Bagaimana Peran Perempuan di Industri Blockchain?

Bagaimana Peran Perempuan di Industri Blockchain?

peran perempuan di industri blockchain
(Pixabay/Web3)

Web 3.0 atau Web3 adalah generasi ketiga dari evolusi teknologi web yang berbasis blockchain dan memiliki sistem terdesentralisasi. Ekosistem blockchain dan krIpto sudah memiliki produk yang berfungsi untuk Web3. Misalnya, pengguna dapat melakukan pembayaran peer-to-peer (P2P) dan mengumpulkan barang digital dengan dompet kripto.

Blockchain adalah database terdistribusi yang dibagikan di antara node jaringan komputer. Sebagai database, blockchain menyimpan informasi secara elektronik dalam bentuk digital. Teknologi blockchain dikenal karena peran pentingnya dalamAsri mata uang digital seperti bitcoin.

Jaringan blockchain menjaga penyimpanan data seperti catatan transaksi yang aman dan terdesentralisasi. Kelebihan dari teknologi blockchain adalah menjamin keakuratan, keamanan penyimpanan data, dan menciptakan kepercayaan tanpa membutuhkan pihak ketiga.

bagaimana peran perempuan di industri blockchain?
(Flickr/Global Blockchain)

Perempuan di Era Web3

Mutia Rachmi, pendiri dan CEO Back2our sekaligus pelaku industri teknologi blockchain di Indonesia, menilai perempuan perlu pola pikir yang berkembang agar dapat berkarir di dunia Web3. Dalam pernyataannya, Mutia mengatakan perempuan harus mengubah stigma tidak cocok dalam industri teknologi blockchain agar dapat menjadi bagian dari industri Web3.

“Kalau kita bisa mengubah barrier, mungkin akan lebih mudah menjadi bagian dari industri ini”, kata Mutia. Teknologi blockchain yang mencakup aset kripto NFT, metaverse dan DeFi telah menciptakan peluang kerja dan sarana lain dengan latar belakang berbeda, termasuk perempuan.

Mutia Rachmi juga meyakini bahwa perkembangan industri teknologi blockchain akan terus tumbuh, jika disertai dengan dukungan pemerintah. “Perempuan sudah berkontribusi di blockchain, khususnya kripto. Masyarakat awam yang paham terkait kripto dan blokchain juga meyakini trennya semakin positif”, ucap Mutia Rachmi.

apa peran perempuan di industri blockchain?
(Wikimedia Commons/Women in Tech)

Manajer Proyek TI Tokocripto Juliana Soetjahja, menambahkan lingkungan kerja yang baik menjadi salah satu alasan perempuan bisa terjun dan mempercepat adaptasi pada dunia Web3. Menurut Juliana, meskipun sudah berpartisipasi dalam dunia Web3, perempuan terkadang masih mengalami tantangan seperti kurangnya keberagaman dalam industri hingga bias gender.

Boston Consulting Group (BCG) dan People of Crypto Lab melakukan riset mengenai keragaman gender para pendiri dan investor Web3. Riset tersebut menyatakan hanya 13% startup Web3 menyertakan pendiri perempuan dan hanya 3% perusahaan yang memiliki tim khusus perempuan.

Perusahaan yang telah mengumpulkan lebih dari 100 juta dolar AS, bahkan tidak mempunyai tim pendiri yang semuanya perempuan. Sedangkan kurang lebih 27% perempuan di perusahaan Web3, rata-rata hanya mencakup peran nonteknis, seperti sumber daya manusia dan pemasaran.

Perayaan International Women’s Day

apakah peran perempuan di industri blockchain penting?
(Pixabay/International Women’s Day)

Berangkat dari semangat untuk meningkatkan keberagaman gender dan inklusivitas dalam industri teknologi, perempuan tertarik untuk memulai karir di Web3. Pada beberapa waktu lalu, Tokocrypto bersama Fempire menyelenggarakan talkshow “How Women Make the Leap into Web3” melalui YouTube Live.

Acara yang dikhususkan untuk merayakan International Women’s Day (IWD) ini mengundang beberapa pembicara perempuan yang ahli di bidang masing-masing. Pembicara tersebut diantaranya, Mutia Rachmi selaku Founder and CEO of Back2our, Vanny Bananow selaku NFT Creators from Bananow, dan Juliana Soetjahja yang merupakan IT Project Manager dari Tokocrypto.

“Masuk ke dalam dunia Web3 ini adalah momen di mana saya berpikir, kalau ini terbuka sekali untuk para perempuan, untuk datang ke Web3 mengenal seperti apa verse ini  buat kita. Jadi ini adalah momen yang sangat bagus bagi kita semua sebagai perempuan untuk belajar tentang teknologi juga,” kata Vanny Bananow, NFT Creators from Bananow.

Daftar Perempuan di Industri Teknologi Blockchain Indonesia

female programmer
Ilustrasi wanita di depan komputer (iStock)

Belakangan, kaum perempuan terus berupaya menempatkan sudut pandang blockchain di segmen dan pasar yang sangat aksesibel untuk perempuan lainnya. Mereka membuat komunitas atau bahkan proyek dengan konsep women support women.

Perempuan yang berpengaruh di dunia blockchain diantaranya Laura Shin, Lily Katz, Kristina Lucrezia Corner hingga Rachel Wolfson. Mereka punya peran masing-masing dalam memajukan industri blockchain.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Berikut daftarnya:

Pandu Sastrowardoyo

Pandu Sastrowardoyo mendirikan perusahaan konsultasi, Blockcain Zoo yang sudah punya banyak klien baik dari dalam dan luar negeri, seperti FidentiaX dan Tokenomy. Ia juga tercatat sebagai Founder & CEO Decentralized Bio Network, platform anonim pertama untuk data medis dan bioinformatika.

Selain aktif mengembangkan bisnis di industri blockchian, Pandu juga aktif dalam berorganisasi. Ia saat ini menjabat sebagai Supervisory Board di Asosiasi Blockchain Indonesia.

Merlina Li

Merlina Li adalah salah satu pendiri Indonesia Blockchain Network (IBN), sebuah komunitas kolektif yang berisikan para penggiat blockchain. Melalui IBN, ia ingin mengedukasi masyarakat Indonesia tentang blockchain serta menghilangkan penipuan dari industri ini.

Merliana pernah menjabat sebagai salah satu manajer proyek wanita pertama di tim Gojek, ia mengakui sudah tertarik pada dunia teknologi sejak kuliah. Menurutnya, Indonesia adalah tempat yang baik bagi blockchain untuk berkembang.

Asih Karnengsih

Asih Karnengsih adalah Ketua Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI). Ia mengemban tugas yang besar untuk menghubungkan pelaku industri blockchain dengan pemerintah melalui ABI.

Di bawah kepemimpinannya, ABI akan menjadi wadah bagi masyarakat dan pelaku usaha terkait teknologi blockchain, sehingga didapatkan pemahaman dan pemanfaatan yang optimal.

Irene Umar

Irene Umar merupakan Co-founder dan Indonesia Country Manager of Yield Guild Games South East Asia (YGGSEA). YGGSEA merupakan bagian dari Yield Guild Games, organisasi otonom terdesentralisasi (DAO) yang berdiri pada Juli 2021.

YGGSEA fokus pada pengembangan game online play-to-earn dan berbasis blockchain. Sementara ini YGGSEA fokus pada industri game di Indonesia, Vietnam, Singapura, dan Thailand sebelum menyasar negara lain di Asia Tenggara. Misi YGGSEA adalah menciptakan ekonomi virtual play-to-earn terbesar, sehingga memungkinkan pemain mendapatkan aset digital untuk diperdagangkan.

Mutia Rachmi

Mutia Rachmi adalah seorang professional di bidang pengembangan bisnis model blockchain, kini, ia merupakan CEO Rantai Oxygen Indonesia (ROXI). ROXI adalah perusahaan teknologi yang memanfaatkan blockchain sebagai sistem pendukung mitigasi emisi dan membawa nilai ekonomi untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan.

Sebelum menjadi CEO ROXI, ia berkarier di salah satu perusahaan telekomunikasi Indonesia dengan posisi terakhir sebagai pimpinan dari Squad Blockchain Financial and Services. Perkenalannya dengan teknologi blockchain terjadi tepat setelah ia menyelesaikan pendidikan pasca sarjana di tahun 2016 di Institut Teknologi Bandung.


Itu dia pemaparan mengenai peran perempuan pada industri blockchain. Mulai dari peran perempuan di era Web3, sampai daftar perempuan Indonesia di industri blockchain.

metaNesia adalah dunia metaverse yang menciptakan interaksi virtual di mana pengguna dapat berinteraksi, berkolaborasi, dan berkreasi dengan lingkungan digital yang mendukung. Apabila kamu tertarik untuk menjual produk digital atau menjalin kerja sama dengan metaNesia, kamu dapat bergabung dengan menghubungi Customer Service kami melalui WhatsApp untuk bertanya. Kamu juga dapat berkonsultasi dengan pihak metaNesia secara gratis. 

Kamu juga bisa merasakan pengalaman di metaverse dengan mengunduh aplikasi metaNesia melalui website kami. Ayo rasakan pengalaman yang belum pernah kamu coba sebelumnya melalui metaNesia!

Bagikan ini: