Penerapan Teknologi Virtual Reality untuk Demensia

Penerapan Teknologi Virtual Reality untuk Demensia

Virtual Reality untuk demensia
Photo by: WIRED

Tahukah kamu, jika sekarang terdapat penerapan teknologi virtual reality untuk demensia? Virtual reality (VR) memang sangat identik dengan games maupun pelatihan. Dengan terus berkembangnya teknologi virtual reality di dunia, hal ini sangat mempengaruhi beberapa industri besar salah satunya yakni industri kesehatan. 

Dalam industri kesehatan, virtual reality biasanya digunakan untuk membantu pelatihan para dokter melakukan operasi bedah maupun perawat mempelajari penggunaan alat operasional rumah sakit. Dalam beberapa tahun terakhir terdapat banyak penelitian, baik dari universitas maupun penelitian independen terkait teknologi VR yang dapat membantu perawatan untuk penderita dementia.

Perbedaan penyakit alzheimer dan demensia

Penyakit demensia sering kali disebut sebagai penyakit alzheimer. Namun, apakah kedua penyakit ini sama?

Penjelasan penyakit demensia

Demensia merupakan kumpulan dari gejala gangguan otak seseorang. Penyakit ini mengakibatkan hilangnya ingatan memori, bahasa maupun kemampuan seseorang akibat adanya penurunan fungsi otak. Seseorang yang menderita demensia juga memiliki ketidakstabilan kondisi mental yang dapat menyerang gangguan fungsi otak.

Penyakit dementia bukan merupakan penyakit yang spesifik, artinya masih belum diketahui penyebab penyakitnya. Demensia sendiri memiliki berbagai jenis, salah satunya adalah Alzheimer.

Penjelasan penyakit alzheimer

Adapun penyakit Alzheimer merupakan salah satu bentuk demensia sekaligus menjadi penyebab paling umum dari demensia. Penyakit ini memiliki dampak pada bagian otak yang mengontrol kemampuan seseorang untuk berpikir, mengingat, dan berkomunikasi dengan bahasa. 

Penyakit alzheimer biasanya dialami oleh orang tua dengan rentan usia 45-64 tahun. Alzheimer sendiri disebabkan oleh beberapa faktor seperti isolasi sosial dan berkurangnya komunikasi dari kerabat yang menyebabkan kesepian. Gejala utama yang paling umum terjadi yakni kehilangan ingatan dan kebingungan bagi penderitanya.

Penurunan fungsi otak tersebut sangat progresif, sehingga dapat menghancurkan ingatan dan fungsi mental penting lainnya. Sel yang terdapat di jaringan otak sedikit demi sedikit mati dan akhirnya merusak memori.

Gejala penyakit alzheimer cenderung memburuk dari waktu ke waktu, dengan kondisi sebagai berikut:

  • Kesulitan mengingat peristiwa baru-baru ini (sering mempertahankan ingatan yang baik pada peristiwa masa lalu)
  • Konsentrasi yang buruk
  • Kesulitan mengenali orang maupun benda
  • Keterampilan bekerja yang menurun
  • Kebingungan
  • Disorientasi (tidak mengetahui waktu, tempat dan identitas diri sendiri) ​​
  • Lambat saat berbicara 
  • Kacau saat berbicara 
  • Berulang-ulang saat berbicara
  • Kesulitan melakukan tugas sehari-hari masalah dengan pengambilan keputusan

Demensia dan alzheimer adalah istilah yang sering digunakan bergantian. Walaupun hampir sama, faktanya alzheimer berbeda dengan demensia. 

Namun, penyakit tersebut harus ditangani dengan segera. Kelambatan penanganan akan berdampak pada kerusakan saraf biologis (neurologis), keadaan mental serta dampak jangka panjang pada hubungan sekitar. Selain itu, penderita dementia juga akan mengalami perubahan penglihatan, pendengeran serta pola tidur yang dapat menyebabkan depresi dan membahayakan fungsi kognisi.

Terapi virtual reality untuk demensia
Photo by: Healthline

Penemuan penelitian dan jurnal terkait penderita penyakit dementia

Dalam beberapa publikasi penelitian dan jurnal, terdapat penemuan yang dilakukan terkait penyakit demensia. Beberapa publikasi internasional melalui jurnal penelitian oleh National Library of Medicine mengungkapkan bahwa isolasi sosial dapat memberikan resiko 50% yang mengakibatkan timbulnya penyakit alzheimer. 

Dalam penelitian menurut Dementia UK, juga mengungkapkan bahwa penderita dementia biasanya mengalami kerusakan otak akibat stroke. Nama penyakit khusus dementia ini adalah dementia vascular.

Alzheimer’s Society juga menyatakan bahwa dementia merupakan penyakit yang sangat ditakuti oleh sistem kesehatan masyarakat dan pemerintah Inggris. Penyebabnya yakni penyakit ini sangat sulit ditangani. 

WHO juga meneliti, jumlah penderita dementia di dunia saat ini diperkirakan mencapai 47 juta. Di mana, akan mengalami peningkatan menjadi 78 juta penderita pada tahun 2030 dan akan meningkat tiga kali lipat pada 2050.

Hubungan penderita demensia dan psychiatric 

Alzheimer atau demensia memiliki hubungan dengan masalah kesehatan yang ditangani oleh psikiater. Psikiater atau dokter kejiwaan dapat mengidentifikasi gangguan mental yang kompleks seperti penyakit demensia karena terdapat 200 gangguan otak penderita. Sayangnya, pengobatan yang dapat membantu perawatan penyakit ini masih sangat langka dan belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini.

Sehingga, perawatan yang dilakukan oleh psikiater yakni melalui terapi kenangan. Terapi ini merupakan praktik di mana lansia mengingat masa muda mereka.

Hal tersebut dilakukan dengan cara mendengarkan musik favorit atau melihat foto pribadi mereka terdahulu. Melalui metode tersebut, hal ini dapat membangkitkan kenangan dan kegembiraan untuk penderita.

Dalam hal ini, virtual reality dapat dimanfaatkan untuk membantu pengobatan pencegahan demensia yang dapat meningkatkan semangat, keterlibatan, kognisi, merangsang kewaspadaan mental, dan mengurangi kecemasan. Yuk, simak manfaat penggunaan teknologi VR untuk demensia.

demensia dan alzheimer
Photo by: The Daily Beast

Manfaat penggunaan teknologi virtual reality untuk dementia

Mengenal teknologi virtual reality

Virtual reality adalah lingkungan yang dihasilkan komputer dengan tampilan objek yang tampak nyata, di mana pengguna dibuat serasa masuk ke dalam lingkungan tersebut. Lingkungan ini dapat kita rasakan melalui perangkat berupa headset, kacamata hingga sarung tangan virtual reality. 

VR dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal seperti permainan online, simulasi pelatihan, hingga suatu acara virtual. Sebagai contoh, pengguna bisa menggunakan VR untuk bermain, mempelajari cara melakukan operasi jantung, hingga mengikuti terapi untuk pengobatan penyakit demensia.

Perawatan dengan virtual reality untuk demensia

Kompleksnya penyakit demensiamenimbulkan kesulitan dalam pengobatan, karena penyakit ini hanya dapat dicegah melalui beberapa perawatan khusus. Melalui jurnal publikasi oleh Universitas Kent UK, mengungkapkan bahwa teknologi virtual reality dapat membantu perawatan. Perawatan tersebut dibentuk sebagai pencegahan untuk penderita demensia dengan memperlambat perkembangan demensia melalui konten yang ditawarkan. 

Perawatan dengan virtual reality
Photo by: New York Times

Konten yang terdapat dalam VR headset dirancang khusus untuk membantu penderita demensia. Salah satu caranya yakni dengan menghubungkan orang yang mereka cintai, bahkan saat mereka tidak berada di ruangan yang sama. Sehingga, fitur khusus disesuaikan dengan keperluan penderita seperti personalisasi suara maupun gambar. 

Contoh lainnya yakni seperti dapat berkomunikasi langsung dengan kerabat, menghadirkan visualisasi sentimental untuk dikenang. Secara keseluruhan, VR mewakili alat yang menjanjikan untuk mempromosikan kesejahteraan pada penyandang alzheimer, dengan memberikan dampak positif dalam aspek kesejahteraan emosional, sosial, dan fungsional.

VR juga memberikan konsep simulasi bagaimana rasanya hidup bersama untuk meningkatkan empati bagi penderita. Melalui hal ini, teknologi VR dapat mulai mengisi celah dalam terapi alzheimer di masa kini.  

Penemuan penelitian manfaat VR untuk demensia lainnya dilakukan oleh University’s School of Engineering and Digital Arts (EDA). Penelitian tersebut mengemukakan bahwa teknologi VR dapat membantu penderita demensia untuk mengingat kenangan yang hilang di masa lalu. Virtual reality juga dapat meningkatkan kualitas perawatan, yang mempengaruhi kesejahteraan hidup penderita demensia. 

Perangkat Virtual Reality
Photo by: WIRED

Labirin virtual pendeteksi demensia alzheimer

Ilmuwan perawatan alzheimer dari Jerman juga menerbitkan sebuah studi. Di mana mereka mengembangkan labirin virtual untuk membantu mendeteksi alzheimer. Dari penelitian tersebut, ilmuwan menguji orang-orang yang berusia antara 18-30 tahun dan meminta mereka mencoba labirin VR tersebut.

Penelitian ini terbukti berhasil secara akurat mengidentifikasi subjek yang memiliki genetik penyakit alzheimer. Melalui teknologi VR, ilmuwan dapat mendiagnosis pasien berisiko tinggi pada usia 18 tahun sekalipun. Hal ini tentunya bisa membantu penderita untuk merencanakan pengobatan alzheimer di masa mendatang.

Teknologi virtual reality juga menjadi intervensi yang  aman, layak, dan efektif bagi penderita demensia. Keefektifan VR telah dinilai baik oleh psikiater meskipun tidak berdampak bagi beberapa orang. 

Pada penelitian D’cunha tahun 2019 lalu, virtual reality juga memberikan kenyamanan guna meningkatkan kualitas hidup, interaksi sosial, dan kesejahteraan psikologis. Studi literatur lainnya juga dilakukan Kim tahun 2019 juga mengemukakan bahwa virtual reality dapat menjadi intervensi untuk penderita demensia dengan menghasilkan efek kecil hingga sedang. Sehingga, dapat disimpulkan intervensi virtual reality merupakan tipe interaksi semi impresif.

Teknologi virtual reality untuk demensia yang digunakan

Pada studi literatur oleh jurnal keperawatan didapatkan bahwa ada berbagai jenis teknologi VR yang dapat digunakan untuk penderita demensia. Berikut beberapa jenis diantaranya:  

virtual reality untuk demensia melalui MCI (Mild Cognitive Impairment) 

Jenis teknologi VR yang satu ini dibentuk dengan konsep untuk mengingat memori dan bahasa pasien sehari-hari. Hal ini diperlukan untuk melatih fungsi kognitif penderita.

virtual reality untuk demensia melalui HMD VR (Head Mounted Display Virtual Reality) 

HMD VR merupakan teknologi virtual reality yang menyediakan layar di depan mata melalui VR headset. Layar tersebut memproyeksikan visual langsung di retina penggunanya.

virtual reality untuk demensia melalui VRF (Virtual Reality Forest)  

Virtual Reality Forest juga dapat digunakan untuk pengobatan penderita demensia dengan konsep visual hutan yang imersif dan tampilan 360. Pengguna juga dapat menikmatinya dengan VR Headset maupun menikmatinya dengan menggunakan layar desktop.

Pada umumnya, teknologi virtual reality pada demensia ringan dapat berdampak pada peningkatan kewaspadaan dan mengalami lebih banyak kesenangan untuk meningkatkan kemampuan bergerak.

Risiko penggunaan VR pada pasien demensia

Virtual reality juga dapat memberi perasaan aman, nyaman dan dapat menurunkan kecemasan bagi penderita. Namun, perlu diperhatikan bahwa virtual reality dapat menimbulkan risiko kesehatan pada penderita. 

Resiko tersebut seperti terjadi halusinasi, hilangnya keseimbangan tubuh, vertigo, pusing, mual, muntah, sakit kepala, ketegangan mata, dan kecemasan yang datang secara tiba-tiba. 

Hal tersebut juga diteliti oleh senior Badan Amal Demensia Inggris yakni Dr. Karen Harrison-Dening. Ia sangat menyambut baik teknologi virtual reality sebagai alat yang membantu para penderita dementia dalam melakukan pencegahan dan perawatan.

Namun, perlu diperingatkan agar lebih berhati-hati dalam menggunakan teknologi ini untuk pengobatan. Karena beberapa penderita mengalami mispersepsi yang bisa menyebabkan kebingungan bagi penderita membedakan dunia nyata

Dalam hal tersebut, dapat dinyatakan bahwa teknologi VR telah memberikan dampak dan memberikan kontribusi yang besar walaupun dengan cara yang terbatas. Namun, hal ini perlu penelitian lebih lanjut untuk memaksimalkan proses pengobatan penyakit tersebut.


Nah, itulah manfaat dari teknologi virtual reality untuk pencegahan penyakit demensia. Penasaran dengan informasi lain seputar pemanfaatan teknologi virtual reality? Kunjungi metaNesia untuk mendapatkan jawabannya!

Bagikan ini: