Mengenal Apa itu Augmented Reality: Definisi, Jenis, dan Contoh Penerapannya

Mengenal Apa itu Augmented Reality: Definisi, Jenis, dan Contoh Penerapannya

Augmented Reality (AR) adalah teknologi interaktif yang memadukan dunia fisik dengan elemen virtual atau digital untuk menciptakan pengalaman yang menyatu antara keduanya. Dalam dunia yang semakin terkoneksi dan canggih, AR telah muncul sebagai salah satu inovasi teknologi yang paling menjanjikan dan telah mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.

Tidak seperti Virtual Reality (VR), yang menciptakan lingkungan yang benar-benar imersif, AR membuat pengguna tetap merasakan lingkungan dunia nyata dengan informasi perseptual yang dihasilkan di atasnya. AR digunakan untuk mengubah lingkungan nyata secara visual dengan cara tertentu atau untuk memberikan informasi tambahan kepada pengguna.

Manfaat utama AR adalah memadukan komponen digital dan tiga dimensi (3D) dengan persepsi individu tentang dunia nyata. AR memiliki berbagai kegunaan, mulai dari membantu pengambilan keputusan, bidang kesehatan, pendidikan, manufaktur, hingga hiburan.

Definisi augmented reality

teknologi augmented reality
Teknologi Augmented Reality (AR) (Wallpaper Flare)

Augmented reality adalah penggabungan informasi digital atau virtual dengan lingkungan fisik atau nyata, sehingga menciptakan pengalaman yang lebih kaya dan interaktif bagi pengguna. Berbeda dengan Virtual Reality (VR), yang sepenuhnya menggantikan dunia nyata dengan lingkungan digital, AR memperkaya realitas fisik dengan elemen-elemen digital.

Contoh sederhana AR adalah filter wajah di aplikasi media sosial yang menambahkan elemen digital seperti kacamata, topi, atau hewan pada wajah pengguna ketika mereka memotret diri sendiri. Namun, penerapan AR tidak terbatas pada aplikasi hiburan semata; teknologi ini telah memperluas cakupannya ke berbagai industri, termasuk pendidikan, kesehatan, game, pariwisata, dan banyak lagi. Sebagai contoh pada game, Pokemon Go pasti sudah tidak asing lagi, bukan?

Pengembangan konsep AR dimulai pada tahun 1960-an, ketika Ivan Sutherland, seorang pionir komputer, menciptakan “Head-Mounted Display” (HMD) pertama yang disebut “Sword of Damocles.” HMD ini memungkinkan pengguna melihat grafik komputer pertama yang dirender di atas dunia nyata, meskipun kualitas grafiknya masih sederhana.

Pengembangan AR berlanjut pada tahun 1990-an dan 2000-an, dengan munculnya penelitian lebih lanjut tentang “Marker-based AR” dan “Markerless AR.” Marker-based AR menggunakan tanda visual seperti gambar atau kode sebagai referensi untuk menampilkan elemen digital. Sementara itu, Markerless AR menggunakan teknologi seperti deteksi objek dan pemetaan tata letak (SLAM) untuk menempatkan objek virtual dalam lingkungan fisik tanpa perlu tanda visual.

Kemajuan dalam teknologi komputer dan sensor mengakselerasi perkembangan AR di tahun-tahun berikutnya. Perangkat seluler, khususnya smartphone, menjadi platform populer untuk penerapan AR karena mereka memiliki kamera, sensor gerak, dan kemampuan komputasi yang cukup untuk menjalankan aplikasi AR dengan baik.

Bagaimana cara kerja augmented reality?

Kemasan augmented reality
Kemasan dengan AR (Pack.ly)

Augmented reality dapat disampaikan dalam berbagai format, termasuk dalam smartphone, tablet, dan kacamata. AR yang ditampilkan melalui lensa kontak juga sedang dikembangkan. Teknologi ini membutuhkan komponen perangkat keras, seperti prosesor, sensor, layar, dan perangkat input.

Perangkat seluler biasanya sudah memiliki perangkat keras ini, dengan sensor termasuk kamera, akselerometer, Global Positioning System (GPS), dan kompas solid-state. Ini membantu membuat AR lebih mudah diakses oleh pengguna. GPS digunakan untuk menentukan lokasi pengguna, dan kompasnya digunakan untuk mendeteksi orientasi perangkat.

Setelah mendapatkan data dari sensor, perangkat lunak AR memproses gambar dan video untuk mengidentifikasi dan memahami objek di sekitar pengguna. Teknik pemrosesan gambar dan deteksi objek digunakan untuk mengenali permukaan datar (misalnya meja atau lantai) dan objek tiga dimensi lainnya.

AR menggunakan teknik SLAM (Simultaneous Localization and Mapping) untuk menentukan posisi dan orientasi perangkat dalam ruang fisik. Ini memungkinkan AR untuk mengetahui di mana pengguna berada dan bagaimana perangkat harus memproyeksikan elemen virtual ke dalam lingkungan nyata.

Setelah perangkat AR memiliki pemahaman tentang lingkungan fisik dan posisi pengguna, elemen virtual seperti gambar, teks, model 3D, atau objek interaktif lainnya ditambahkan ke lingkungan tersebut. Proyeksi elemen virtual ini dilakukan secara real-time dengan mempertimbangkan perspektif dan posisi pengguna, sehingga tampak seolah-olah elemen virtual tersebut ada dalam dunia nyata.

Dengan menggabungkan teknologi sensor, pemrosesan gambar, deteksi objek, SLAM, dan proyeksi elemen virtual secara real-time, AR menciptakan pengalaman menyatu antara dunia fisik dan elemen digital. Pengguna dapat melihat dan berinteraksi dengan dunia nyata yang ditingkatkan dengan tambahan informasi dan objek digital yang relevan. Hal tersebut menciptakan pengalaman yang lebih mendalam, interaktif, dan menarik.

Teknologi di balik augmented reality

augmented reality untuk interior
Contoh enggunaan AR untuk mencoba perabot pada sebuah interior (Wikimedia.org)

Teknologi AR melibatkan beberapa elemen utama yang bekerja bersama untuk menciptakan pengalaman pengguna yang menyatu. Contohnya adalah perangkat keras yang mengumpulkan informasi tentang lingkungan fisik pengguna. Biasanya, ini mencakup kamera untuk melihat dunia nyata, sensor gerak untuk mendeteksi pergerakan pengguna, dan sensor lainnya seperti akselerometer dan giroskop untuk mengukur orientasi dan posisi perangkat.

Perangkat lunak AR adalah bagian inti dari teknologi ini. Ini mencakup algoritma pemrosesan gambar dan video untuk mengenali objek dan lingkungan fisik, serta algoritma yang menggabungkan elemen-elemen digital dengan dunia nyata secara real-time.

Kemudian terdapat elemen digital sebagai objek atau informasi tambahan yang ditambahkan ke dunia fisik menggunakan perangkat lunak AR. Elemen digital ini dapat berupa gambar, teks, model 3D, atau interaksi virtual lainnya.

Selanjutnya, beberapa aplikasi AR memerlukan daya komputasi yang besar untuk melakukan pemrosesan gambar dan objek 3D. Untuk aplikasi yang lebih kompleks, beberapa tugas komputasi dilakukan di dalam komputasi cloud, yang memungkinkan perangkat pengguna untuk tetap ringan dan responsif.

Jenis-jenis augmented reality

Contoh AR recognition-based (Pixabay)

Ada beberapa jenis teknologi Augmented Reality (AR) berdasarkan cara penggunaannya, perangkat yang digunakan, dan lingkup penggunaannya. Berikut adalah beberapa jenis augmented reality

Marker-based augmented reality

Jenis AR ini bekerja dengan cara menghitung posisi dan orientasi marker menggunakan tanda visual sebagai referensi untuk menampilkan elemen virtual. Marker tersebut bisa berupa gambar, kode QR, atau objek fisik tertentu. Ketika perangkat AR mengenali marker, elemen virtual yang sesuai akan ditambahkan ke lingkungan fisik.

Markerless AR (Markerless Tracking)

Jenis AR ini tidak memerlukan tanda visual sebagai referensi. Sebaliknya, teknologi deteksi objek, pemetaan tata letak (SLAM), dan pemrosesan gambar digunakan untuk menempatkan elemen virtual dalam lingkungan fisik. Penggunaan markerless AR memungkinkan elemen virtual ditambahkan ke lingkungan yang lebih dinamis dan tidak memerlukan marker yang khusus.

Location-based AR (Geo AR)

Jenis AR ini menggunakan informasi lokasi geografis dari perangkat untuk menambahkan elemen virtual ke lingkungan sekitar. Misalnya, dalam aplikasi tur virtual, elemen virtual seperti informasi sejarah atau panduan audio dapat ditampilkan ketika pengguna berada di lokasi yang spesifik.

Projection-based AR

Jenis AR ini menggunakan proyektor untuk menampilkan elemen virtual ke permukaan fisik. Proyektor dipasangkan dengan perangkat pemantau atau kamera untuk mendeteksi dan memproyeksikan cahaya buatan ke permukaan dan mengatur proyeksi elemen virtual di atasnya. Teknologi ini biasanya digunakan dalam instalasi seni, acara, dan pertunjukan panggung.

Superimposition-based AR

Jenis AR ini menggabungkan objek virtual dengan objek fisik dalam cara yang tampaknya menyatu. Misalnya, dalam aplikasi “try-on” pakaian atau aksesoris, elemen virtual dari produk tersebut ditambahkan ke gambar atau video pengguna, sehingga pengguna dapat melihat bagaimana produk tersebut terlihat di diri mereka sendiri.

Recognition-based AR

Jenis AR ini menggunakan teknologi pengenalan objek atau citra untuk mengidentifikasi objek fisik atau gambar tertentu. Ketika objek atau gambar yang diidentifikasi dikenali, elemen virtual ditambahkan untuk menampilkan informasi tambahan atau memberikan pengalaman interaktif.

Projection mapping

Jenis AR ini menciptakan efek visual yang kompleks dengan menggunakan proyektor untuk menutupi permukaan fisik yang kompleks, seperti bangunan atau objek 3D lainnya. Efek visual yang dihasilkan menciptakan ilusi dan perubahan tampilan fisik objek tersebut.

Web-based AR

Jenis AR ini memanfaatkan teknologi web untuk mengakses pengalaman AR tanpa perlu mengunduh aplikasi khusus. Pengguna dapat mengakses AR langsung melalui browser di perangkat mereka dan mendapatkan pengalaman yang menyatu dengan lingkungan fisik mereka.

Setiap jenis AR memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, serta penerapan yang berbeda dalam berbagai industri dan kasus penggunaannya. Kemajuan teknologi AR terus membuka peluang baru untuk pengalaman yang semakin menarik dan inovatif dalam berbagai aspek kehidupan kita.

Contoh penerapan augmented reality

Penerapan AR untuk Industri F&B
Contoh penerapan AR di industri F&B (Freepik)

AR telah menemukan berbagai penerapan yang menarik di berbagai industri. Berikut adalah beberapa contoh penerapan augmented reality di berbagai bidang.

Penerapan AR di industri hiburan

Aplikasi AR dalam hiburan mencakup filter wajah dan filter extended reality yang populer di media sosial. AR digunakan untuk menciptakan efek visual dan visualisasi yang menakjubkan selama konser musik, acara olahraga, atau pertunjukan panggung. Selain itu, AR juga digunakan dalam game AR, di mana elemen permainan digital dipadukan dengan lingkungan fisik pengguna.

Penerapan AR di bidang pendidikan

AR telah digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar dengan memperkaya materi pelajaran dengan elemen visual yang interaktif. AR dapat membantu siswa memahami topik yang kompleks dan membawa pembelajaran ke tingkat yang lebih tinggi.

Penerapan AR di industri kesehatan

Dalam industri kesehatan, AR digunakan dalam berbagai aplikasi seperti latihan bedah virtual, pemandu langkah-langkah medis, dan simulasi pelatihan untuk perawat dan dokter. AR telah membantu pelatihan di industri berbahaya menjadi lebih minim risiko.

Penerapan AR di industri pariwisata

AR dapat digunakan untuk memberikan pengalaman wisata yang lebih mendalam dan interaktif. Misalnya, AR dapat digunakan untuk memberikan tur virtual dari tempat-tempat bersejarah atau atraksi wisata.

Penerapan AR di industri arsitektur dan desain

Dalam industri arsitektur dan desain, AR memungkinkan para profesional untuk memvisualisasikan desain bangunan dalam lingkungan fisik yang sebenarnya sebelum konstruksi dimulai. Ini membantu meningkatkan komunikasi antara arsitek, klien, dan pemangku kepentingan lainnya.

Kekurangan penggunaan augmented reality

Meskipun AR telah membuat kemajuan yang luar biasa, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk mewujudkan potensi penuhnya, contohnya seperti daya tahan baterai. Aplikasi AR dapat sangat intensif dalam hal penggunaan daya dan memerlukan baterai yang kuat. Peningkatan daya tahan baterai perangkat mobile adalah hal yang penting untuk diatasi.

Kemudian, keterbatasan teknologi pun masih menjadi hambatan. Meskipun teknologi AR telah berkembang dengan pesat, masih ada batasan dalam mengenali dan berinteraksi dengan lingkungan fisik dengan sempurna. Selaiin itu, privasi pengguna pun menjadi hal yang wajib diperhatikan karena penggunaan AR dapat melibatkan pelacakan lokasi dan pemrosesan data pribadi, sehingga menghadirkan tantangan dalam hal privasi dan keamanan data.

Mengenai masa depan augmented reality, teknologi ini memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan menciptakan pengalaman yang semakin menarik dan mendalam. Perkembangan dalam AI (Artificial Intelligence), sensor, dan komputasi cloud akan memungkinkan AR untuk menjadi lebih canggih dan terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, AR dapat menjadi sarana baru dalam berkomunikasi, bekerja, bermain, dan belajar.


Itulah informasi seputar definisi, cara kerja, jenis, dan contoh penggunaan teknologi Augmented Reality. Dengan perkembangan teknologi yang terus berlanjut, penggunaan AR di bidang apa pun akan menjadi lebih canggih dan terjangkau. Kunjungi blog MetaNesia untuk mengetahui informasi lain seputar blockchain, AR, VR, dan teknologi imersif metaverse lainnya.

Tertarik untuk menggunakan layanan blockchain, virtual reality, dan metaverse? Segera hubungi customer service kami melalui WhatsApp untuk bertanya dan berkonsultasi secara gratis. Rasakan juga pengalaman dunia virtual yang menakjubkan dengan bergabung bersama MetaNesia.

Bagikan ini: