Apa Itu Minting NFT? Cari Tahu Pengertian dan Cara Kerjanya!

Apa Itu Minting NFT? Cari Tahu Pengertian dan Cara Kerjanya!

Berkembangnya teknologi terkadang memberikan penemuan yang tidak terduga. Beberapa tahun belakangan, banyak istilah baru yang ramai dibicarakan di dunia maya. Salah satu topik yang ramai didiskusikan adalah mata uang digital baru, NFT.

Bagi pemula, mungkin NFT dan istilah yang berhubungan dengan NFT terdengar membingungkan. Di artikel kali ini, kita akan membahas mengenai NFT serta istilah yang paling akrab dengannya, minting NFT. Yuk baca sampai habis!

Apa itu NFT?

NFT, dalam bahasa Inggris dikenal sebagai non-fungible token, adalah berkas digital unik yang identitas dan kepemilikannya diverifikasi pada blockchain (buku besar digital). NFT umumnya adalah berkas yang diunggah ke pasar lelang, namun memiliki sifat tidak saling bertukar (non-fungible).

NFT memiliki pengenalan digital yang bersifat unik: tidak bisa diganti, dibagi, atau disalin. Semua hal yang berhubungan dengan NFT direkam dalam database blockchain yang nantinya akan digunakan untuk verifikasi kepemilikan.

Kepemilikannya sendiri dapat di-transfer, membuat aset NFT dapat diperjualbelikan. NFT dapat dibuat oleh siapa saja tanpa memerlukan skill coding. Aset NFT biasanya berupa berkas digital seperti foto, video, dan audio.

Karena sifatnya yang unik, NFT berbeda dari crypto yang bersifat fungible. NFT yang terekam pada database blockchain dapat dilacak untuk memberi bukti kepemilikan pada pembelinya.

Contoh blockchain yang terkenal adalah Ethereum, Binance Smart Chain dan Flow, yang masing-masing memiliki standar tokennya sendiri untuk menentukan penggunaan NFT mereka. Tiap blockchain memiliki caranya masing-masing dalam memproduksi asetnya, seperti NFT mining dan NFT minting.

Aset yang bisa dijual sebagai NFT

Kamu tidak selalu harus menjadi seniman untuk menjual NFT. Apa saja bisa dijual sebagai NFT, seperti musik, gambar, GIF, tweet, bahkan selfie. Semua itu bisa dijual bahkan seharga jutaan Dollar.

Sekarang ini, permintaan untuk barang-barang unik justru makin tinggi. Contohnya seperti selfie Ghozali yang sempat viral.

Pengertian minting NFT

Minting NFT adalah proses pencetakan NFT dengan mengubah sebuah aset atau karya digital menjadi token yang akan direkam dan ditempatkan di blockchain. Aset digital yang sudah diubah menjadi token ini merupakan tanda kepemilikan dan bisa diperjual belikan di marketplace NFT yang banyak tersedia. 

Baca juga: Domain NFT: Semua yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Domain Generasi Baru

Tips sebelum melakukan minting NFT

Pilih platfom yang tepat

Sebelum melakukan minting NFT, ada baiknya kamu memperhatikan dua hal. Yang pertama adalah memilih blockchain yang tepat. Pemilihan platform blockchain menjadi penting, karena kamu bisa memperkirakan estimasi gas fee NFT dan kecepatan yang ditawarkan.

Setiap blockchain memiliki kecepatan dan biaya yang berbeda. Jadi, pastikan kamu melakukan riset sebelumnya. Ada beberapa opsi blockchain yang bisa dipilih, namun yang paling terkenal adalah Ethereum, Binance Smart Chain, Polygon, dan Tezos.

Memilih marketplace yang sesuai

Selain itu, pemilihan marketplace, tempat di mana kamu akan melakukan pencetakan NFT juga penting. Cari tahu apakah marketplace yang kamu inginkan mampu melakukan transfer dan penjualan NFT di blockchain lain, berapa biaya yang dibebankan, dan sistem bagi hasil yang tawarkan.

Selain dari itu, periksa juga berapa lama platform tersebut dapat mencetak NFT. Meski tidak ada waktu yang pasti berapa lama proses minting NFT, hingga saat ini prosesnya terbilang cepat, kurang dari satu jam.

Yang tidak kalah penting, baca ulasan dari sesama pengguna marketplace lainnya. Apakah platform tersebut memiliki reputasi yang baik atau tidak. Beberapa marketplace NFT yang terkenal di antaranya adalah OpenSea, Rarible, dan Foundation.

Cara melakukan minting NFT

Saat ini ada beberapa layanan atau marketplace yang menyediakan jasa NFT minting. Pada contoh kali ini, kita akan menggunakanOpenSea sebagai tempat untuk melakukan minting.

Pertama, kamu harus membeli sejumlah Ethereum alias ETH. Mata uang crypto ini sangat populer dan digunakan di berbagai jenis marketplace. Beberapa tempat di mana kamu bisa membeli Ethereum antara lain Luno dan Zipmex.

Setelah membeli ETH, kamu harus membuat wallet. Seperti namanya, wallet berfungsi sebagai dompet tempat menampung atau keluar-masuknya uang crypto.

Karena kita akan melakukan minting di OpenSea, salah satu wallet yang bisa kamu gunakan adalah platform MetaMask. Berdasarkan data Statista, OpenSea disebut sebagai marketplace NFT terbesar berdasarkan volume penjualan sepanjang waktu.

Pertama, mulai dengan menghubungkan wallet MetaMask dengan OpenSea. Caranya adalah sebagai berikut.

  1. Buka ekstensi MetaMask di browser kamu dan buka Key dengan memasukkan kata sandi kamu
  2. Buka website OpenSea di browser yang sama, kemudian pilih Profil
  3. Pilih MetaMask saat ditanya pilihan wallet yang ingin dipakai
  4. Setujui syarat dan ketentuan, lalu masukkan email dan nama pengguna yang ingin kamu gunakan
  5. Setelah prosesnya selesai, buka email kamu untuk melakukan verifikasi akun OpenSea

Pengguna harus membuat koleksi NFT terlebih dahulu, yang akan menampung NFT buatan sebelum melakukan minting. Caranya buka Profil OpenSea, lalu pilih Koleksi Saya. Kemudian, pilih Buat untuk membuat koleksi baru.

Setelahnya, kamu bisa mulai melakukan minting NFT. Caranya adalah sebagai berikut.

  1. Buka koleksi yang telah kamu buat
  2. Klik Tambah Item Baru
  3. Unggah objek yang ingin kamu jadikan NFT, lalu berikan nama
  4. Isi properti, level, dan deskripsi lain untuk item tersebut
  5. Jika sudah, klik Create

Selamat, kamu berhasil melakukan minting NFT di OpenSea!

Resiko-resiko yang bisa terjadi saat minting NFT

Bergelut di ranah NFT bukan tanpa resiko. Ada saja resiko yang bisa terjadi saat kamu melakukan minting. Resiko-resiko tersebut antara lain sebagai berikut.

Perlu mempertajam analisis agar tidak rugi

Seperti halnya analisis saham, kamu perlu bekerja lebih keras untuk menganalisis cryptocurrency. Aset dari crypto sendiri memiliki tingkat volatilitas cukup tinggi, artinya kamu harus paham betul bagaimana cara mengelola aset digital agar tidak merugi.

Rentan pembajakan

Pada dasarnya, blockchain hanya mencatat identitas pengguna ketika mereka sedang menghasilkan karya seni digital. Namun, blockchain tidak bisa mencatat karya seni dalam sebuah blockchain.

Contoh kasus seperti ini adalah ketika Ridwan Kamil menjual lukisan dirinya, tidak lama kemudian lukisan tersebut langsung dijual di OpenSea. Pembelajaran dari kejadian ini adalah bahwa sebuah karya bisa sama, namun dengan seniman yang berbeda.

NFT bukan pembelian hak milik atau hak cipta

Saat membeli NFT, kamu sebenarnya tidak membeli hak cipta ataupun hak milik dari produk tersebut. Yang sebenarnya kamu beli adalah representasi produk tersebut di dunia NFT.

Harga yang mudah ‘digoreng’

Karena bersifat anonim, kita tidak bisa mengetahui siapa saja yang membeli produk-produk NFT. Di’goreng’ adalah adalah harga yang nilai aslinya mudah dimanipulasi.

Contohnya adalah jika A menjual karya di OpenSea sebesar Rp10 juta, lalu A membuat akun lain dan membelinya dengan harga Rp30 juta. Pola ini akan terus terulang agar semua orang mengira bahwa karya A memiliki prospek keuntungan yang tinggi. 


Itulah pembahasan mengenai NFT, apa itu minting NFT dan cara kerjanya. Masih banyak artikel seputar teknologi menarik lainnya yang bisa kamu akses di metaNesia seperti augmented reality, virtual reality, dan metaverse.

metaNesia adalah tempat di mana kamu bisa bersosialisasi, berinteraksi, bermain, dan berkreasi di dunia metaverse tanpa adanya batasan. Baca artikel lainnya di blog metaNesia!

Bagikan ini: