Penggunaan dan Pengaruh VR dalam Perubahan Iklim Dunia, Bagaimana Bentuk Riilnya?

Penggunaan dan Pengaruh VR dalam Perubahan Iklim Dunia, Bagaimana Bentuk Riilnya?

Bumi merupakan satu-satunya planet yang berada di tata surya, yang bisa ditinggali oleh makhluk hidup seperti manusia, hewan dan juga tumbuhan. Mayoritas terdiri dari air, bumi kini menghadapi salah satu permasalahan terbesarnya yakni perubahan iklim.

Perubahan iklim sendiri dikhawatirkan bisa memberikan dampak buruk pada bumi, membuatnya menjadi tidak bisa ditinggali lagi oleh makhluk hidup. Untuk menjawab hal ini, para ilmuwan bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menggunakan virtual reality (VR). Bagaimana caranya VR bisa digunakan untuk membantu memperbaiki perubahan iklim dunia?

krisis iklim akibat faktor eksternal manusia
Tennessee Power Plant (Emory Kristof / National Geographic)

Definisi virtual reality dan penggunaannya pada climate change | Pengaruh VR dalam perubahan iklim

Sebelum membicarakan climate change dan efek buruknya lebih jauh pada bumi, mari ketahui lebih dulu teknologi VR yang digunakan oleh ilmuwan. Virtual reality sendiri merupakan konsep teknologi yang sebenarnya sudah ada sejak tahun 1930-an. Namun, teknologi riilnya baru mulai digunakan sejak tahun 1990-an oleh Sensorium.

Teknologi ini terbagi menjadi 2 jenis tergantung akses penggunaannya. Pertama melalui komputer maupun laptop untuk mengakses web VR dan juga menggunakan VR headset khusus untuk bisa mengunjungi dunia virtual imersif.

Sejak tahun 2010-an sendiri, teknologi VR headset sudah tersedia dan dikomersialisasi oleh raksasa teknologi seperti Oculus, HTC dan juga Microsoft. Beberapa produk perangkat VR yang mungkin sudah sering kamu temui seperti Oculus Rift dan Oculus Quest, HTC Vive dan juga Microsoft HoloLens.

Climate change dan efeknya ke dunia | Pengaruh VR dalam perubahan iklim

Climate change atau krisis iklim merupakan sebuah situasi buruk yang dihadapi dunia akibat pemanasan global karena berbagai aspek. Pemanasan global sendiri terjadi akibat peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer dalam periode yang cukup lama, sehingga mengakibatkan efek buruk pada makhluk hidup di bumi.

Faktor internal seperti erupsi vulkanik dan juga variasi sinar matahari serta faktor eksternal manusia dengan penggunaan bahan bakar fosil bisa mengakibatkan iklim berubah secara terus menerus, yang kemudian memberikan pengaruh pada krisis iklim.

Perubahan iklim secara terus menerus tentunya bisa berakibat fatal pada kehidupan manusia. Beberapa dampak yang bisa dirasakan seperti curah hujan semakin tinggi, periode musim kemarau yang lebih panjang, peningkatan volume air akibat mencairnya es di Kutub, terjadinya bencana alam seperti puting beliung hingga berkurangnya sumber air bersih yang tersedia.

Faktor penyebab perubahan iklim

  • Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon merupakan salah satu penyebab utama climate change yang banyak dibicarakan di seluruh dunia. Kerusakan lapisan ozon seperti penipisan ozon sendiri merupakan sebuah keadaan ketika atom bromin dan klorin bersentuhan langsung dengan lapisan stratosfer bumi yang menyebkan rusaknya ozon.

Ozon sendiri memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan suhu di bumi dengan menyerap radiasi sinar UV matahari dan juga menyerap radiasi sinar inframerah dari bumi yang terperangkap panas di lapisan troposfer.

  • Pembuangan limbah industri

Limbah industri merupakan sisa atau buangan dari hasil aktivitas proses industri, yang dianggap sudah tidak memiliki nilai dalam proses produksi. Pengelolaan limbah industri sendiri sebenarnya sudah diatur dalam UU no 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PLH). Namun, banyak perusahaan nakal yang berusaha untuk menghindar dari peraturan tersebut dan justru membuang limbah hasil industri mereka ke lingkungan.

Pemerintah tentunya sangat mengecam aktivitas tersebut karena limbah beracun yang mempengaruhi keseluruhan ekosistem dan juga manusia. Material yang sering kali ditemukan dalam limbah biasanya merupakan senyawa organik yang dapar terbiodegradasi, mudah terurai dan mengalami penguapan, memiliki padatan tersuspensi yang toksik serta mengandung parasit.

  • Kerusakan fungsi hutan

Menurut UU no 18 tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, perusakan hutan merupakan perbuatan merusak hutan melalui kegiatan pembalakan liar, penggunaan kawasan hutan tanpa izin yang bertentangan dengan maksud dan tujuan pemberian izin oleh pemerintah.

Seperti yang diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang berperan sebagai paru-paru dunia karena luasnya jumlah hutan yang dimiliki untuk menyuplai oksigen. Meski demikian, salah satu ancaman paling besar terhadap hutan alam Indonesia merupakan penebangan liar untuk mengalih fungsikan lahan hutan menjadi perkebunan, perumahan, hingga eksploitasi hutan dengan pemotongan pohon liar.

kerusakan fungsi hutan deforestation | pengaruh vr dalam perubahan iklim
Tropical Deforestation and Global Warming (Union of Concerned Scientists)

Penggunaan terbaru virtual reality untuk membantu perubahan iklim | Pengaruh VR dalam perubahan iklim

Hadir dengan tampilan 3 dimensi yang bisa diakses melalui perangkat, teknologi VR dapat menampilkan keadaan bumi yang rusak akibat climate change yang terjadi di dunia. Memanipulasi realisme virtual bisa menjadi salah satu hal utama yang digunakan pemerintah untuk mulai menyadarkan masyarakat terhadap keadaan climate change yang akan semakin parah, jika tidak dilakukan pencegahan yang lebih serius.

Meskipun membutuhkan biaya yang lebih besar untuk membuat studio 3D khusus maupun spesialisasi software, riset membuktikan bahwa masyarakat dapat lebih mengerti dan mengetahui keadaan climate change dengan lebih jelas. Hal ini tentunya bisa menyadarkan masyarakat untuk mulai menjaga bumi dari hal-hal kecil seperti menanam pohon dan juga mengaplikasikan konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle).

Peningkatan kesadaran masyarakat akan climate change

Dengan publikasi yang lebih masif menggunakan virtual reality, masyarakat bisa berkumpul bersama dan menyuarakan pendapat mereka terkait perubahan iklim yang bisa mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. Kehadiran media sosial menjadi salah satu platform yang paling banyak digunakan untuk menyampaikan berbagai opini terkait perubahan iklim.

Selain itu, masyarakat juga bisa memberikan masukan kepada perusahaan untuk mengambil keputusan yang lebih pro kepada lingkungan. Memiliki skala dan kuantitas yang lebih besar, perusahaan tentu menjadi salah satu pihak yang juga harus ikut menjaga kelangsungan lingkungan bumi dan tidak merusaknya.

Berdasarkan riset yang dilakukan The Climate Group di tahun 2005, 28% konsumen di Inggris dan 19% konsumen di Amerika Serikat sudah mulai merasakan kepentingan pencegahan climate change. Oleh karena itu, konsumen akan lebih memilih perusahaan yang melakukan berbagai kegiatan pro-aktif untuk menjaga lingkungan.


Berikut pembahasan terkait pengaruh VR dalam perubahan iklim. Alangkah baiknya jika kita juga dapat ikut serta membantu menjaga bumi dengan menanam pohon, melakukan konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle), mengurangi pemakaian kendaraan pribadi dan juga mematikan peralatan elektronik saat tidak digunakan. Kamu bisa cek blog MetaNesia untuk dapatkan informasi teknologi menarik lainnya!

MetaNesia merupakan perusahaan virtual reality, augmented reality dan juga platform metaverse pertama yang ada di Indonesia. Berada di bawah naungan Telkom Indonesia, MetaNesia telah melayani berbagai klien global maupun lokal untuk memenuhi berbagai kebutuhan bisnis. Tertarik menggunakan teknologi ini pada bisnis kamu? Hubungi tim kami untuk lakukan konsultasi gratis secara langsung!

Mau coba masuk ke dalam dunia virtual metaverse yang imersif dan baru? Coba pengalamannya di MetaNesia. Unduh aplikasinya di perangkat dan masuk ke dunia MetaNesia!

Bagikan ini: