Mengapa Blockchain Banyak dimanfaatkan pada Teknologi Web3?

Mengapa Blockchain Banyak dimanfaatkan pada Teknologi Web3?

Blockchain dan Web3
Mata Uang Kripto Konsep Blockchain (WorldSpectrum/Pixabay)

Jika berbicara tentang blockchain dan mata uang kripto, pasti akan terhubung dengan teknologi Web 3.0. Teknologi Web 3.0 memiliki penekanan kuat pada aplikasi terdesentralisasi dan memanfaatkan teknologi berbasis blockchain secara ekstensif. 

Blockchain adalah teknologi yang digunakan sebagai sistem penyimpanan atau bank data secara digital yang terhubung dengan kriptografi. Penggunaannya tidak terlepas dari Bitcoin dan Cryptocurrency lainnya.

Blockchain memang merupakan bagian dari Web 3.0. Aplikasi terdesentralisasi pun tidak sepenuhnya bergantung pada blockchain. Web 3.0 juga memiliki pilar teknologi lain seperti augmented reality, virtual reality, dan IoT.

Tetapi dengan evolusi internet yang terus menerus berkembang, blockchain dan web3 hampir tidak bisa dipisahkan. Lantas apakah hubungan dari teknologi blockchain dan web3? Yuk, simak penjelasannya pada artikel berikut ini.

Apakah teknologi blockchain penting untuk Web 3.0?

Blockchain dan Web3
Blockchain data catatan (geralt/Pixabay)

Setelah Web 1.0 dan Web 2.0, generasi ketiga internet dikenal sebagai Web 3.0 didasarkan pada teknologi blockchain. Namun, teknologi seperti Internet of Things (IoT), augmented reality (AR), dan virtual reality (VR) memungkinkan aplikasi dengan konsep desentralisasi untuk menganalisis informasi yang ada di lingkungan Web 3.0.

Misalnya, headset virtual reality akan menciptakan pengalaman berbelanja yang imersif. Headset ini memungkinkan pelanggan berinteraksi dengan produk sebelum melakukan pembelian. Teknologi VR tidak didasarkan pada mata uang kripto atau teknologi blockchain terdistribusi, tetapi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pada lingkungan web 3.0.

Blockchain memainkan peran penting dalam membangun infrastruktur Web 3.0. Teknologi blockchain memungkinkan organisasi dan perusahaan mendesentralisasikan layanan Web 2.0, termasuk cloud, sosial media, dan database.

Oleh karena itu, menggabungkan teknologi AI dan blockchain akan memberikan perusahaan cara yang lebih baik untuk mengelola kumpulan data rahasia. Dengan memvalidasi data yang disediakan, teknologi AI dapat dengan cepat menyelesaikan permintaan untuk membantu membuat keputusan cepat, terkait pengeluaran dana atau persetujuan kredit. Kumpulan data nasabah juga dapat dilindungi secara efektif melalui blockchain.

Bisa menghilangkan fungsi bank dan e-wallet sebagai perantara dalam transaksi

Di sisi lain, mata uang kripto yang menggunakan blockchain bisa menghilangkan kebutuhan akan perantara dalam bertransaksi seperti bank atau e-wallet. Pengguna Web3 bisa menggunakan token seperti Ether (ETH) untuk mengirim dan menerima uang.

Uang kripto mendukung pembayaran peer-to-peer dan dapat berfungsi sebagai metode pengiriman uang asli digital. Meskipun begitu, blockchain tidak memiliki sistem insentif tanpa cryptocurrency. Pengguna tidak akan memiliki tempat untuk menyimpan mata uang kripto tanpa dompet kripto.

Blockchain dan Web3 memang sama-sama berkonsep bebasan dan terbuka untuk semua, karena menganut etos crypto. Demikian pula, non-fungible token (NFT) yang memungkinkan pengguna untuk transparan menunjukkan bukti kepemilikan barang-barang seperti aset dalam game, seni digital, data pribadi, dan lainnya.

Karena itu, blockchain dan web3 memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan. Blockchain memiliki peran penting dalam membangun infrastruktur di Web 3.0 nantinya.

Bagaimana hubungan blockchain dan Web3?

teknologi blockchain
Bitcoin Digital Uang (dapple-designers/Pixabay)

Desentralisasi yang berbeda dengan Web 2.0 dan Web 1.0

Salah satu permasalahan dari Web 2.0 dan 1.0 adalah tersentralisasinya kekuatan dan data pada perusahaan besar. Adanya blockchain dan kripto bisa mendesentralisasi lingkungan Web 3.0 dengan mewadahi distribusi informasi dan kekuatan yang lebih luas.

Web 3.0 bisa mengimplementasikan buku besar terdistribusi publik yang didukung oleh blockchain, agar dapat menciptakan transparansi yang lebih tinggi. Hal ini juga mendukung penggunaan beberapa blockchain yang bersifat open source sehingga dapat dilihat oleh publik.

Permissionless

Proyek dengan blockchain akan menggantikan bentuk kepemilikan perusahaan dengan kode yang tersedia secara terbuka. Sifat permissionless dari aplikasi pada blockchain memungkinkan siapa pun di seluruh dunia untuk bisa mengakses dan berinteraksi dengannya tanpa batasan.

Trustless

Seperti yang disebutkan di atas, blockchain dan kripto berkemungkinan menghilangkan kepercayaan pihak ketiga seperti bank atau perantara individu. Para pengguna Web 3.0 dapat bertransaksi tanpa harus memberikan kepercayaan kepada entitas apa pun, kecuali jaringan itu sendiri. 

Alat pembayaran

Uang kripto dapat berfungsi sebagai alat pembayaran digital pada lingkungan Web 3.0. Aset digital berpotensi memperbaiki infrastruktur pembayaran yang mahal dan besar dari Web 2.0.

Kita tidak membutuhkan alat seperti Electronic Data Capture (EDC) untuk menggesek kartu debit. Melainkan Kripto hanya membutuhkan perangkat lunak pada smartphone atau PC tanpa perlu perantara.

Kepemilikan

Cryptocurrency memiliki perangkat lunak seperti dompet kripto dengan kustodian mandiri yang memungkinkan pengguna untuk menyimpandana mereka tanpa perantara. Pengguna bisa menghubungkan dompet ke aplikasi terdesentralisasi agar bisa menggunakan dana mereka dengan berbagai cara atau menampilkan item digital mereka. Siapa pun dapat memverifikasi kepemilikan dana dan item tersebut menggunakan buku besar publik yang transparan.

Ketahanan terhadap penyensoran

Blockchain didesain untuk menjadi tahan terhadap penyensoran. Artinya, tidak ada pihak yang bisa dengan sengaja mengubah laporan transaksi secara sepihak.

Setelah ditambahkan ke blockchain, laporan tersebut akan terenkripsi sehingga hampir mustahil untuk dihapus. Fitur ini bisa mencegah penyensoran oleh pemerintah dan perusahaan.

Bagaimana blockchain dapat mendorong perkembangan Web3?

Blockchain dan Web3
Btc Bitcoin Mata Uang Kripto (15958319/Pixabay)

Teknologi blockchain akan meningkatkan luasnya aksesibilitas Web3 dengan fitur-fitur seperti pembayaran tanpa kepercayaan dan tata kelola terdesentralisasi. Lapisan tata kelola blockchain memungkinkan dua pihak tak dikenal yang tidak mempercayai satu sama lain untuk bernegosiasi dan menyelesaikan kesepakatan online.

Dengan kemampuan untuk memberikan bukti kriptografi dari serangkaian transaksi yang tidak bisa dihapus, peran blockchain di Web3 sangat penting. Terutama dalam meningkatkan tingkat kepercayaan di antara pengguna jaringan Web3.

Para gamersdi lingkungan Web3 dapat mengumpulkan dan bertukar aset digital NFT di seluruh metaverse berkat desentralisasi game. Hal ini memungkinkan mereka mempertahankan kendali atas informasi data dan aset yang mereka miliki.

Game berbasis blockchain seperti Axie Infinity juga memungkinkan pemain menghasilkan uang dengan mengumpulkan cryptocurrency saat mereka bermain. Nantinya, cryptocurrency ini bisa diubah menjadi uang fiat. 

Bagaimana perusahaan mempersiapkan blockchain dan Web3?

jaringan blockchain
Mata uang bitcoin (Karolina Grabowska/Pexels)

Saat ini banyak perusahaan yang sedang mengembangkan Decentralize Autonomous Organization atau organisasi otonom terdesentralisasi (DAO). Mereka berusaha membuat DAO yang kompetitif menggunakan aset token, dan secara aktif membagikan token tersebut dengan jaringan pengguna mereka untuk bertahan di dunia Web3.

Bedasarkan data, volume nilai investasi untuk pasar karya seni digital dan barang koleksi NFT pada tahun 2021 dan tanah virtual metaverse pada tahun 2022 meningkat pesat. Web3 menghadirkan peluang untuk model bisnis, produk, dan organisasi mapan yang inovatif.

Dengan menetapkan peran dan izin secara cepat dan efektif menggunakan NFT pada lingkungan Web 3.0, organisasi otonom terdesentralisasi dapat mendefinisikan ulang hierarki, delegasi, dan struktur. Oleh karena itu, organisasi harus melakukan penelitian yang memadai untuk menciptakan DAO yang kompetitif untuk mengalihkan sistem terpusat mereka ke struktur terdesentralisasi.

Selain itu, perusahaan dapat menggunakan aset token yang dapat ditukar di blockchain. Hal ini bisa meningkatkan likuiditas aset dan memungkinkan untuk mentransfer kepemilikannya.

Pengguna baru dapat langsung menjangkau jaringan konsumen potensial yang sangat besar dengan mengembangkan aset digital mereka di atas protokol blockchain open source. Hal ini membuat lingkungan Web3 bisa mengubah dinamika persaingan karena dengan mudahnya pengguna masuk. Dengan begitu, perusahaan dapat memperoleh lebih banyak nilai dari basis pengguna blockchain dari pemegang token asli.

Oleh karena itu, perusahaan perlu mengembangkan cara-cara inovatif untuk melindungi jaringan pengguna mereka dengan secara aktif menawarkan nilai yang mereka ciptakan kepada pengguna. Namun, perusahaan harus mempertimbangkan kemungkinan regulasi di masa depan saat memutuskan bagaimana memposisikan diri secara strategis dalam kaitannya dengan Web3. Karena, dimasa depan akan lebih banyak orang beralih ke blockchain dan cryptocurrency, maka akan lebih banyak undang-undang yang mungkin akan dibuat.

Seperti apa tampilan blockchain dan Web3 crypto?

Web3 crypto adalah istilah yang merujuk pada generasi ketiga dari teknologi blockchain dan kripto. Dalam konteks Web3 crypto, teknologi blockchain digunakan untuk membangun ekosistem terdesentralisasi yang lebih luas.

Teknologi blockchain merupakan bagian penting dari fondasi Web3, tetapi pengguna bisa saja tidak menyadarinya. Jika aplikasi yang dibangun pada blockchain bersifat ramah pengguna dan intuitif, orang tidak akan memikirkan infrastruktur dasarnya. Sama seperti kita, yang jarang memikirkan server data dan internet yang menjadi dasar untuk platform media sosial yang digunakan sehari-hari.

Blockchain dan kripto dapat mengubah cara pengguna Web3 berkoordinasi dan menerapkan tindakan kolektif melalui organisasi otonom terdesentralisasi (DAO). DAO memberdayakan orang untuk mengatur kepentingan bersama tanpa otoritas pengambilan keputusan sentral.

Sebagai gantinya, para pemilik token melakukan voting untuk bersama-sama menentukan tindakan yang terbaik. Semua aktivitas dan voting tersebut dapat dipantau lewat blockchain.

Dengan demikian, DAO dapat mendorong Web3 untuk menjadi lebih terdesentralisasi, transparan, dan berpusat pada komunitas. Hal ini memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi secara langsung dalam ekonomi terdesentralisasi dan memiliki kebebasan yang lebih besar dalam mengelola dan memanfaatkan aset digital mereka.


Itulah hubungan antara blockchain dan Web3, cukup rumit bukan? Meski rumit, tidak dapat dipungkiri blockchain memiliki peran yang sangat penting agar lingkungan Web3 bisa berjalan. Tertarik dengan artikel di atas? Kunjungi blog MetaNesia untuk mendapat berita dan perkembangan terbaru seputar metaverse dan teknologi Web3!

MetaNesia adalah sebuah perusahaan yang mengembangkan dan menyediakan platform untuk memasuki dunia virtual metaverse. Apabila tertarik untuk menggunakan layanan blockchain dan metaverse, segera bergabung bersama MetaNesia. Hubungi Customer Service kami melalui WhatsApp untuk bertanya dan berkonsultasi secara gratis. 

Tertarik untuk mencoba masuk ke dunia metaverse yang dibuat oleh MetaNesia? Unduh aplikasi MetaNesia di website kami sekarang juga!

Bagikan ini: