Menilik Bagaimana Brand Menggunakan AR untuk Mendorong Penjualan

Menilik Bagaimana Brand Menggunakan AR untuk Mendorong Penjualan

Dalam era digital yang semakin maju, teknologi terus mengubah cara bisnis berinteraksi dengan pelanggan mereka. Salah satu inovasi terkini yang telah membuka peluang baru adalah Augmented Reality (AR). AR menggabungkan dunia fisik dengan elemen-elemen digital, menciptakan pengalaman yang imersif dan menarik bagi pengguna. Penggunaan AR dalam konteks bisnis, dapat menjadi alat yang efektif untuk mendorong penjualan dan keterlibatan pelanggan.

Augmented reality berhasil menarik perhatian kita melalui berbagai penggunaan menarik. Ingat Pokemon Go? Penggunaan augmented reality yang unik menjadikannya salah satu penerapan unik dan populer pada saat itu bagi penggunanya. Namun kegunaan augmented reality tidak hanya terbatas pada game. Faktanya, beberapa kasus penggunaan penting terkonsentrasi di berbagai industri, termasuk fashion dan manufaktur mobil. Mari kita lihat mengapa sebuah bisnis perlu menggunakan augmented reality untuk meningkatkan penjualan.

Pengalaman interaktif AR yang meningkatkan keterlibatan pelanggan

AR untuk Mendorong Penjualan
AR meningkatkan keterlibatan pelanggan (Freepik)

Salah satu alasan utama mengapa bisnis harus mempertimbangkan penggunaan AR adalah kemampuannya untuk menciptakan pengalaman interaktif yang kuat. Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, keterlibatan pelanggan menjadi faktor kunci untuk meraih keberhasilan. AR memungkinkan pelanggan untuk berinteraksi langsung dengan produk atau layanan melalui perangkat mereka, memberikan rasa keterlibatan yang lebih dalam daripada sekadar melihat gambar atau deskripsi.

Integrasi augmented reality ke dalam strategi pemasaran sebagian besar berkisar pada fitur ‘coba sebelum membeli’. Di toko, pelanggan dapat menguji atau mencoba produk yang ingin dibeli sebelum membeli. Misalnya, sebuah perusahaan fashion dapat memungkinkan pelanggan menggunakan kamera smartphone untuk menempatkan konten pada tubuh mereka sebagai gambaran bagaimana pakaian tersebut jika digunakan. Ini membantu menghilangkan keraguan dan meningkatkan kepercayaan diri pelanggan dalam keputusan pembelian mereka. Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa masih banyak orang yang lebih memilih mengunjungi toko fisik dibandingkan membeli secara online.

Sebelumnya, platform online tidak dapat menawarkan fitur unik ini kepada pelanggannya. Namun kini, berkat augmented reality, orang dapat mencoba pakaian, sepatu, perhiasan, dan masih banyak lagi, dari kenyamanan rumah mereka. Berikut penjelasan dari contoh penggunaannya.

Pembeda dari pesaing

Dalam dunia bisnis yang kompetitif, membedakan dari pesaing sangat penting. Penggunaan AR dapat menjadi pembeda yang kuat bagi sebuah bisnis. Dengan memberikan pengalaman unik kepada pelanggan, brand dapat menarik perhatian lebih banyak orang dan membangun hubungan yang lebih mendalam dengan pelanggan.

Sebagai contoh, bisnis ritel dapat menggunakan AR untuk menciptakan toko virtual di mana pelanggan dapat berbelanja dan menjelajahi produk dalam lingkungan digital yang menarik. Ini memberikan pengalaman belanja yang berbeda dari toko-toko fisik atau situs web biasa, yang dapat mengundang pelanggan untuk kembali berbelanja lagi.

Meningkatkan kepercayaan pelanggan

AR mendorong penjualan
Industri makanan F&B dapat menggunakan AR untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan (Camonapp)

Salah satu kendala utama dalam berbisnis secara online adalah kurangnya interaksi fisik dengan produk sebelum transaksi terjadi. Hal ini dapat mengurangi kepercayaan pelanggan dan membatasi potensi penjualan. AR dapat membantu mengatasi masalah ini dengan memungkinkan pelanggan “melihat” dan “mencoba” produk dalam skala yang lebih realistis.

Misalnya, dalam industri fashion, pelanggan seringkali ragu tentang bagaimana pakaian akan cocok pada mereka. Dengan AR, pelanggan dapat menggunakan kamera ponsel mereka untuk mencoba pakaian secara virtual. Ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan mereka dalam pembelian, tetapi juga mengurangi risiko pengembalian barang yang telah dibeli.

Edukasi pelanggan tentang produk

Penggunaan AR juga dapat menjadi alat yang efektif untuk mengedukasi pelanggan tentang produk atau layanan suatu bisnis. Beberapa produk kompleks sulit dijelaskan hanya dengan kata-kata atau gambar statis. Dengan AR, bisnis dapat memberikan pengalaman visual yang mendalam untuk menjelaskan fitur dan fungsionalitas produk secara lebih baik.

Misalnya, dalam industri otomotif, AR dapat digunakan untuk mengedukasi pelanggan tentang berbagai fitur kendaraan, seperti bagaimana sistem navigasi bekerja atau bagaimana mesin beroperasi. Dengan memahami produk dengan lebih baik, pelanggan cenderung merasa lebih yakin dalam pembelian mereka. Mari kita lihat bagaimana berbagai brand dengan terampil menggunakan AR untuk menarik pelanggan dan mendorong penjualan mereka.

Visualisasi furnitur

AR untuk mendorong penjualan
Menggunakan AR untuk memvisualisasikan produk di tempat pelanggan berada (iStock Photo)

Pertanyaan seperti “Apakah furnitur ini cocok dengan ruangan yang ada di rumah” atau “Apakah warna furnitur ini akan cocok dengan warna dinding di rumah” sering kali muncul di benak pembeli di sebuah toko. Brand furnitur berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi masalah ini dengan membuat ruangan imitasi dan memamerkan furnitur mereka di sana. Namun hal tersebut tidak sepenuhnya menjadi solusi. Ruangan yang telah dibuat sebelumnya ini memiliki warna dan bentuk yang terbatas dan tidak akan pernah bisa meniru ruangan pelanggan yang sebenarnya.

Perusahaan furnitur seperti IKEA, dan aplikasi untuk mendesain seperti Amikasa, mengatasi hal ini dengan menciptakan pengalaman augmented reality yang membantu pelanggan memvisualisasikan furnitur yang ditempatkan di mana saja di rumah mereka. AR mendorong penjualan dan melibatkan konsumen untuk membeli produk yang lebih mahal. Pada tahun 2020, Furniture World melaporkan pertumbuhan penggunaan AR sebesar 600% melalui situs web pelanggannya dan peningkatan tingkat konversi sebesar 150%.

Uji coba makeup virtual

Produk makeup selalu memiliki pasar yang besar. Mencoba berbagai produk dan warna seringkali menjadi momok untuk bisnis jenis ini. Pertama, pelanggan akan menghabiskan banyak waktu untuk menguji produk, mengundang tatapan yang tidak diinginkan dari penjual karena hal tersebut menghalangi mereka untuk melayani pembeli potensial lainnya.

Brand seperti Maybelline, Benefit Cosmetics, dan Sephora telah memecahkan masalah ini dengan meluncurkan aplikasi AR yang dapat digunakan untuk mencoba berbagai produk sesuai keinginan pelanggannya. Hal ini membantu memperkecil jumlah produk yang akan dicoba oleh pelanggan secara fisik, sehingga menghemat banyak waktu bagi pelanggan dan staf penjualan.

Hal ini berdampak signifikan pada beberapa bisnis. Misalnya, penjualan e-commerce L’Oreal meroket sebesar 49% pada tahun 2019, yang sebagian besar didorong oleh konsumen yang berkesempatan mencoba riasan menggunakan AR sebelum membelinya.

Demo kendaraan virtual

Virtual showroom milik Honda
Virtual showroom milik Honda (MetaNesia)

Pembeli mobil sangat memahami rasa frustrasi dalam memilih model yang tepat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Model dan warna yang tersedia di showroom mungkin tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Ukuran showroom yang terbatas memungkinkan hanya menampilkan beberapa mobil tertentu. Model lainnya hanya dapat dilihat dalam bentuk gambar kecil di katalog.

Bayangkan, calon pembeli bisa menjelajahi model dan warna yang mereka butuhkan sebelum membeli. Brand seperti Toyota, BMW, dan Audi telah mencapai hal ini melalui aplikasi khusus berbasis AR. Dengan aplikasi seperti ini, calon pembeli bisa:

  • Memilih model dan warna mobil
  • Melihat eksterior dari berbagai sudut
  • Memperbesar bagian mana pun dari mobil yang ada
  • Mengubah latar belakang mobil ke lingkungan yang berbeda untuk melihat tampilannya di luar showroom
  • Melihat ke setiap sudut dan celah interior

Fitting room virtual

Fitting room bisa dibilang salah satu bagian yang paling banyak dikunjungi di toko pakaian mana pun. Sebuah survei menunjukkan bahwa wanita menghabiskan hampir 400 jam untuk berbelanja pakaian setiap tahunnya, dan sebagian besar waktunya dihabiskan di fitting room. Untuk mengurangi waktu yang dihabiskan, beberapa bisnis telah menerapkan fitting room virtual di toko mereka. Pengunjung dapat mencoba berbagai desain dan warna hanya dengan berinteraksi dengan cermin interaktif.

Brand seperti Ralph Lauren, Uniqlo, dan Zara telah berhasil menerapkan fitting room virtual alias “cermin ajaib” di beberapa tokonya di dunia. Beberapa dari aplikasi ini bahkan memungkinkan pengunjung berbagi gambar melalui media sosial.

Mencoba sepatu virtual

Kita dibombardir oleh banyaknya pilihan sepatu yang dapat digunakan di berbagai acara dan aktivitas. Dan sebagian besar transaksi disebabkan oleh penjualan e-commerce. Namun, banyak orang yang ragu untuk membeli sepatu secara online karena tidak bisa memilih ukuran dan warna yang tepat. Ya, meskipun beberapa brand sangat detail dalam tabel ukurannya, tetapi hal ini tidak membantu memvisualisasikan tampilan sepatu tersebut.

Brand seperti Adidas dan Lacoste menyadari masalah ini dan mengatasinya dengan aplikasi AR mereka. Konsumen dapat menggunakan kamera smartphone-nya untuk fokus pada kaki dan mencoba berbagai sepatu, lalu memesan yang dirasa cocok.

Tahun 2020 telah menunjukkan kepada kita bahwa transformasi digital adalah cara untuk bertahan hidup bagi banyak bisnis, dan ritel berada di urutan teratas. Pengalaman pengguna yang mendalam, aplikasi yang menarik, dan fungsi yang sesuai adalah hal-hal yang memenangkan persaingan saat ini. Dan AR adalah salah satu alat untuk memastikan hal ini.

Apakah AR akhirnya penting untuk bisnis?

Penggunaan augmented reality dalam bisnis memiliki potensi besar untuk meningkatkan penjualan dan keterlibatan pelanggan. Dengan menciptakan pengalaman interaktif, membedakan diri dari pesaing, meningkatkan kepercayaan pelanggan, dan mengedukasi pelanggan tentang produk, bisnis dapat meraih keunggulan kompetitif yang signifikan.

Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan AR haruslah relevan dengan produk atau layanan pada bisnis. Terlalu banyak elemen AR yang tidak relevan atau terlalu rumit dapat mengganggu pelanggan dan merugikan pengalaman mereka. Oleh karena itu, langkah pertama adalah memahami dengan baik bagaimana AR dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan yang lebih baik dan lebih bermakna.


Itulah informasi mengenai penerapan AR pada bisnis untuk mendorong penjualan. Dengan perkembangan teknologi yang terus berlanjut, penggunaan AR di bidang apa pun akan menjadi lebih canggih dan terjangkau. Kunjungi blog MetaNesia untuk mengetahui informasi lain seputar blockchain, AR, VR, dan teknologi imersif metaverse lainnya.

Tertarik untuk menggunakan layanan augmented reality dan virtual reality? Segera hubungi customer service kami melalui WhatsApp untuk bertanya dan berkonsultasi secara gratis. Rasakan juga pengalaman dunia virtual yang menakjubkan dengan bergabung bersama MetaNesia.

Bagikan ini: