Integrasi AR untuk Strategi Marketing B2B dan Tantangannya

Integrasi AR untuk Strategi Marketing B2B dan Tantangannya

AR marketing
Augmented Reality: A New Reality for Utilities (Cisco Blogs)

Pemanfaatan Augmented Reality (AR) dalam strategi pemasaran B2B telah menjadi topik yang menarik dalam beberapa waktu terakhir. Dengan potensi untuk menciptakan pengalaman yang menarik dan interaktif, AR menjadi alat yang bisa digunakan perusahaan B2B untuk menarik perhatian dan terlibat dengan target audiens mereka.

Augmented reality merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi, di mana konten digital ditambahkan ke dalam kamera langsung, membuat konten digital terlihat seperti bagian dari dunia fisik. Hal ini tentunya menghasilkan pengalaman visual yang sangat realistis. Sebagai contoh, National Geographic telah berhasil menghidupkan dinosaurus secara virtual menggunakan AR, memberikan pengalaman yang sangat menarik dan menghibur.

Pemanfaatan teknologi augmented reality (AR) tidak terbatas hanya pada dunia pendidikan. Di masa depan, penggunaan AR memiliki potensi yang luar biasa di berbagai bidang manajemen perusahaan. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan AR dalam strategi marketing perusahaan B2B, mari kita simak penjelasan di bawah ini.

Augmented Reality (AR) dan B2B marketing

AR marketing dengan Hp
UAR Nai Best Practice Poster (Wikimedia Commons)

Augmented Reality dan B2B marketing adalah dua hal yang berbeda. AR adalah teknologi yang dapat digunakan dalam berbagai konteks termasuk pemasaran, sementara B2B marketing adalah strategi dan proses pemasaran yang ditujukan kepada perusahaan lain. Sebelum membahas lebih lanjut tentang bisnis B2B yang menggunakan augmented reality dalam kegiatan marketingnya, mari kita simak penjelasan AR dan B2B marketing secara terpisah.

AR (Augmented Reality)

Aplikasi AR
Aplikasi AR pada handphone (Tima Miroshnichenko/Pexels)

AR (Augmented Reality) adalah teknologi yang memadukan dunia nyata dengan elemen-elemen digital, seperti gambar, suara, video, dan grafik. Dalam konteks marketing, teknologi AR dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman interaktif yang lebih mendalam bagi konsumen.

Misalnya, sebuah perusahaan dapat mengembangkan aplikasi dengan teknologi AR yang memungkinkan konsumen melihat produk sebelum membeli. Sebagai pembeli, konsumen bisa masuk ke dalam lingkungan nyata yang seolah-olah menampilkan produk tersebut di hadapannya. Hal ini membantu pelanggan untuk lebih memahami dan menghargai produk sebelum melakukan pembelian.

B2B marketing

Client bisnis
Presentasi Bisnis (Sora Shimazaki/Pexels)

Marketing B2B adalah proses pemasaran di mana suatu perusahaan memasarkan produk atau layanan mereka kepada perusahaan lain, B2B sendiri adalah singkatan dari Business-to-Business. Pemasaran B2B berfokus pada membangun hubungan bisnis yang saling menguntungkan antara dua perusahaan.

Strategi B2B marketing seringkali berbeda dengan pemasaran konsumen (B2C), karena melibatkan pengambil keputusan yang berbeda, lebih kompleks, dan siklus penjualan yang lebih panjang. B2B marketing sering menggunakan metode seperti email blast, expo, ads, dan kerja sama bisnis.

Selain itu, marketing B2B juga sering menggunakan teknik SEO (Search Engine Optimization) dan media sosial, yang berguna untuk memperluas jangkauan target audiens. Serta mendukung tim sales dalam menjalin hubungan dan menawarkan produk atau layanan kepada calon klien.

Penerapan bisnis B2B menggunakan augmented reality dalam marketing

Teknologi pada pabrik
AR untuk optimatisasi perkantoran (Augmented Reality)

Penerapan AR (Augmented Reality) dalam pemasaran telah menjadi tren yang semakin populer di berbagai industri, termasuk perusahaan B2B. Perusahaan dapat membuat pengalaman pembeli yang lebih mendalam dan menarik dengan menggunakan AR dalam strategi B2B marketing mereka. Berikut beberapa contoh penerapan strategi marketing dalam bisnis B2B menggunakan augmented reality.

Peluncuran produk

Pemanfaatan AR pada perusahaan B2B dimulai dengan fokus pada produk atau layanan. Sebagai contoh, perusahaan konstruksi dapat menggunakan AR untuk melakukan evaluasi dan pengujian berbagai solusi jarak jauh sebelum mencapai kesepakatan.

Contoh lain adalah Cisco, yang meluncurkan katalog produk dan layanan yang bergantung sepenuhnya pada teknologi digital baru. Katalog ini memiliki konten interaktif yang memungkinkan konsumen berinteraksi dengan produk dalam visualisasi 3D, menjelajahi fitur, dan mempelajari semua kelebihannya.

Personalisasi

Personalisasi sangat penting dalam B2B marketing. Memang tidak sebanyak B2C, namun B2B memiliki fenomena untuk menjadi mitra bisnis jangka panjang, seseorang yang dapat dipercaya dan diandalkan.

Dalam B2C, sebuah bisnis selalu dapat menemukan pelanggan lain yang relevan, tetapi dalam B2B marketing, prosesnya menjadi lebih alot dan lama. Dan inilah mengapa personalisasi menjadi penting dalam industri ini.

Melalui AR, memungkinkan untuk mengatur ulang setiap produk dengan kebutuhan lingkungan pelanggan dan membuatnya sesuai. Dengan begitu, dapat menyesuaikan kebutuhan dan harapan yang tepat dari pelanggan atau mitra.

Pelatihan

Pelatihan dan uji coba adalah bagian dari setiap transaksi B2B serta kemajuan teknologi seharusnya menjadi bagian perkembangan bisnis. Uji coba adalah aktivitas bisnis yang umum dilaksanakan dengan biaya yang tidak murah, dan tidak semua bisnis mampu menanggung kerugian atas uji coba tersebut. Beberapa perusahaan manufaktur telah menggunakan AR dalam prosedur mereka untuk melewati kerugian tersebut.

Mengurangi rentang siklus penjualan

Mempersingkat siklus penjualan sekarang menjadi tren di kalangan B2B marketing, karena mereka memiliki lebih banyak fokus. Siklus penjualan terdiri dari pertemuan dengan klien yang dapat berulang berkali-kali, sehingga menghabiskan waktu dan sumber daya.

Sekarang kita melihat bisnis B2B menggunakan teknologi AR dalam siklus marketing mereka, kita juga dapat menemukan bahwa raksasa industri memanfaatkan teknologi tersebut. Facebook dan Apple serius dengan augmented reality.

Apple merilis ARkit 2.0, sebuah SDK untuk mengembangkan aplikasi AR. Kemudian, Facebook memperkenalkan fitur yang memungkinkan integrasi gambar, logo, dan tanda dengan konten augmented.

Menjajakan brand

Dalam pemasaran B2B, AR dapat digunakan untuk menjajakan produk secara interaktif, yang membantu memperlihatkan fitur-fitur dan kegunaan produk secara lebih mendalam. Misalnya, melalui aplikasi AR, calon klien B2B dapat melihat model 3D dari produk yang ditawarkan. Pengguna juga memiliki kesempatan untuk melihat fitur-fiturnya, yang membantu mereka memahami manfaat produk tersebut untuk bisnis mereka.

Studi kasus AR interactive MetaNesia pada industri B2B

AR Gamification
AR Action (AR Insider)

AR gamification Peruri

Untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-50, PT Peruri Digital Security menggabungkan teknologi AR ke dalam prangko edisi khusus. Para filatelis, yang mengumpulkan barang-barang yang berkaitan dengan barang pos, merasakan pengalaman yang lebih interaktif dan menarik ketika menggunakan prangko ini.

Penambahan fitur gamifikasi pada filter AR prangko tersebut dapat meningkatkan keterlibatan pengguna. Misalnya, pengguna dapat menggunakan aplikasi AR untuk memindai prangko dan mengaktifkan filter yang menghadirkan elemen permainan atau hiburan, seperti permainan virtual yang terkait dengan Peruri Digital Security.

Langkah ini bisa menjadi strategi marketing bagi Peruri dalam mengedukasi masyarakat melalui visualisasi produk prangko menjadi objek 3D interaktif, sehingga meningkatkan nilai tambah produk. Selain itu, fitur interaktif pada aplikasi AR juga mampu meningkatkan citra brand Peruri sebagai badan penerbit sekuriti milik negara.

AR gamification @america

Dalam rangka menciptakan pengalaman pertunjukan budaya yang seru dan interaktif tentang keanekaragaman di Amerika Serikat, @america memanfaatkan penggunaan Augmented Reality (AR). AR digunakan untuk memberikan visualisasi objek 3D, termasuk patung Liberty yang merupakan salah satu ikonik Amerika Serikat.

Melalui AR, pengunjung dapat melihat objek tersebut secara virtual, sehingga mampu memberikan pengalaman yang menarik tentang kekayaan budaya Amerika Serikat. Fitur lain yang dikembangkan yaitu Merangkai Kata dari Huruf Acak. Fitur ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga meningkatkan pemahaman pengunjung terkait topik seputar Amerika Serikat.

Dengan memanfaatkan teknologi AR dalam pertunjukan budaya, @america dapat menciptakan pengalaman yang seru, interaktif, dan edukatif bagi para pengunjung. Hal ini memungkinkan mereka untuk terlibat secara aktif dan mendapatkan wawasan mendalam tentang keanekaragaman budaya Amerika Serikat.

Tantangan mengintegrasikan AR ke dalam strategi marketing B2B

AR di Museum
Augmented Reality at Museu (Wikimedia Commons)

Meski demikian, perlu diketahui bahwa tantangan nantinya dapat berubah menjadi penghalang dalam menerapkan teknologi AR ke dalam strategi B2B. Namun, tantangan tersebut dapat diatasi dengan pemahaman yang baik tentang kebutuhan bisnis dan solusi yang tepat.

Kreativitas

Kreativitas sangat penting dalam setiap pekerjaan, terutama dalam bidang visual. Desain yang berhasil mencerminkan produk yang ditawarkan dapat memberikan dampak positif, sementara desain yang kurang tepat dapat berdampak sebaliknya. Menerapkan teknologi AR membutuhkan tim desain spesialis 3D untuk dapat merealisasikan tujuan yang ingin dicapai.

Mengedukasi pelanggan

Sekarang, suatu perusahaan mungkin telah menerapkan AR ke dalam produk mereka, tetapi apakah pelanggannya sudah mengetahui inovasi yang sudah diterapkan oleh perusahaan tersebut. Tidak semua orang akan mengetahuinya jika tidak memberi pengumuman atau edukasi akan perubahan yang dilakukan.

Mengukur Hasil

Menerapkan AR dalam strategi marketing tidak seperti email marketing. Tidak mudah untuk mengukur bagaimana penerapan AR telah berhasil. Ada sangat sedikit cara untuk mengetahui apakah strategi tersebut berjalan seperti yang diharapkan.

Tidak mungkin memantau hasil emosional saat mengevaluasi efek implementasi AR. Tetapi dapat disiasati untuk mendapatkan nomor pelanggan dan jumlah aplikasi terunduh sebagai KPI (Key Performance Indicator).


Jika dibandingkan dengan keuntungan yang ditawarkan AR, tantangan yang dihadapi perusahaan lebih kecil daripada terus menerapkan strategi yang sudah tidak relevan. Sehingga, mengintegrasikan AR untuk strategi marketing B2B patut untuk dicoba.

Penasaran dengan hal lain seputar augmented reality dan teknologi pendukung metaverse lainnya? Yuk, kunjungi blog MetaNesia sekarang juga!

MetaNesia adalah sebuah perusahaan yang mengembangkan dan menyediakan platform untuk memasuki dunia virtual metaverse. Apabila tertarik untuk menggunakan layanan virtual reality, augmented reality, dan metaverse, segera bergabung bersama MetaNesia. Hubungi Customer Service kami melalui WhatsApp untuk bertanya dan berkonsultasi secara gratis. 

Tertarik untuk mencoba masuk ke dunia metaverse yang dibuat oleh MetaNesia? Unduh aplikasi MetaNesia di website kami sekarang juga!

Bagikan ini: