Bagaimana Rasanya Beraktivitas Satu Jam di Metaverse pada tahun 2026

Bagaimana Rasanya Beraktivitas Satu Jam di Metaverse pada tahun 2026

Metaverse adalah kombinasi dari beberapa elemen teknologi, termasuk virtual reality (VR) dan augmented reality (AR), di mana pengguna “hidup” di dalam dunia digital. Penggunanya tidak perlu berada di dalam ruang fisik yang sama dengan pengguna lainnya. Mereka hanya perlu masuk ke dalam dunia metaverse.

Penggunanya dapat bekerja, bermain, dan tetap terhubung melalui segala hal. Kita dapat melakukan aktivitas mulai dari konser, bekerja, melihat dan membeli karya seni, hingga pengenalan produk layaknya di dunia nyata.

Saat ini, penggunaan metaverse semakin populer di kalangan masyarakat. Terutama dengan semakin mudahnya akses metaverse tanpa perlu memiliki headset VR. Dengan semakin populer dan mudahnya akses, metaverse memiliki kemungkinan besar untuk diadopsi secara massal di masa depan.

Bahkan dilansir dari World Economic Forum, pada tahun 2026 orang-orang bisa menghabiskan waktu satu jam di metaverse setiap harinya. Mengapa demikian? Kira-kira aktivitas apa yang akan sering kita lakukan nantinya jika berdiam diri di metaverse?

Satu Jam di Metaverse

Satu Jam di Metaverse
Sumber: Daily Record

Gartner merupakaan perusahaan konsultan informasi dan teknologi yang berasal dari Stamford, Amerika Serikat. Selain menjadi konsultan, mereka banyak melakukan penelitian terutama dalam bidang teknologi seperti metaverse. Mereka lah yang menyebutkan satu jam di metaverse setiap harinya pada tahun 2026 akan menjadi hal yang biasa.

Menurut studi oleh Gartner, metaverse akan menjadi tempat bagi seperempat penduduk dunia untuk bekerja, belajar, berbelanja, dan bersosialisasi di tahun 2026. Setidaknya kita akan menghabiskan satu jam di metaverse setiap harinya untuk bekerja dan bersosialisasi.

Wakil presiden Gartner menyebutkan para vendor metaverse sudah menemukan cara bagi pengguna untuk mereplikasi kehidupannya di dunia digital. Para pengguna metaverse nantinya dapat menghabiskan waktu seolah-olah berada di dunia nyata.

Dari menghadiri kelas virtual hingga membangun rumah virtual, kegiatan ini nantinya dapat dilakukan di metaverse. Hingga akhirnya, kehidupan seperempat penduduk dunia akan berlangsung di lingkungan metaverse dengan berbagai tujuan beragam. Nantinya, sekitar 30% perusahaan di dunia akan memiliki produk dan layanan metaverse.

Ekonomi dan Kantor Virtual pada Metaverse

Menurut Gartner, metaverse akan menjadi salah satu poros ekonomi virtual. Poros tersebut termasuk mata uang digital dan Non-Fungible Token (NFT). NFT adalah token digital unik yang dapat digunakan untuk membeli, memiliki, dan menjual barang digital atau fisik secara online, termasuk musik, seni, dan properti.

Gartner juga memperkirakan bahwa karyawan akan dapat lebih terlibat dan berkolaborasi dengan pekerjanya melalui “ruang kerja imersif” di kantor virtual. Perusahaan tidak perlu membuat infrastruktur untuk kantor, karena akan disediakan oleh metaverse.

Perkembangan Metaverse

Di masa depan, orang akan memilih memakai headset VR dibandingkan PC atau ponsel untuk memasuki metaverse. Hal tersebut dapat terjadi jika headset VR dapat dijangkau oleh kalangan menengah kebawah sehingga dapat diadopsi massal. Pengiriman headset VR juga diprediksi akan melampaui pengiriman konsol game dalam beberapa tahun mendatang.

Brand yang biasa memasang iklan di situs web dan papan reklame nantinya bisa membeli lahan digital di metaverse. Harga lahan digital dan iklan di metaverse pun telah melonjak hingga 500% sejak 2021.

Menurut kamu, apakah nantinya masyarakat Indonesia juga bisa menghabiskan satu jam di metaverse setiap harinya? Meskipun tidak ada yang tahu pasti, hal tersebut mungkin terjadi. Terutama dengan perkembangan metaverse di Indonesia yang cukup pesat seperti pada platform metaNesia milik Telkom Indonesia.


Tertarik mencoba metaverse? Ayo unduh platform metaNesia untuk menjelajahi metaverse karya anak bangsa!

Bagikan ini: