Yuk, Bertemu dengan Polisi Metaverse Baru dari INTERPOL!

Yuk, Bertemu dengan Polisi Metaverse Baru dari INTERPOL!

Sebagai salah satu teknologi baru, platform metaverse kini mulai banyak digunakan publik. Hal ini wajar mengingat banyak aktivitas menarik yang bisa dilakukan di dalamnya seperti menonton konser virtual, bekerja, mengikuti pelatihan online, ataupun sekedar bermain game.

Meskipun begitu, ancaman kejahatan tidak hilang begitu saja. Walaupun masih menjadi teknologi baru, mulai bermunculan berbagai potensi kejahatan yang bisa terjadi di alam metaverse. Beberapa diantaranya seperti pencurian data, pencucian uang, penipuan keuangan, pemalsuan, dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu, INTERPOL sebagai organisasi polisi kriminal internasional hadir dan mendirikan divisi polisi metaverse baru untuk dunia virtual.

interpol 90th general assembly di new delhi india

Divisi polisi metaverse dari INTERPOL

Divisi baru dari INTERPOL ini diumumkan pada 90th INTERPOL General Assembly, yang dilaksanakan di New Delhi, India pada akhir 2022 lalu. Selain meluncurkan divisi polisi khusus untuk dunia maya, pengguna juga dapat mengunjungi kantor utama INTERPOL General Secretariat yang berada di Lyon, Prancis.

Di dalamnya, pengguna dapat mengitari kantor utama serta mengikuti beberapa kelas dan pelatihan yang tersedia, berkaitan dengan investigasi kejahatan, penegakan hukum dan lain sebagainya.

Potensi kejahatan di dalam dunia virtual metaverse

kantor interpol di metaverse

Sekilas dipikirkan, mungkin menurut kamu kehadiran INTERPOL di dalam dunia maya ataupun metaverse masih belum penting. Namun, tahukah kamu kalau metaverse menjadi salah satu pilihan tempat baru, di mana potensi kejahatan banyak ditemukan. Beberapa jenis kejahatan yang mungkin terjadi antara lain:

  • Pencurian data
  • Pencucian uang
  • Penipuan keuangan
  • Pemalsuan uang
  • Pelecehan seksual
  • Kekerasan verbal
  • Serangan siber (cyberattacks)
  • Kegiatan terorisme (rekrut hingga pelatihan) dan masih banyak lagi

Direktur eksekutif teknologi dan inovasi INTERPOL, Madan Oberoi juga mengatakan bahwa negara besar harus mulai mewaspadai berbagai aktivitas mencurigakan. Hal ini dikarenakan beberapa negara telah mendapatkan laporan kejahatan seperti penipuan uang dan pelecehan seksual di dalam metaverse.

Pada akhir 2022 lalu, lembaga penegak hukum European Union (EU) yakni Europol mengatakan bahwa besarnya kemungkinan kelompok ekstremis untuk melakukan perekrutan anggota melalui metaverse. Selain itu, mereka mungkin saja membuat dunia baru yang berlaku dengan peraturan ekstrim. Sehingga peran INTERPOL diharapkan hadir untuk membantu menyelesaikan potensi masalah tersebut.

Pelatihan kelas di INTERPOL Capacity Building and Training Directorate

Untuk mengurangi angka kejahatan dan memberikan pelatihan yang memadai, pengguna juga bisa mengikuti berbagai pilihan kelas di INTERPOL Capacity Building and Training Directorate. Pelatihan ini dibagi menjadi beberapa fokus, beberapa diantaranya seperti verifikasi dokumen kebutuhan travel dan pemeriksaan kemanan melalui kelas metaverse.

pelatihan khusus di headquarter interpol

Kapabilitas INTERPOL untuk melakukan penegakan hukum di metaverse

Seiring dengan perkataan Madan Oberoi selaku direktur eksekutif teknologi dan inovasi, INTERPOL juga akan melakukan beberapa tahap pendekatan untuk beralih menghadapi potensi kejahatan di metaverse.

Melawan potensi kejahatan

Untuk melawan potensi kejahatan di metaverse, para polisi di INTERPOL juga harus mengikuti berbagai pelatihan, untuk bisa mengindentifikasi masalah yang terjadi. Beberapa hal yang akan dilakukan INTERPOL untuk memastikan hal tersebut dapat berjalan baik adalah melalui:

  • Memunculkan kehadiran penegak hukum di metaverse
  • Memberikan bantuan investigasi
  • Menghilangkan proses birokrasi dan hierarki yang membuat pekerjaan semakin memakan waktu
  • Menjalin kerja sama dengan pihak berwenang lain

Menggunakan metaverse sebagai alat bantu utama

Platform metaverse sebenarnya hadir untuk membantu manusia melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mudah. Platform ini bisa digunakan sesama lembaga berwenang lain untuk melakukan berbagai hal, beberapa diantaranya seperti:

  • Koordinasi dan komunikasi jarak jauh melalui platform metaverse khusus
  • Pelatihan dan juga pembelajaran antar lembaga
  • Membangun kerja sama dengan pihak lain serta networking
  • Melakukan visualisasi digital pada crime scene untuk analisa antar lembaga

Forensik di dalam metaverse

Selain itu, INTERPOL juga dapat menggunakan metaverse sebagai salah satu platform untuk mengumpulkan data forensik yang mungkin berguna untuk kebutuhan hukum. Contoh pengambilan data forensik yang dimaksud antara lain:

  • Mengakses data dari perangkat VR dan sentuhan yang umum digunakan saat mengakses metaverse
  • Memulihkan bukti kejahatan dari infrastruktur yang digunakan platform metaverse
  • Mendapatkan data dari pihak ketiga ataupun service provider platform metaverse yang digunakan
  • Menggunakan data tersebut untuk memberikan pelatihan forensik khusus pada seluruh lembaga dan sistem keadilan terkait

Menurut kamu, apakah kehadiran INTERPOL memang sudah dianggap perlu di dalam metaverse? Terlebih, inisiatif ini diambil pada acara rutin ke-90 INTERPOL yang diadakan di New Delhi.

Semoga saja, inisiatif yang diambil dapat membantu pengguna berinteraksi di dalam metaverse dengan lebih aman dan nyaman, ya.

Ingin tahu informasi teknologi lain seperti satu ini? Yuk, kunjungi blog metaNesia untuk berita terbaru menarik lainnya!

Bagikan ini: