Masalah yang Akan Timbul dalam Penerapan Teknologi Extended Reality

Masalah yang Akan Timbul dalam Penerapan Teknologi Extended Reality

Masalah extended reality
Source: Freepik

Manusia selalu mencari cara visual untuk mengekspresikan imajinasi, kreativitas, dan keinginan mereka untuk melampaui dunia fisik. Tujuannya adalah untuk merepresentasikan situasi, momen, dan pengalaman yang memungkinkan orang lain untuk mengalaminya dengan semua indra yang dimiliki. Menawarkan kesempatan untuk mewujudkan mimpi, ambisi, dan visi, atau bahkan untuk hidup di dunia imajinasi.

Dengan dukungan teknologi, kita dapat memiliki pengalaman yang lebih nyata. Hal ini dapat diwujudkan melalui virtualisasi dan augmentasi realitas kita, atau dengan menggabungkan keduanya dalam lingkungan campuran atau yang dikenal dengan istilah extended reality

Apa itu extended reality

Extended Reality (XR) adalah kombinasi dari interaksi grafik yang dihasilkan manusia & komputer, yang dalam situasi nyata serta lingkungan virtual. Pada dasarnya, extended eality adalah superset dari Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) & Mixed Reality (MR).

Konsep extended reality muncul ketika teknologi seperti augmented & virtual reality, digunakan oleh pengembang dan perusahaan teknologi di seluruh dunia. Banyak film sci-fi yang menggunakan konsep extended reality, namun menerapkannya di dunia nyata sangat berbeda dengan di dunia hiburan. 

Teknologi extended reality, membawa banyak manfaat bagi kita sebagai konsumen, dan bagi industri yang mengadopsinya. Tetapi kita tidak dapat mengabaikan fakta bahwa ada masalah atau risiko sosial yang membayangi XR, terutama pada ujung spektrum yang lebih imersif, yaitu VR.

Dalam artikel ini, mari kita membahas masalah extended reality yang akan timbul, dan cara yang lebih aman untuk teknologi ini.

Baca juga: Extended Reality: Segala Hal yang Perlu Kamu Ketahui

Masalah hukum

Seperti halnya teknologi apa pun yang berkembang lebih cepat daripada yang dapat diatasi oleh sistem hukum, regulator dan pembuat undang-undang dibuat harus mengejar ketertinggalan, tidak terkecuali pada teknologi XR. 

Akibatnya, kita tidak memiliki undang-undang yang jelas tentang apa yang dapat diterima dan tidak dapat diterima di lingkungan virtual. Bahkan di yurisdiksi mana lingkungan tersebut berada.

Mungkin terbesit pertanyaan seperti dapatkah tindakan yang dilakukan di dunia virtual menjadi kejahatan? Katakanlah ada dua orang dalam sebuah lingkungan virtual, dan salah satu dari mereka menyerang yang lain di ruang virtual tersebut, apakah itu dapat dikategorikan kejahatan? Jika kita melihat pada kasus video game, di mana banyak orang senang memukuli atau menembak sesama pemain yang lain, pertanyaannya menjadi terdengar agak konyol.

Namun teknologi XR menciptakan pengalaman yang jauh lebih imersif daripada rata-rata video game. Dalam hipotesis situasi virtual, serangan itu mungkin tampak sangat nyata bagi korban. Jika mengenakan pakaian haptic, yang memungkinkan pengguna merasakan sensasi realistis yang dihasilkan di dunia virtual, serangan yang diterima berpotensi menjadi hal yang traumatis.

Akses untuk segelintir orang

Terdapat kemungkinan bahwa teknologi extended reality akan memperlebar jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin. Biaya pembelian perangkat keras XR jelas akan berat bagi banyak orang, berpotensi memperburuk perpecahan sosial yang ada. 

Dalam dunia pendidikan, harusnya terdapat solusi bagaimana XR berpotensi merevolusi pembelajaran dan memberikan pengalaman pendidikan yang memperkaya ilmu bagi anak-anak. Namun jika peluang ini tidak tersedia untuk semua orang, kita berisiko menciptakan sistem pendidikan yang lebih elitis.

Masalah privasi dan keamanan

Privasi dan keamanan adalah masalah yang sangat besar dan sangat kompleks. Seperti kebanyakan teknologi baru, XR menghadirkan beberapa tantangan terkait data pribadi. Dalam hal ini, datanya bisa sangat pribadi dan sensitif, berpotensi mencakup perilaku dan pikiran kita yang paling dalam.

Mari kita ambil teknologi eye-tracking yang sudah dimasukkan ke dalam headset VR dan AR sebagai contoh. Teknologi ini membawa banyak keuntungan dalam hal kualitas grafis dan daya tanggap. Tetapi eye-tracking juga memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan data yang sangat pribadi tentang respons bawah sadarmu terhadap isyarat visual. Baik virtual, seperti dalam kasus VR, atau respon di dunia nyata, seperti dalam kasus AR.

Pola dalam gerakan mata kita menunjukkan apa yang kita fokuskan pada waktu tertentu, yang memberikan wawasan tentang preferensi dan pemikiran kita, seperti tombol “suka” yang tidak disadari. Informasi seperti itu dapat ditambang oleh pengiklan untuk menayangkan iklan terkait. Kasus yang sama ketika kita mencari dengan kata kunci tertentu di mesin pencari, iklan akan muncul sesuai dengan kata kunci tersebut. Keamanan dan privasi memang selalu menjadi fokus pada berbagai urusan, termasuk menjadi masalah pada teknnologi extended reality

Masalah kesehatan

Pengguna yang menghabiskan banyak waktu di VR terkadang melaporkan mengalami mual, pusing, dan mengalami “mabuk pasca-VR”. Ini disebabkan dari hasil dari otak yang menerima sinyal sensorik campuran, seperti mata yang mencatat gerakan di lingkungan digital, sementara telinga tahu kamu sedang berdiri diam di dunia nyata.

Sinyal campuran seperti inilah yang menyebabkan kita mengalami mabuk seperti dalam perjalanan di perahu dan di mobil. Beberapa orang tidak mengalami gejala tersebut sama sekali, sementara yang lain bahkan merasakan pengalaman singkat dengan VR memicu efek setelahnya. Efeknya, dalam beberapa kasus, bertahan hingga seminggu.

Menemukan cara maju yang lebih aman dan etis

Perlu ditekankan bahwa manfaat XR jauh lebih besar daripada potensi kerugiannya. Tetapi untuk sepenuhnya menyadari manfaat tersebut, kita perlu menanamkan gagasan seperti etika, tanggung jawab, keamanan, dan kepercayaan pada teknologi XR. 

Di masa mendatang, penggunaan XR yang tidak bertanggung jawab akan menimbulkan kemarahan publik dan otoritas. Jadi, dari perspektif bisnis, penting untuk mengambil tindakan proaktif dari sekarang untuk memastikan penggunaan XR dapat bertanggung jawab. Hal tersebut dapat termasuk:

  • Memastikan semua teknologi XR seinklusif dan semurah mungkin. Apalagi jika penawaran teknologi yang diberikan, dirancang untuk penggunaan pendidikan atau sosial.
  • Bersikap terbuka dengan pengguna tentang data apa yang akan kumpulkan, dan, jika memungkinkan, memberi kesempatan pada pengguna untuk memilah. Dan jika data pribadi yang sangat penting, seuatu organisasi atau perusahaan harus mengambil semua tindakan keamanan data yang sama seperti yang dilakukan untuk proses penting pada bisnis lainnya di dunia nyata.

Itulah perkiraan masalah yang akan timbul pada penerapan extended reality. Dengan tawaran manfaat yang lebih besar, masalah yang dijelaskan di atas dapat diatasi dengan penciptaan peraturan yang tidak mengurangi kegunaan yang ditawarkan. Kunjungi metaNesia untuk mengetahui perkembangan teknologi lain seputar extended reality.

metaNesia, #WhereDreamsComeTrue

Bagikan ini: