Efek Penggunaan dan Pengaruh Lingkungan dari AI (Artificial Intelligence) yang Tidak Kamu Ketahui!

Efek Penggunaan dan Pengaruh Lingkungan dari AI (Artificial Intelligence) yang Tidak Kamu Ketahui!

Era 2000-an dikenal sebagai era baru tempat munculnya berbagai teknologi inovatif yang dapat membantu keseharian manusia. Mulai dari penggunaan masif komputer, smartphone, hingga teknologi baru seperti metaverse dan artificial intelligence (AI) hadir mengisi kekosongan dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu teknologi yang paling banyak dibicarakan akhir-akhir ini adalah AI. Hal ini juga didukung dengan kehadiran ChatGPT yang merupakan software berbasis AI buatan OpenAI. Aplikasi ini dapat melakukan perintah manusia sebagai user, untuk mendapatkan informasi hanya dalam hitungan detik.

Meski demikian, kehadiran kecerdasan buatan ini ternyata berdampak pada lingkungan juga. Yuk, baca penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Selengkapnya tentang AI

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, AI merupakan teknologi kecerdasan buatan yang didesain sedemikian rupa untuk bisa memecahkan masalah yang berkaitan dengan kecerdasan manusia. Diantaranya seperti pembelajaran, pemecahan masalah dan juga pengenalan pola.

Konsep kecerdasan buatan sendiri sebenarnya sudah ada sejak tahun 1950-an, dan mulai tenar pada saat terjadinya Cold War antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Seorang ilmuwan cemerlang muda bernama Alan Turing dari Amerika Serikat juga didaulat sebagai bapak AI dunia karena konsep yang dicetuskannya.

Hingga tahun 2000-an, teknologi AI berkembang dengan pesat seiring pertumbuhan komputer yang juga semakin cepat. Komputer kemudian tumbuh menjadi salah satu perangkat yang hampir digunakan seluruh masyarakat dunia.

Perubahan teknologi komputer yang dimiliki juga mendukung pengembangan AI hingga kini digunakan pada berbagai industri besar di dunia.

AI dan pengaruhnya pada jejak karbon energi
(Smarter.ai / Medium)

Penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari | Pengaruh lingkungan dari AI

Kini, dunia berada pada era Big Data, di mana banyak perusahaan, pelaku bisnis hingga institusi akan mendapatkan data tidak terhingga dan diharuskan mengolah data tersebut untuk mendapatkan analisa terbaik.

AI kemudian perlahan hadir dan menyusup membantu aktivitas manusia jadi lebih mudah dengan kemampuan terbarunya. Berikut contoh penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari yang bisa kamu temukan.

Industri hiburan

Karena kemampuan AI yang bisa mengumpulkan dan juga mendapatkan informasi dalam waktu singkat, teknologi ini sudah mulai digunakan untuk membuat latar belakang saat proses pembuatan konten seperti video maupun film.

Selain itu, AI juga bisa digunakan untuk membuat skrip dan juga naskah percakapan antara aktor yang akan beradu peran dalam film. Hanya saja, penggunaan AI dalam industri hiburan masih mendapatkan pro dan kontra.

Hal ini dikarenakan AI bisa mengambil lapangan pekerjaan berbagai bidang yang sebelumnya berada di industri hiburan seperti penulis naskah, perancang suara hingga penyunting film. Jika hal itu terjadi, tentu saja AI justru memberikan hal buruk dan bukan hal baik.

UMKM

Pada usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM, AI banyak digunakan untuk melakukan proses pemasukkan data, melakukan analisis pada kebiasaan customer, menjalankan kampanye marketing yang dipersonalisasi hingga memberikan dan meningkatkan pengalaman customer yang lebih baik.

Fungsi tersebut tentunya didukung dengan riset yang dilakukan oleh Grand View Research, yang mengatakan bahwa lebih dari 70% UMKM di seluruh dunia telah menggunakan AI dalam operasional bisnisnya.

Selain itu, riset dari McKinsey & Company juga mengatakan bahwa penggunaan AI pada UMKM berhasil meningkatkan kepuasan pelanggan hingga 30% dan menurunkan biaya customer service sekitar 10% – 20%.

Banyak pakar dan ahli bisnis yang juga mengatakan bahwa pelaku bisnis harus mulai menggunakan AI saat menjalankan usaha mereka, untuk tetap bisa kompetitif dan bersaing secara sehat dengan kompetitor.

Manufaktur

Pada industri manufaktur, AI bukanlah sebuah teknologi baru karena sudah mulai ramai digunakan sejak tahun 2010-an. Di industri ini, kecerdasan buatan digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti meningkatkan persentase prediksi data yang lebih baik serta melakukan perencanaan tersusun.

Selain AI, industri manufaktur juga telah mulai beralih menggunakan machine learning serta deep learning neural networks untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih akurat.

Ritel

Penggunaan AI pada industri ritel dan juga manufaktur tidak terlalu berbeda. Umumnya, AI di industri ritel digunakan untuk melakukan pelacakan persediaan barang inventori, menerapkan teknologi cashierless pada saat pembayaran dan juga melakukan analisis kebiasaan customer.

Kehadiran AI dalam ritel juga berhasil mengurangi biaya tambahan pada penyimpanan persediaan barang dan meningkatkan akurasi, serta membuat sistem penyimpanan jadi lebih terstruktur. Salah satu contoh industri ritel yang telah menggunakan AI seperti Costco, H&M, Walmart dan juga Sephora.

Medis dan kesehatan

Teknologi AI hadir pada industri medis dan juga kesehatan untuk mengolah big data yang dikumpulkan institusi, dan memberikan hasil analisis serta personalisasi yang lebih baik untuk pasien. Hasil riset dari CB Insights juga mengatakan bahwa di tahun 2016, sudah ada lebih dari 86% institusi medis yang menggunakan AI untuk meningkatkan hasil analisis untuk pasien.

AI sendiri sebenarnya baru ramai digunakan sejak pandemi Covid-19 yang menyerang dunia pada 2020 silam, yang kemudian berkelanjutan untuk melakukan transformasi pada keseluruhan sistem medis yang sebelumnya ada.

penggunaan AI dalam industri medis
AI in Healthcare: How Artificial Intelligence Can Save Lives and Improve Health Outcomes (Greg Black Photography / Medium)

Dampak AI terhadap lingkungan | Pengaruh lingkungan dari AI

Kembali pada pengaruh lingkungan dari AI dan dampak yang dihasilkan, beberapa ahli dan ilmuwan mulai sadar akan penggunaan teknologi yang ternyata juga bisa meninggalkan carbon footprint atau jejak emisi karbon.

Kalau belum tahu, jejak karbon merupakan jumlah karbon atau gas emisi yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dalam periode waktu tertentu. Tidak hanya manusia, kini teknologi juga bisa meninggalkan jejak karbonnya sendiri, loh.

Seperti yang kita ketahui, teknologi AI tentunya membutuhkan listrik dan proses pengolahan data yang cukup berat untuk bisa berjalan dengan baik. Proses pengolahan yang terbilang besar dan juga berat tentunya membutuhkan energi masif untuk bisa berjalan dengan baik.

Berdasarkan laporan yang dikumpulkan oleh Associated Press, sistem AI seperti ChatGPT membuat data center-nya membutuhkan sekitar 500 mililiter air setiap 5-50 perintah yang diminta oleh user. Air sendiri dibutuhkan sistem AI untuk menyalakan mesin dan juga mendinginkan server yang overheat karena penggunaan terus menerus.

Raksasa teknologi seperti Microsoft dan juga Google bekerja sama untuk mengurangi dampak buruk AI pada bumi dan membuatnya lebih ramah lingkungan.

Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak negatif AI pada lingkungan | Pengaruh lingkungan dari AI

Penggunaan AI yang memberikan banyak pengaruh baik pada industri teknologi justru memberikan dampak buruk dengan peningkatan carbon footprint dan emisi karbon yang dihasilkan. Untuk menghadapi masalah tersebut, beberapa perusahaan teknologi seperti Google, Microsoft dan Microsoft telah mengambil langkah baru.

Google mengatakan bahwa data centre yang mereka miliki telah 60% lebih efisien akan penggunaan energi serta ramah lingkungan, dibanding data centre lain dengan kelas yang sama. Hal ini juga dilakukan untuk mendukung target Google pada tahun 2030 demi mencapai emisi karbon 0%. Meski demikian, hal ini tentunya bukan sesuatu yang mudah, terlebih Google tercatat telah menghasilkan 10,2 ton CO2 (karbon dioksida) pada tahun 2022.

Di sisi lain, Microsoft juga tengah melakukan berbagai riset dan pengecekan terkait peningkatan efisiensi penggunaan energi untuk mencapai target 100% bebas dari emisi karbon pada tahun 2030. Beberapa komitmen lingkungan yang hendak dicapai Microsoft pada tahun 2030 antara lain zero waste company, carbon negative, dan water positive.


Berikut pembahasan lengkap terkait efek dan pengaruh lingkungan dari AI. Mau baca informasi teknologi lainnya yang menarik seperti satu ini? Kunjungi blog MetaNesia dan temukan berbagai berita teknologi inovatif terbaru.

MetaNesia merupakan penyedia layanan virtual reality, augmented reality serta platform metaverse pertama di Indonesia. Berada di bawah naungan Telkom Indonesia, MetaNesia telah melayani berbagai klien global maupun lokal untuk memenuhi beragam kebutuhan bisnis dengan teknologi terbaru. Mau coba gunakan teknologi inovatif ini pada bisnis kamu? Hubungi tim admin MetaNesia untuk dapatkan konsultasi gratis secara langsung.

Rasakan pengalaman baru masuk ke dalam dunia virtual imersif di MetaNesia. Masuk ke dalam dunia metaverse dengan beragam hiburan dan juga aktivitas, hingga bertemu dengan orang baru di sini. Unduh aplikasi MetaNesia dan mainkan langsung di perangkat sekarang juga!

Bagikan ini: