saat ini, The Mandalorian memiliki 2 season dan akan merilis season ketiganya pada bulan Maret 2023.

Series The Mandalorian musim pertama digarap oleh beberapa nama besar seperti Jon Favreau, Dave Filoni, Rick Famuyiwa dan Christophe Yost. Yang menarik, awalnya mereka hanya akan menerapkan uji coba virtual production untuk pembuatan series pertama tersebut. Sampai akhirnya mereka sepakat untuk menerapkan virtual production hingga post production selesai.  

Sebenarnya apa itu virtual production? Yuk, simak selengkapnya mengenai virtual production yang diterapkan pada series Star Wars: The Mandalorian ini!

Mengenal lebih lanjut mengenai produksi virtual

Virtual Film Production
Virtual Technology (Trusted Reviews/Gemma Ryles)

Virtual production merupakan teknik yang menggabungkan dunia digital dengan dunia nyata secara real time. Dalam industri perfilman, teknik ini dikembangkan untuk menggabungkan teknologi virtual dengan teknik pembuatan film. Hal ini memungkinkan pembuat film untuk membuat visual tanpa batas yang diinginkan pada film maupun series tersebut.

Virtual production merupakan teknologi yang menggantikan layar hijau maupun biru yang digunakan dalam proses pembuatan film maupun series pada umumnya. Melalui virtual production, filmmaker menggantikannya dengan teknik 3D rendering, penggunaan avatar dan The Volume untuk set film, lho! 

Sebenarnya apa itu The Volume? Yuk, simak behind the scenes pembuatan The Mandalorian dengan The Volume yang digunakan pada virtual production series tersebut!

Produksi virtual The Mandalorian 

The Volume Led Walls real time rendering
The Volume The Mandalorian (Wikimedia Commons/Konyevi)

Setelah diumumkannya series The Mandalorian pada Oktober 2018 lalu. Series ini memulai proses syuting pertama di Manhattan Beach Studios, California, Amerika Serikat. Setiap harinya proses syuting dilakukan 11 jam penuh dengan kebutuhan latar belakang yang berbeda. 

Namun, para filmmaker tidak perlu berpindah-pindah tempat untuk melakukan proses syuting The Mandalorian. Dari sinilah, keajaiban virtual production hadir dalam pembuatan series populer ini. 

The volume 

Perusahaan efek visual ternama asal Amerika Serikat yakni Industrial Light & Magic telah mengembangkan teknologi StageCraft untuk memproduksi series The Mandalorian. StageCraft merupakan set dan panggung virtual yang dilengkapi dengan layar LED yang menampilkan video 360 derajat. 

Layar tersebut akan menciptakan latar belakang yang dibutuhkan pada series ini. StageCraft dikenal dengan nama lain yakni The Volume atau The Led Walls. 

The Volume merupakan LED raksasa berbentuk setengah lingkaran dengan tinggi 8 meter dengan panjang 47 meter. Layar LED raksasa ini menampilkan gambar lingkungan digital baik secara 2D dan 3D. 

Kecanggihan virtual production dengan The Volume yakni dapat membantu tim produksi dan visual effects supervisoruntuk mengedit gambar secara real time selama proses syuting berlangsung. Mereka juga dapat menggunakan ulang latar belakang yang diinginkan. Tampilan gambar pada LED raksasa ini beresolusi tinggi dengan keakuratan piksel yang luar biasa, sehingga seperti berada pada lingkungan aslinya.  

Inovasi Jon Favreau dalam penerapan virtual film production

Jon Favreau telah menerapkan virtual production dengan teknologi The Volume pada film The Lion King pada tahun 2019 yang disutradarainya. Kemudian, Ia melanjutkan penggunaan teknik virtual production ini pada series The Mandalorian. 

Hal ini menjadikan series The Mandalorian sebagai pionir pertama pembuatan series dengan virtual production yang menampilkan visual effects luar biasa. Tidak hanya series The Mandalorian saja, terdapat beberapa tayangan lain yang juga menggunakan teknologi The Volume pada produksinya.

Contohnya yakni Westworld di HBO dan 1899 di NetflixVisual effects yang ditampilkan pada series tersebut juga terlihat nyata dan imersif dengan adanya penerapan The Led Walls ini.

Niat awal Jon Favreau menggunakan The Volume yakni untuk memberikan pencahayaan interaktif dan realistis bagi para aktor. Ia juga ingin menggantikan layar hijau untuk mendapatkan kualitas gambar yang lebih tinggi. 

Pembuatan Series The Mandalorian

Fakta menariknya, lebih dari 50 persen pembuatan series The Mandalorian musim pertama menggunakan teknik virtual production dengan The Volume. Teknologi inovatif ini menggantikan kebutuhan pengambilan gambar di lokasi sebenarnya dengan lingkungan digital. 

Lingkungan digital yang dirender secara real time ini juga didukung dengan penggunaan lampu cahaya yang tepat, sehingga dapat terlihat realistis. Pembuatan objek seperti pesawat luar angkasa yang tampil pada latar belakang series The Mandalorian juga dibentuk dengan menggunakan perangkat VR, lho! Hal tersebut dapat membantu penyempurnaan gambar dalam proses post production hingga akhirnya series ini dirilis. 

Untuk membuat series ini, Industrial Light & Magic bekerja sama dengan perusahaan rendering dan games ternama Amerika Serikat yakni Unreal Engine dan Epic Games. Kolaborasi ini diperlukan untuk membuat lingkungan digital The Volume terlihat realistis dan menyesuaikan dunia Star Wars.

Teknik virtual production The Mandalorian menjadi sebuah jembatan untuk membantu film dan series diproduksi dengan cara yang lebih efisien dan efektif dengan memberikan pengalaman imersif. Penerapan The Volume juga dapat membantu mengontrol biaya, jadwal, dan kerumitan produksi film maupun series dengan perencanaan awal yang matang. 

Mandalorian Series
The Mandalorian Baby Yoda (The Glen Echo/Mikayla Kim)

Implementasi teknologi virtual pada industri perfilman sangat menarik bukan untuk dilakukan? Perkembangan teknologi membuat berbagai bidang industri mendapatkan kemudahan dalam menggabungkan dunia fisik maupun digital secara efektif dan efisien. 

Berikut informasi mengenai virtual production yang diterapkan dalam pembuatan series Star Wars: The Mandalorian. Bagaimana, apakah kamu tertarik untuk menonton series tersebut?

Kalau mau tahu informasi teknologi terbaru seperti yang satu ini, yuk kunjungi blog metaNesia! Di sini, kami akan membahas berbagai informasi dan artikel terbaru terkait metaverse dan juga teknologi. Cek sekarang juga!

Bagikan ini: