Mengenal Blockchain, Teknologi Canggih dibalik NFT

Mengenal Blockchain, Teknologi Canggih dibalik NFT

b;pckchain adalah
Blockchain Technology Exchange (TheDigitalArtist/Pixabay)

Akhir-akhir ini, popularitas aset digital seperti non-fungible token (NFT) dan mata uang kripto meningkat. Kedua aset ini menjadi salah satu alternatif untuk berinvestasi dalam jangka panjang.

Salah satu alasan mengapa banyak orang berani untuk membeli NFT adalah semua informasi di dalamnya tidak dapat dipalsukan, diganti, direplikasi, atau diretas dengan cara apa pun. Karena alasan ini, NFT memiliki potensi besar dan pasar NFT telah berkembang pesat selama sekitar setahun terakhir.

Dengan teknologi blockchain, aset digital seperti NFT dan kripto menjadi sangat aman, reliable, dan memiliki nilai tinggi. Namun, apa yang dimaksud dengan teknologi blockchain? Untuk lebih lengkapnya simak penjelasan di bawah ini!

Awal mula teknologi blockchain

konsep blockchain
Blockchain in supply chain logistics (Mecalux)

Konsep blockchain pertama kali diusulkan sebagai proyek penelitian di tahun 1991, hingga akhirnya pada tahun 2009 mendahului aplikasi pertama yang digunakan secara luas berupa Bitcoin. Di tahun-tahun berikutnya, banyak pengguna yang tertarik pada teknologi blockchain karena munculnya berbagai cryptocurrency, aplikasi decentralized finance (DeFi), kontrak pintar, dan non-fungible token (NFT).

Blockchain adalah teknologi dibalik kecanggihan Web3

pengertian blockchain
Jaringan Blockchain (vneconomy)

Blockchain adalah teknologi berbasis data atau buku besar terdistribusi yang dibagikan di antara node jaringan komputer. Sebagai basis data, blockchain menyimpan informasi secara elektronik dalam format digital.

Teknologi blockchain dikenal karena peran pentingnya dalam cryptocurrency, seperti Bitcoin. Kelebihan jaringan blockchain yaitu menjaga penyimpanan data seperti catatan transaksi yang aman dan terdesentralisasi. Teknologi ini juga menjamin kesetiaan dan keamanan penyimpanan data transaksi serta menghasilkan kepercayaan tanpa membutuhkan pihak ketiga yang terpercaya.

Perbedaan jaringan blockchain dengan basis data biasa

Salah satu perbedaan antara basis data biasa dengan blockchain adalah bagaimana data transaksi tersebut disusun. Teknologi blockchain mengumpulkan informasi bersama dalam kelompok, dikenal pula sebagai blok yang menyimpan sekumpulan informasi.

Blok memiliki kapasitas sistem penyimpanan tertentu di mana ketika diisi, maka akan menutup dan berhubungan dengan blok yang telah diisi sebelumnya. Sehingga, membentuk rantai data yang dikenal pula sebagai blockchain.

Seluruh informasi terbaru mengikuti blok yang baru ditambahkan, selanjutnya dikompilasi menjadi bentuk blok baru yang kemudian ditambahkan ke dalam rantai setelah terisi. Biasanya, basis data biasa menyusun penyimpanan data ke dalam tabel, sedangkan blockchain seperti namanya, menyusun data menjadi potongan (blok) yang dirangkai menjadi satu.

Struktur data tersebut secara inheren mengakibatkan garis waktu data yang tidak dapat diubah dengan konsep terdesentralisasi. Ketika ditambahkan ke dalam rantai setiap blok, maka akan diberi stempel waktu yang tepat.

Bagaimana Cara Kerja Blockchain?

teknologi dari blockchain
Blockchain in public sector (ciat.org)

Adanya teknologi blockchain bertujuan untuk memungkinkan informasi digital dapat terekam dan terdistrbusi, tetapi tidak bisa diedit. Dengan begitu, teknologi blockchain menjadi fondasi untuk buku besar catatan data transaksi, yang tidak dapat diubah, dihapus, atau dihancurkan. Inilah alasan mengapa blockchain dikenal pula dengan istilah Distributed Ledger Technology (DLT), berikut beberapa cara kerja blockchain yang sudah disederhanakan.

Pencatatan transaksi

Transaksi dengan teknologi blockchain akan memperlihatkan pergerakan aset fisik atau digital dari satu pihak ke pihak lain dalam jaringan blockchain. Transaksi tersebut dicatat sebagai blok data dan dapat mencakup detail sebagai berikut:

  • Pihak yang terlibat dalam transaksi
  • Kejadian detil selama transaksi
  • Waktu transaksi terjadi
  • Lokasi transaksi tersebut terjadi
  • Alasan melakukan transaksi
  • Jumlah aset digital yang ditukarkan dalam transaksi tersebut
  • Penjelasan prasyarat dalam transaksi yang dilakukan

Konsensus

Banyak pengguna pada jaringan blockchain terdistribusi harus menyetujui bahwa transaksi yang dicatat adalah valid. Tergantung pada tipe jaringan, aturan kesepakatan dapat bervariasi tetapi biasanya ditetapkan di awal jaringan.

Tautkan blok

Setelah masing-masing pihak yang terlibat mencapai konsensus, transaksi di blockchain ditulis ke dalam blok yang setara dengan halaman buku besar. Bersamaan dengan transaksi, hash kriptografi juga ditambahkan ke blok baru.

Hash bertindak sebagai rantai yang menghubungkan blok bersama-sama. Jika isi blok diubah secara sengaja atau tidak sengaja, nilai hash berubah, menyediakan cara untuk mendeteksi gangguan data. 

Dengan begitu, blok dan rantai bisa terhubung dengan aman dan tidak dapat diedit. Setiap blok tambahan memperkuat verifikasi blok sebelumnya dan pada akhirnya, memperkuat seluruh jaringan blockchain.

Proses ini seperti menumpuk balok kayu untuk membuat menara. Kamu hanya dapat menumpuk balok di atas, jika kamu memindahkan balok dari tengah menara, seluruh menara akan runtuh.

Distribusi buku besar

Setelah proses tautan blok beres, sistem kemudian mendistribusikan salinan terbaru dari buku besar pusat ke semua pengguna. Pihak-pihak yang telibat akan mendapatkan masing-masing buku besar yang tidak bisa diedit dan dibobol.

Desentralisasi blockchain

Bayangkan, jika sebuah perusahaan memiliki kumpulan server yang terdiri dari 10.000 komputer untuk menyimpan basis data dengan seluruh informasi akun kliennya. Perusahaan pasti akan menjaga keamanan informasi penting tersebut, dengan menyimpan semua komputer dalam satu gedung. Namun, pendekatan ini menimbulkan risiko kegagalan yang perlu diperhatikan.

Sedangkan yang dilakukan teknologi blockchain adalah memperbolehkan data yang tersimpan dalam basis data untuk tersebar di antara beberapa node jaringan dan lokasi. Keadaan tersebut juga membantu dalam mempertahankan keamanan data yang disimpan di dalamnya. Misalnya, ketika seseorang mencoba mengubah catatan transaksi dalam satu basis data, node lainnya tidak akan dapat diubah, sehingga dapat mencegah akses dari pihak yang tidak berwenang.

Dengan begitu, jika salah satu pengguna merusak catatan data transaksi bitcoin, maka seluruh node lainnya akan saling merujuk silang dan menunjukkan node dengan informasi yang salah. Sistem ini membantu untuk menetapkan urutan peristiwa yang tepat dan transparan. Dengan begitu, dalam jaringan blockchain tidak ada node tunggal yang dapat mengubah informasi yang tersimpan di dalamnya.

Oleh sebab itu, informasi dan riwayat (transaksi cryptocurrency) tidak dapat diubah. Catatan tersebut mencakup daftar transaksi mata uang kripto. Namun, blockchain juga dapat menyimpan informasi lain berupa kontrak hukum, identifikasi negara, atau inventaris produk perusahaan.

Transparansi

Sifat blockchain yang terdesentralisasi membuat seluruh data transaksi dapat dilihat secara transparan, baik secara pribadi maupun menggunakan aplikasi blockchain. Hal ini memungkinkan setiap orang dapat melihat data transaksi yang terjadi secara lansung.

Setiap node memiliki salinan rantai tersendiri, yang diperbarui ketika terdapat tambahan blok baru. Dengan begitu, kamu dapat melacak pergerakan aset tersebut di seluruh blockchain.

Sebagai contoh, ketika terjadi peretasan transaksi di masa lalu, orang yang menyimpan bitcoin di bursa kehilangan segalanya. Meskipun peretas menggunakan identitas anonim, jejak bitcoin yang mereka curi tetap dapat dilacak dengan mudah. Jadi, jika Bitcoin hasil curian tersebut dipindahkan atau digunakan di suatu tempat, tindakan tersebut dapat terdeteksi.

Informasi yang disimpan di dalam blockchain dienkripsi untuk keamanan. Ini berarti hanya pemilik data transaksi yang memiliki pasangan kunci privat-publik yang dapat mendekripsinya untuk mengungkap identitas mereka. Dengan demikian, pengguna teknologi blockchain dapat tetap terjaga anonimitasnya ketika menjaga transparansi dalam sistem tersebut.

Blockchain adalah teknologi terenkripsi, apakah aman?

blockchain adalah
Teknologi blockchain (Gramedia)

Terdapat beberapa cara teknologi blockchain mencapai keamanan dan kepercayaan yang terdesentralisasi. Pertama-tama, blok baru selalu disimpan secara linier dan kronologis. Artinya, mereka selalu ditambahkan di “akhir” teknologi blockchain.

Setelah blok ditambahkan di akhir blockchain, sangat sulit untuk kembali dan mengubah konten blok kecuali mayoritas dari jaringan telah mencapai konsensus untuk melakukannya. Jika seorang hacker yang sedang menjalankan node di jaringan blockchain ingin mengubah blockchain dan mencuri kripto dari orang lain, mereka tidak bisa mencurinya.

Jika mereka mengubah salah satu salinan blok, maka blok tidak akan lagi selaras dengan yang ada sebelumnya. Sistem akan melihat hal ini dan blok versi hacker akan dianggap tidak sah.

Apa saja tipe-tipe jaringan blockchain?

jaringan kripto
Apa itu Blockchain (Patriot Software)

Blockchain adalah teknologi dengan jaringan yang sangat banyak. Karena itu terdapat beberapa tipe jaringan terdesentralisasi atau terdistribusi di blockchain yaitu:

Jaringan publik

Tidak ada perizinan dalam blockchain publik, sehingga memungkinkan semua orang untuk dapat bergabung. Semua anggota blockchain memiliki hak yang sama untuk membaca, mengedit, dan memvalidasi blockchain. Umumnya, blockchain publik digunakan untuk bertukar dan menambang mata uang kripto seperti bitcoin, ethereum, dan litecoin. 

Jaringan privat

Pada jaringan privat, hanya terdapat satu organisasi yang mengontrol jaringan tersebut. Pemilik jaringan akan menentukan siapa yang bisa menjadi anggota dan hak apa yang dapat dimiliki dalam jaringan.

Berbeda dengan jaringan lain, blockchain privat hanya terdesentralisasi sebagian karena memiliki batasan akses. Di dalam jaringan ini kita harus bertransaksi sesuai dengan aturan dari otoriter jaringan yaitu perusahaan. Ripple, sebagai jaringan pertukaran mata uang digital untuk bisnis, adalah contoh dari blockchain privat.

Jaringan hybrid

Blockchain hybrid merupakan gabungan dari jaringan privat dan publik. Pemilik jaringan dapat mengatur sistem dan aturan berbasis izin privat bersama dengan sistem publik. Dengan begitu, otoriter perusahaan bisa mengendalikan akses pada data yang disimpan di blockchain sekaligus menjaga data publik lainnya.

Perusahaan menggunakan kontrak pintar yang memungkinkan para anggotanya untuk memeriksa jika transaksi privat telah selesai. Misalnya, blockchain hybrid dapat memberikan akses publik ke mata uang digital sekaligus menjaga mata uang milik bank tetap privat.

Jaringan konsorsium

Berbeda dengan jaringan privat dan hybrid, jaringan konsorsium memiliki beberapa otoriter pengatur jaringan. Organisasi yang dipilih sebelumnya berbagi tanggung jawab untuk memelihara blockchain dan menentukan hak akses data. Misalnya, konsorsium jaringan bisnis pengiriman global adalah konsorsium blockchain nirlaba yang bertujuan mendigitalkan industri perkapalan dan meningkatkan kolaborasi antar operator industri maritim.

Apa perbedaan antara mata uang kripto bitcoin dan blockchain?

bitcoin
How to get a bitcoin (SoFi)

Sebenarnya, bitcoin dan blockchain memiliki konsep yang sama yaitu terdesentralisasi, tetapi keduanya adalah hal yang berbeda. Uang kripto bitcoin merupakan pengaplikasian dari teknologi blockchain. Masyarakat sering secara tidak sengaja menggunakan bitcoin untuk mengartikan blockchain.

Hal ini tentu menimbulkan kekeliruan, teknologi blockchain adalah suatu jaringan yang telah banyak digunakan pada lingkungan Web3. Diluar bitcoin, blockchain banyak digunakan baik dalam transaksi aset digital seperti NFT ataupun pada teknologi Web3 lainnya.

Di sisi lain, bitcoin adalah mata uang digital yang beroperasi dengan cara terdesentralisasi. Bitcoin pada awalnya dibuat untuk melakukan transaksi keuangan online, tetapi sekarang dianggap sebagai aset digital yang dapat dikonversi ke mata uang global lainnya, seperti USD.

Jaringan bitcoin

Buku besar publik mencatat semua transaksi bitcoin, dan server di seluruh dunia menyimpan salinan buku besar ini. Server tersebut seperti bank, meskipun setiap bank hanya mengetahui uang yang ditukarkan pelanggannya, server bitcoin mengetahui setiap transaksi bitcoin di dunia.

Penambangan bitcoin

Di jaringan bitcoin publik, para pengguna bisa menambang kripto dengan memecahkan persamaan kriptografi untuk membuat blok baru. Hal ini terjadi dalam jaringan publik blockchain, karena itu teknologi blockchain menjadi sangat penting bagi bitcoin.

Sistem tersebut menyiarkan setiap transaksi baru secara publik ke jaringan dan membagikannya dari simpul ke simpul. Setiap sepuluh menit, penambang mengumpulkan transaksi ini ke dalam blok baru dan menambahkannya secara permanen ke dalam blockchain, yang bertindak seperti buku akun definitif Bitcoin.

Penambangan membutuhkan sumber daya komputasi yang signifikan dan memakan waktu lama karena kompleksitas dari proses perangkat lunak. Sebagai gantinya, penambang mendapatkan sejumlah kecil uang kripto.

Penambang lain bertindak sebagai juru tulis modern yang mencatat transaksi dan mengumpulkan biaya transaksi. Peserta di seluruh jaringan menggunakan teknologi kriptografi blockchain untuk mencapai konsensus terkait peserta mana yang memiliki koin tertentu.

Sertifikat halal berbasis blockchain

Pemalsuan sertifikat halal telah menjadi masalah yang membutuhkan penanganan serius. Banyak perusahaan di Indonesia dan negara-negara lain di dunia yang terus mengembangkan teknologi blockchain sebagai solusi terdepan dalam pengelolaan data. Salah satu solusi yang diusulkan oleh PT. Telkom Indonesia yaitu pemanfaatan teknologi blockchain pada proses sertifikasi industri halal.

Dengan menggunakan blockchain, sertifikat halal dapat dicatat secara transparan dan aman dalam rantai blok yang tidak dapat dimanipulasi. Hal ini akan memberikan kepercayaan yang lebih tinggi terhadap keaslian sertifikat halal, dan memudahkan pelacakannya secara real-time.

Penggunaan blockchain dapat memberikan keamanan dan integritas data yang diperlukan dalam proses sertifikasi halal, serta memberikan transparansi kepada konsumen dalam memverifikasi kehalalan produk. Telkom blockchain pernah bekerjasama dengan beberapa lembaga terkait sertifikasi halal, salah satunya yaitu Lembaga Pemeriksa Halal (LPH Hidayatullah). Ketua LPH Hidayatullah, Muhammad Faisal, mengungkapkan bahwa penggunaan teknologi blockchain yang disediakan oleh Telkom diharapkan dapat membantu pelaku usaha dalam mempermudah proses pengurusan sertifikasi halal serta melakukan pengecekan keabsahan sertifikasi tersebut.


Itulah beberapa penjelasan terkait teknologi blockchain. Tertarik dengan teknologi Web3 seperti metaverse dan blockchain? Kunjungi blog MetaNesia untuk mendapat perkembangan dan informasi terbaru seputar teknologi!

Apabila Anda tertarik menggunakan teknologi blockchain untuk menjaga keamanan data perusahaan dan memastikan keaslian sertifikat halal sebuah produk, bersama MetaNesia. Anda dapat menghubungi Customer Service kami melalui WhatsApp. Anda juga dapat bertanya maupun berkonsultasi secara gratis. 

Jika Anda ingin merasakan pengalaman imersif di dunia metaverse, kami mengajak Anda untuk mencoba platform metaverse kami, MetaNesia. Silakan unduh melalui website resmi kami untuk merasakan pengalaman yang belum pernah Anda coba sebelumnya.

Bagikan ini: