Makin Gencarnya Penggunaan Teknologi dalam K-Pop

Makin Gencarnya Penggunaan Teknologi dalam K-Pop

Metaverse sudah tidak lagi menjadi kata yang asing di telinga khalayak ramai zaman ini. Istilah “metaverse” yang diciptakan oleh Neal Stephenson dalam bukunya “Snow Crash” pada tahun 1992 ini merujuk pada dunia virtual yang berdampingan dengan dunia nyata. Umumnya, metaverse dikenal sebagai dunia virtual 3D yang bisa dikunjungi menggunakan avatar untuk melakukan beragam kegiatan layaknya di dunia nyata.

Walaupun istilah ini sudah lama ada, metaverse kembali ramai diperbincangkan dan dikenal oleh masyarakat luas pada tahun 2021. Bermula dari CEO Facebook, Mark Zuckerberg yang mengubah nama perusahaannya menjadi Meta Platforms Inc. Perubahan nama ini bak mengisyaratkan kepada publik bahwa Zuckerberg akan membuat gebrakan baru masuk ke metaverse.

Masuknya Metaverse ke Ranah K-Pop

Seperti yang kita ketahui, metaverse dapat digunakan untuk melangsungkan berbagai kegiatan seperti bekerja, bermain, berinteraksi, bahkan mengadakan konser. Tak sedikit industri atau perusahaan zaman sekarang mulai mempelajari dan menerapkan penggunaan metaverse ke dalam bisnis mereka. Salah satunya adalah industri musik Korea Selatan atau K-Pop.

Penggunaan teknologi dalam K-Pop, seperti metaverse merupakan suatu gebrakan yang menarik atensi penggemar K-Pop. Salah satu perusahaan entertainment terbesar di Korea Selatan yakni SM Entertainment pada tahun 2020 telah berhasil mendebutkan girl group baru mereka yang bernama Aespa. Tak sampai di situ, Aespa yang beranggotakan 4 orang ini juga memiliki avatar mereka masing-masing yang disebut “ae”.

Avatar “ae” milik Aespa ini bagaikan awal mula bagi SM Entertainment untuk semakin mengembangkan metaverse mereka yang diberi nama “Kwangya”. Kini, tak hanya SM Entertainment yang memanfaatkan metaverse sebagai salah satu ranah bisnis mereka. Ada beberapa perusahaan entertainment Korea Selatan lainnya yang turut menggunakan metaverse.

Alasan Metaverse dilibatkan Dalam K-Pop

Penggunaan teknologi dalam K-Pop, seperti virtual reality, augmented reality, hingga artificial intelligence kini menjadi semakin lumrah. Salah satu alasan terkait penggunaan metaverse dalam K-Pop adalah membuat penggemar semakin terbiasa dengan konsep ini yang akan semakin berkembang dan membesar di masa yang akan datang. Lalu, seperti yang dikatakan oleh Park Jieun, CEO dari Pulse9 bahwa grup virtual membawa keuntungan karena tidak ada skandal dari artisnya seperti manusia pada umumnya.

Agensi Entertainment Korea Selatan yang Menjajal Metaverse

Semakin banyaknya penggunaan teknologi dalam K-Pop membuat beberapa agensi entertainment besar di Korea Selatan berlomba-lomba memberikan yang terbaik. Lantas, agensi K-Pop mana saja yang sudah mengusung konsep metaverse ini? Yuk, simak artikel ini sampai habis untuk mengetahuinya!

Metaverse Entertainment

Metaverse Entertainment merupakan perusahaan entertainment yang berada di bawah naungan Netmarble. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2021 dan berfokus pada konsep metaverse untuk artis-artisnya yang merupakan hasil dari artificial intelligence. 

contoh penggunaan teknologi dalam kpop girlband MAVE
MAVE (The Korea Times/Baek Byung-yeul)

Pada 25 Januari 2023, Metaverse Entertainment telah sukses mendebutkan girl group pertama mereka yang beranggotakan 4 anggota virtual dengan nama grup “MAVE”. Yang kerennya lagi, visual dari keempat anggota MAVE ini bukanlah visual dari manusia, melainkan hasil rekayasa komputer. MAVE sendiri debut dengan lagu bertajuk “Pandora”.

SM Entertainment

contoh penggunaan teknologi dalam k-pop metaverse milik aespa
Aespa (SM Entertainment)

Sebelum Metaverse Entertainment mendebutkan girl group mereka yang berkonsep artificial intelligence, SM Entertainment terlebih dahulu memulai penggunaan teknologi dalam K-Pop. Agensi ini menciptakan SM Culture Universe atau SMCU yang berkonsep metaverse. Awal dari SMCU ditandai dengan debutnya girl group besutan SM Entertainment yaitu Aespa yang tiap anggotanya memiliki avatar.

Selain itu, SM Entertainment juga telah menciptakan Music Nation SMTOWN Meta-Passport. Kegunaan dari Meta-Passport ini sendiri adalah sebagai tanda identifikasi warga virtual Music Nation yang nantinya dapat menghubungkan dunia nyata dengan dunia digital (metaverse).

YG Entertainment

Blackpink
BLACKPINK (YG Entertainment)

Agensi hiburan Korea Selatan yang menaungi grup ternama seperti BLACKPINK, YG Entertainment, juga mulai mencicipi bisnis dengan pemanfaatan konsep metaverse. Pada Oktober 2021 silam, YG Entertainment telah berhasil menandatangani nota kesepakatan untuk bekerjasama dengan Kwangwoon University dalam mengembangkan metahuman (manusia digital) dan metaverse.

Hybe Labels

Perusahaan entertainment yang menaungi grup K-Pop global BTS ini mulai mencoba berbisnis dengan dunia metaverse. HYBE Labels sendiri tengah bekerjasama dengan Dunamu yang merupakan perusahaan teknologi blockchain untuk melancarkan proyek NFT milik HYBE Labels.

contoh penggunaan teknologi dalam k-pop oleh BTS
BTS (BigHit Music)

Melalui proyek NFT ini, penggemar dapat membeli koleksi digital dari artis-artis di bawah naungan HYBE Labels, seperti BTS, Seventeen, Fromis_9, Enhypen, TXT, dan Le Sserafim.

Pulse9

Eternity
Eternity (Pulse9)

Tak jauh berbeda dengan Metaverse Entertainment, Pulse9 yang merupakan perusahaan di bidang artificial intelligence juga memiliki girl group bernama Eternity. Virtual girl group ini sendiri terdiri dari 11 anggota yang semuanya adalah avatar. Eternity resmi debut pada tahun 2021 kemarin. Visual dari para anggota juga merupakan hasil dari rekayasa komputer.


Itu tadi adalah pembahasan mengenai penggunaan teknologi dalam K-Pop yang makin gencar menjajal metaverse sebagai salah satu bisnis mereka. Jangan lupa untuk cek artikel serupa mengenai metaverse dan teknologi lainnya di blog metaNesia.

Bagikan ini: