Masyarakat Jepang Manfaatkan Metaverse untuk Atasi Hikikomori 

Masyarakat Jepang Manfaatkan Metaverse untuk Atasi Hikikomori 

Teknologi virtual metaverse  

Hadirnya metaverse sebagai dunia virtual dengan fitur canggih, membuka peluang yang besar dalam bidang industri di berbagai negara. Salah satu negara yang telah mengadopsi teknologi metaverse adalah Jepang. Sebelumnya, masyarakat Jepang tertarik mengembangkan sekolah di metaverse bagi siswa-siswi yang memilih untuk belajar dari rumah.  

Melalui hal tersebut, masyarakat Jepang akhirnya memanfaatkan metaverse untuk mengatasi permasalahan sosial, yakni Hikikomori. Yuk, simak informasi selengkapnya mengenai Hikikomori di bawah ini!

Manfaatkan Metaverse untuk atasi hikikomori  

Hikikomori   

Masalah Sosial Hikikomori
Hikikomori (Pxhere)

Istilah hikikomori merupakan situasi, di mana seseorang sedang mengasingkan diri mereka, sehingga tidak adanya partisipasi sosial yang terjalin selama 6 bulan berturut-turut. Istilah ini dicetuskan pertama kali oleh Dr. Tamaki Saito, di mana permasalahan ini dikenal secara universal sebagai kondisi pengucilan sosial. Pengucilan diri dalam partisipasi sosial dianggap sebagai permasalahan yang perlu ditangani oleh masyarakat Jepang.  

Pasalnya, masalah pengucilan sosial atau hikikomori di Jepang telah dilakukan lebih dari 1 juta orang. Bahkan, para ahli di Jepang khawatir, jumlahnya lebih banyak dari yang diperkirakan. 

Kondisi tersebut dapat menyebabkan masalah sosial dan mempengaruhi hubungan dengan keluarga maupun kerabat terdekat. Jika masalah sosial ini dibiarkan secara terus menerus, hal tersebut dapat mempengaruhi tekanan ekonomi di Jepang.  

Metaverse untuk atasi pengucilan sosial

metaverse untuk atasi pengucilan sosial
Virtual reality (Wallpaper Flare)

Untuk mengatasi fenomena ini, salah satu distrik di Tokyo, Jepang yakni Edogawa, berupaya mengembangkan penggunaan teknologi metaverse agar masyarakat maupun individu setidaknya berinteraksi secara virtual.

Wali Kota distrik Edogawa yakni Takeshi Saito mengatakan bahwa, masalah sosial hikikomori tidak akan teratasi secara tuntas dengan penawaran metaverse, namun setidaknya inisiatif ini dapat membantu sebagian orang untuk bersosialisasi.  

Konten interaktif dan tujuan utama 

Distrik Edogawa kembangkan metaverse untuk atasi hikikomori
SONY DSC

Inisiatif luar biasa ini, rencananya akan dikembangkan dengan konten imersif dan interaktif, lho! Konten interaktif tersebut berupa pertemuan virtual dengan tujuan menyatukan kembali individu yang mengalami pengasingan sosial dan memberikan pengalaman berkumpul bersama. Pertemuan virtual di metaverse ini diharapkan memberikan tempat yang aman untuk bertemu, bersosialisasi, dan membicarakan masalah yang dihadapi oleh beberapa individu. 

Inovasi pertemuan metaverse ini juga memungkinkan pengguna untuk berinteraksi secara jarak jauh dengan menggunakan avatar 3D yang interaktif. Hal tersebut dibentuk untuk menjaga kenyamanan dan identitas individu. 

Melalui hal ini, distrik Edogawa dan organisasi asal Jepang yakni Kazoku Hikikomori telah bekerjasama untuk mengadakan enam acara pada tahun 2023, lho! Acara tersebut akan diselenggarakan di 30 lokasi berbeda, yang menghadirkan 50 platform metaverse dengan kapasitas peserta sebanyak 80 orang. 


Berikut informasi mengenai pemanfaatan teknologi metaverse untuk atasi permasalahan sosial hikikomori.

Hal ini merupakan solusi inovatif unik, dengan tujuan khusus yakni mengatasi pengucilan sosial yang dirasakan oleh masyarakat Jepang. Dengan hal ini, dunia metaverse dapat bermanfaat dalam berbagai aktivitas maupun kegiatan positif yang dikembangkan secara berkelanjutan.

Kalau mau tahu informasi terkait teknologi terbaru seperti yang satu ini, yuk kunjungi blog metaNesia! Di sini, kami akan membahas berbagai informasi dan artikel menarik, terkait metaverse dan juga teknologi inovatif lainnya. Cek sekarang juga!

Bagikan ini: