Berikut Contoh Perusahaan yang Telah Melakukan Strategi Marketing AR untuk Ritel Terbaru!

Berikut Contoh Perusahaan yang Telah Melakukan Strategi Marketing AR untuk Ritel Terbaru!

Mulai banyak digunakan sejak tahun 2020-an, augmented reality marketing menjadi salah satu platform yang digunakan banyak perusahaan dan juga brand untuk menaikkan partisipasi dan juga branding bisnis tersebut. Menggunakan salah satu teknologi terbaru yakni AR, bagaimana caranya bisnis dan perusahaan mengaplikasikan AR pada kegiatan pemasaran mereka?

ar marketing di publik
PEPSI – AUGMENTED REALITY (JCDecaux Creative Solution / Flickr)

Definisi augmented reality (AR)

Augmented reality atau yang biasa disebut AR merupakan teknologi yang menghubungkan benda digital berbentuk 2D dan 3D ke dalam lingkungan nyata yang bisa dilihat real time menggunakan perangkat terhubung.

Istilah dan teknologi AR sendiri awanya ditemukan pada tahun 1968 oleh Ivan Sutherland, dalam pengembangannya membuat sistem perangkat virtual yang bisa digunakan di kepala. Namun, konsep dan istilah AR baru benar-benar rampung pada tahun 1990 oleh tim riset Boeing yakni Tim Caudell.

Popularitas AR semakin berkembang seiring dengan perilisan permainan Pokémon Go pada tahun 2016, yang memadukan teknologi AR dan juga gamifikasi. Semenjak itu, komersialisasi aplikasi AR semakin merajalela dan banyak digunakan brand maupun bisnis terkait.

Penggunaan AR dalam marketing

Menurut riset dari NielsenIQ, customer 61% akan lebih cenderung memilih brand yang telah menggunakan augmented reality marketing pada aktivitas pemasarannya. Hal ini dikarenakan berbagai aktivitas augmented reality marketing yang dilakukan mempermudah customer sebelum shopping atau membeli produk yang diinginkan.

Salah satu contohnya adalah dengan kehadiran fitur try on pada berbagai barang consumer goods seperti pakaian, aksesoris dan juga perhiasan. Cukup gunakan perangkat maupun membuka website official dari brand, customer dapat langsung mencoba barang yang ingin mereka beli menggunakan teknologi AR.

Fitur try on sendiri sudah digunakan beberapa brand lokal maupun global seperti Maybelline, Wardah hingga Sephora. Selain fitur try on, contoh lain dari augmented reality marketing adalah AR gamifikasi (sama seperti Pokémon Go) yang bisa dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan pemasaran perusahaan.

MetaNesia sebagai platform VR, AR dan juga metaverse pertama di Indonesia pernah membuat aktivitas pemasaran AR gamifikasi untuk Peruri, di mana pengguna bisa menggunakan aplikasi AR yang telah dibuat untuk memindai prangko dan mengaktifkan filter khusus.

Strategi terbaru jalankan marketing AR guna tingkatkan branding dan partisipasi

Berdasarkan penelitian dari Harvard Business Review, aktivitas pemasaran menggunakan AR terbukti berhasil membuat customer untuk mencoba lebih banyak produk, yang dapat meningkatkan keinginan shopping pengguna.

Customer yang juga menggunakan AR 20,8% lebih lama disebutkan membeli lebih banyak produk secara real time, sehingga penggunaan AR dalam kegiatan pemasaran berhasil meningkatkan pengalaman dan juga pendapatan brand.

Selain digunakan untuk aktivitas digital marketing, AR juga kini mulai digunakan untuk meningkatkan pengalaman pemasaran baru bagi customer. Sebelumnya, AR hanya bisa diakses secara digital melalui website maupun perangkat pengguna. Namun sekarang, muncul berbagai bentuk pemasaran real time baru menggunakan AR, salah satunya bernama faux OOH.

Konsep baru strategi marketing dengan faux OOH | Strategi marketing AR untuk ritel terbaru

Kamu pasti sudah sering mendengar konsep pemasaran OOH (Out of Home advertising), di mana kamu bisa menemukan berbagai bisnis yang melakukan aktivitas marketing dengan memasang banner di jalan besar maupun tempat publik.

Tapi, pernahkah kamu mendengar konsep faux OOH? Faux OOH merupakan konsep marketing baru di mana customer bisa merasakan pengalaman kreatif baru yang memadukan teknologi AR dalam pemasangan banner dan baliho secara publik.

Beberapa contoh pengalaman Faux OOH yang sempat viral di media massa beberapa saat lalu seperti pemasangan iklan Maybelline pada produk mascara-nya dan juga video Barbie yang keluar dari kotak mainan di Dubai.

Pada pemasangan iklan produk mascara Maybelline, perusahaan bekerja sama dengan Ian Padgham untuk menambahkan aksesoris tambahan pada transportasi publik yakni kuas dan tempat maskara. Dengan demikian, transportasi publik seperti bis maupun kereta akan terlihat seperti sedang menggunakan maskara saat kembali ke stasiun maupun terminal.

Sementara itu, konsep Faux OOH yang digunakan Barbie di Dubai bekerja sama dengan agensi media dan konten kreatif Eye Studio (berlokasi di Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab). Pada pengerjaannya, sebuah video menayangkan bahwa Barbie seperti sedang keluar dari kotak mainan yang ditempatkan di samping Menara Burj Khalifa.


Berikut informasi lengkap terkait penggunaan strategi marketing AR terbaru untuk ritel dan juga bisnis terkait. Kalau kamu suka baca informasi teknologi seperti ini, cek informasi lainnya di blog MetaNesia.

MetaNesia merupakan platform VR, AR dan metaverse pertama di Indonesia yang berada di bawah naungan Telkom Indonesia. MetaNesia telah melayani berbagai klien global maupun lokal untuk memenuhi berbagai kebutuhan perusahaan.

Ingin meningkatkan volume pembelian dan masuk ke dalam dunia virtual bersama bisnis kamu? Yuk, hubungi tim MetaNesia untuk dapatkan konsultasi gratis sekarang juga!

Yuk, coba masuk ke dalam dunia virtual metaverse pertama dari Indonesia bersama MetaNesia! Unduh aplikasinya di sini sekarang juga!

Bagikan ini: