Penggunaan Pengacara AI di Dunia, Apakah Kehadirannya Bisa Menggantikan Pengacara Asli?

Penggunaan Pengacara AI di Dunia, Apakah Kehadirannya Bisa Menggantikan Pengacara Asli?

Kepopuleran artificial intelligence (AI) sebagai salah satu inovasi teknologi membuatnya digunakan dan diadaptasi pada berbagai industri penting dunia. Mulai dari ritel, manufaktur, pendidikan, kesehatan hingga industri legal pun kini mencoba menggunakan kecerdasan buatan sebagai teknologi pendukung.

Meski demikian, kepintaran AI juga membuat beberapa pihak menakutkan kemampuannya untuk mengambil pekerjaan manusia. Salah satu yang banyak dibicarakan adalah kemampuan AI untuk menjadi pengacara dan bisa membela kliennya di pengadilan. Yuk, baca informasi selengkapnya di bawah ini!

Definisi artificial intelligence (AI)

Artificial intelligence atau yang juga disebut sebagai kecerdasan buatan merupakan sebuah program komputer yang dirancang sedemikian rupa untuk melakukan berbagai perintah menyerupai kepintaran manusia.

Oleh sebab itu, program komputer AI yang bisa bebas diakses publik dapat mengolah data, membuat analisis hingga mendukung berbagai pekerjaan kepintaran lainnya. Teknologi ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1950-an, dengan salah satu tokoh yang paling penting yakni Alan Turing.

Konsep AI hadir di era terjadinya perang dingin antara Timur dan juga Barat, di mana para ilmuwan Amerika Serikat mencoba untuk memecahkan kode atau sandi rahasia yang dikirimkan antara agen Timur.

AI juga berkembang pesat seiring pertumbuhan perangkat komputer yang semakin cepat dan pintar untuk melakukan berbagai tugas. Kini, AI telah masuk ke dalam banyak aktivitas sehari-hari manusia.

kehadiran pengacara berbentuk AI
‘Robot lawyer’ powered by AI will help fight speeding ticket as it takes first case in court (Snejana Farberov / NY Post)

Penggunaan AI secara umum dalam dunia legal | Pengacara AI

Meskipun jarang didengar, faktanya artificial intelligence juga sudah mulai digunakan pada dunia legal, loh. Banyak law firm (firma hukum) yang mulai menyadari kemudahan penggunaan AI di beberapa aspek pekerjaan, diantaranya seperti:

Analisis kontrak dan dokumen

Analisis kontrak serta dokumen terkait merupakan salah satu pekerjaan fundamental yang harus dilakukan pengacara, sebelum masuk lebih jauh pada kasus yang akan diteliti. AI bisa digunakan untuk membantu melakukan analisis kontrak dan dokumen terkait dengan lebih cepat, yang kemudian akan dicek kembali oleh pengacara.

Setelah melakukan analisis pada dokumen terkait, AI juga dapat membuat dokumen legal sendiri untuk mengumpulkan poin-poin keanehan atau tidak wajar yang mungkin ada. Baker McKenzie merupakan salah satu law firm yang telah menggunakan generative AI untuk bisa menjalankan fungsi ini.

Paperwork automation

Hukum merupakan salah satu jenis ilmu pengetahuan dunia yang terdiri dari ratusan ribu hingga jutaan undang-undang serta pasal kompleks yang sulit untuk bisa dihapal satu per satu oleh pengacara. Paperwork automation memungkinkan AI untuk membaca dan menganalisis dokumen hukum dan kemudian menghubungkannya dengan undang-undang terkait guna membantu pengacara.

Untuk bisa melakukan paperwork automation, dibutuhkan jenis AI khusus yakni large language model (LLM) layaknya GPT-4, yang juga digunakan sebagai jenis fondasi utama pembuatan ChatGPT. Bahkan, pernah dilakukan sebuah percobaan di mana GPT-4 berhasil mendapatkan skor diatas 90 saat dicoba mengikuti Ujian Pengacara di Amerika Serikat.

Hal tersebut tentunya menandakan kemampuan GPT-4 untuk bisa memahami konteks hukum yang didapatkan dari berbagai data serta dokumen hukum.

manfaat dan penggunaan AI dalam industri legal
An A.I. Just Outperformed 20 Top Lawyers (and the Lawyers Were Happy) (Jessica Stillman / Inc)

Electronic discovery

Electronic discovery atau e-discovery merupakan sebuah proses legal yang biasanya dilakukan untuk menemukan bukti maupun fakta terkait pada berbagai media dan platform elektronik seperti e-mail, database, percakapan melalui media sosial, dan lain sebagainya.

AI memiliki peran penting dalam e-discovery karena dapat mempercepat dan mempermudah proses e-discovery, sehingga data tersebut tidak perlu di cek satu per satu oleh pegawaif firma hukum terkait.

Manfaat kehadiran AI untuk industri hukum | Pengacara AI

Kini, kamu sudah mengetahui jenis penggunaan AI dalam industri legal, yang sudah mulai digunakan pada banyak law firm terkenal. Kehadiran AI dalam industri ini tentunya menghadirkan beberapa manfaat penting, seperti:

Meningkatkan efisiensi manajemen data dan dokumen

Sebuah riset yang dilakukan oleh Clio terkait tren industri legal hukum di tahun 2021, mengatakan bahwa rata-rata karyawan hukum atau pengacara menghabiskan sekitar 2,5 jam setiap harinya untuk membaca data maupun dokumen terkait saat membela klien di pengadilan.

Hal tersebut tentunya menekan kemampuan firma hukum untuk bisa berkembang dan memiliki klien yang lebih banyak. Oleh sebab itu, AI sangat berguna untuk mempermudah karyawan hukum mendapatkan konklusi maupun kumpulan data dan dokumen penting.

kemungkinan kehadiran pengacara AI
Can AI Be Our Lawyer? ‘Robot Lawyer’ to Test That in US Court (MetaNews.com)

Meningkatkan kemampuan riset hukum

Perancangan naskah hukum atau perjanjian kerja sama merupakan salah satu aktivitas penting yang dilakukan dalam industri legal. Karena tingkat kesulitan yang bervariasi sesuai dengan banyaknya dokumen yang harus dimengerti, proses drafting ini biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama. Terlebih lagi, karyawan hukum harus melakukan riset dari berbagai media untuk bisa membuat rancangan naskah hukum yang bagus.

Artificial intelligence hadir dan kini mulai digunakan untuk melakukan riset terkait kasus hukum yang sedang dibahas. Riset hukum melalui AI merupakan salah satu contoh penggunaan kecerdasan buatan yang paling banyak digunakan oleh kantor hukum.

Peningkatan komunikasi menggunakan AI chatbot

Pengacara tentunya menghadapi berbagai jenis klien saat mengambil kasus hukum dari banyak industri. Dalam proses hukum, klien pastinya ingin mengetahui banyak hal dan mengetahui update terbaru dari kasus yang mereka jalani.

AI juga bisa digunakan sebagai chatbot, untuk menjawab pertanyaan klien terkait kasus hukum yang berjalan. Dengan begitu, karyawan hukum terkait bisa lebih fokus melakukan riset dan menyerahkan tugas menjawab pertanyaan klien pada bot percakapan AI.

pengaruh penggunaan AI di industri legal
The Future of AI in the Legal Industry (Tim Opsitnik / Technology Concepts & Design Inc)

Kasus asli pengacara berbentuk AI

Sebuah law firm dari Inggris bernama Luminaire baru saja mengembangkan program komputer AI khusus, yang bisa mempermudah tugas pengacara saat memegang kasus peradilan. Program komputer ini dibuat menggunakan LLM (large language model), yang bisa dijalankan langsung dengan mode “Autopilot” dari awal pertama dokumen hukum diberikan dari klien hingga proses akhir analisis dan pengumpulan data terkait.

Mode autopilot ini memiliki fitur khusus, di mana bisa digunakan sebagai media utama untuk melakukan negosiasi saat melakukan NDA (Non Disclosure Agreement). Individu yang berurusan dengan dokumen NDA tersebut bisa langsung mengecek dan menandatanganinya jika setuju, serta mengembalikannya ke kantor hukum jika belum setuju.

Kehadiran mode autopilot ini juga dipercaya menghemat hingga 80% waktu pengacara untuk melakukan proses review dan juga konfirmasi dari kedua belah pihak terkait.

Pro dan kontra pengacara AI

Meski demikian, kemungkinan hadirnya pengacara berbentuk AI dalam dunia nyata masih memiliki pendapat pro kontra pada jejeran ahli hukum. Hal ini dikarenakan AI tidak memiliki bentuk fisik dan tidak boleh diwakilkan dalam bentuk robot. Serta, program komputer ini tidak melewati pendidikan hukum yang diharuskan untuk bisa membela klien dalam peradilan.

Di Indonesia sendiri, subjek hukum dalam peradilan diartikan sebagai segala sesuatu yang memiliki kewajiban, kewenangan dan kepemilikan hukum. Meskipun bisa mengikuti kepintaran manusia, AI lawyer tidak diakui keberadaannya sebagai subjek hukum karena belum ditetapkan posisinya dalam peraturan hukum Indonesia.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), AI diatur sebagai objek hukum dan bukan subjek hukum karena termasuk dalam perangkat yang digunakan untuk mengendalikan seseorang.


Berikut pembahasan terkait penggunaan AI guna menjalankan fungsinya sebagai pengacara di dunia. Suka dengan berita teknologi menarik seperti satu ini? Yuk, cek informasi teknologi lainnya di blog MetaNesia!

MetaNesia merupakan penyedia layanan virtual reality, augmented reality serta platform metaverse pertama di Indonesia. Berada di bawah naungan Telkom Indonesia, MetaNesia telah melayani banyak klien global maupun lokal dari berbagai industri seperti ritel, manufaktur, pendidikan, kesehatan, lembaga pemerintahan, dan masih banyak lagi.

Mau coba gunakan teknologi canggih Telkom Indonesia pada bisnis kamu? Hubungi tim administrasi MetaNesia untuk dapatkan konsultasi gratis secara langsung!

Kamu juga bisa coba memasuki dunia virtual imersif milik MetaNesia, loh! Rasakan pengalaman baru masuk ke dalam dunia 3D, bertemu dengan pengguna lain serta mainkan berbagai fitur interaktif di dalamnya. Unduh aplikasi MetaNesia dan buka langsung di perangkat kamu!

Bagikan ini: