Bagaimana Augmented Reality Membantu Polisi Memberantas Kejahatan

Bagaimana Augmented Reality Membantu Polisi Memberantas Kejahatan

augmented reality untuk polisi
Ilustrasi Polisi (Needpix.com)

Augmented reality (AR) adalah teknologi yang dibangun untuk menambah pengalaman imersif pada dunia nyata. Teknologi AR bisa membawa objek virtual ke dunia nyata dengan cara memproyeksikannya pada perangkat khusus.

Biasanya AR banyak digunakan dalam industri kecantikan untuk mencoba kosmetik seperti lipstik. AR juga digunakan dalam industri furnitur seperti IKEA yang menggunakan AR untuk memproyeksikan furnitur di rumah konsumen dalam aplikasinya. Ternyata, AR juga banyak digunakan oleh lembaga penegak hukum seperti Polisi!

Bagaimanakah penerapan augmented reality untuk polisi? Simak di bawah ini!

Penerapan augmented reality untuk polisi dalam pelatihan

polisi menggunakan kacamata ar
Ilustrasi polisi menggunakan kacamata imersif (depositphotos)

Colorado School of Mines menggunakan AR untuk melatih petugas polisi di kampusnya. Teknologi tersebut memungkinkan petugas untuk menjalani latihan menggunakan gedung kampus.

“Untuk dapat menanggapi suatu situasi berbahaya, AR memiliki banyak manfaat untuk mengetahui tata letak gedung secara virtual” kata Dustin Olson, kepala polisi di Colorado School of Mines.

Teknologi AR yang diterapkan oleh Colorado School of Mines init berasal dari Avrio Analytics yang memiliki spesialisasi dalam pelatihan augmented reality. 

AR membuat simulasi dan memetakan gedung tersebut secara digital. Setelah gedung kampus dipetakan secara digital, instruktur dapat menyiapkan sejumlah skenario di iPad termasuk pelatihan penembak aktif, radiasi, dan hazmat. Simulasi skenario tersebut dapat diubah secara real-time, sehingga tidak ada skenario yang sama.

Colorado School of Mines mulai melatih petugasnya dengan AR tahun lalu. Tujuan mereka adalah untuk memetakan seluruh kampus pada akhir tahun 2023.

Selain School of Mines, University of Colorado Boulder juga baru saja mendaftar untuk menggunakan teknologi tersebut.

Studi kasus penggunaan AR di lembaga penegak hukum lainnya

Untuk teknologi imersif, lembaga penegak hukum seperti polisi memang cenderung lebih menggunakan augmented reality dibanding virtual reality (VR). Hal ini dikarenakan AR tidak se-imersif VR, sehingga memungkinkan petugas untuk menjaga kesadaran tentang apa yang terjadi di sekitar mereka.

Dalam suatu artikel, FBI mengatakan kemampuan AR untuk menghamparkan informasi atau gambar ke tampilan dunia nyata dapat membantu polisi menyelesaikan berbagai tugas lebih efisien.

Augmented reality untuk polisi bisa membantu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dengan jumlah petugas yang lebih sedikit.

Penggunaan augmented reality untuk polisi di Tiongkok

Pada negara Tiongkok, kacamata AR digabungkan dengan teknologi artificial intelligence dan software pengenal wajah untuk membantu petugas polisi. Mereka menggunakan AR di jalanan untuk mengidentifikasi wajah tersangka.

Perusahaan AR asal Tiogkok, Xloong mengembangkan kacamata AR pintar tersebut untuk digunakan polisi pada tahun 2017. Kacamata tersebut telah diadopsi oleh para petugas polisi di Tiongkok. Mereka aktif melakukan inspeksi dengan kacamata tersebut di jalan raya dan bandara pada kota Beijing.

Kacamata tersebut terlihat seperti kacamata hitam sehingga tidak terlihat mencolok. Fitur canggihnya memungkinkan petugas polisi untuk mengakses informasi data seperti pengenalan wajah, data KTP, dan informasi plat kendaraan secara real-time.

Tujuan dari polisi Tiongkok menggunakan kacamata tersebut adalah untuk menangkap tersangka dan orang yang bepergian dengan identitas palsu. Walau begitu, fitur canggih ini berpotensi menyebabkan masalah privasi. Bisa saja kita tidak bersalah dan melakukan apa pun tetapi polisi dapat dengan mudahnya melihat data pribadi kita.

Penggunaan aplikasi AR pada TKP

polisi indonesia
Ilustrasi polisi di Indonesia (Wikimedia Commons)

Membantu penyelidikan kriminal adalah salah satu bidang di mana AR tampaknya memiliki potensi yang signifikan. Memproses dan menyimpan semua bukti dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) adalah proses yang lambat dan rumit.

Kesalahan apa pun dalam menyimpan bukti fisik dan mengamankan TKP dapat menghambat penyelidikan. Disinilah AR dapat membantu tugas polisi, aplikasi polisi tuServe yang menggunakan Microsoft HoloLens dirancang untuk membantu petugas polisi di TKP.

Aplikasi ini memetakan zona kejahatan, menangkap bukti digital, dan memungkinkan petugas menempatkan penanda virtual, tanpa mengganggu TKP dan berpotensi merusak bukti. Versi digital TKP dapat dibagikan dengan detektif lain, sehingga mereka tidak harus hadir secara fisik di TKP.


Itulah beberapa penggunaan AR dalam lembaga penegak hukum. Cepat atau lambat nantinya, penerapan AR di institusi penegak hukum akan menjadi hal wajar di masa depan.

Yuk! kunjungi blog metaNesia untuk mendapatkan informasi terbaru terkait augmented reality dan teknologi imersif lainnya.

Bagikan ini: